Minggu, 11 Desember 2011

Memekku Basah


Tokoh Utama :

  1. Inez
  2. Mas Hide
  3. Pak Mat

Tokoh Figuran :

  • Penjaga Villa

Jumat berikutnya setelah training, mas Hide menelponku mengatakan bahwa offer kedua sudah siap.
“Terus mau ditandatangani dimana mas?” Tanyaku, karena aku tau pasti dia minta bonusnya juga.
“Kita ke villa saja ya, kamu bawa daleman yang seksi beberapa ya”, jawabnya. “Nanti sabtu pagi aku jemput kamu”.
Sabtu paginya aku sudah siap2 membawa beberapa daleman yang seksi dan mengenakan pakaian yang seksi juga. Aku memakai celana ketat dan tanktop yang juga ketat, toketku ngintip dari belahan tank topku yang rendah. Dalemannya sengaja aku pake yang bentuk bikini yang hanya ditalikan, supaya dia cepat kalau mau melepaskannya.
“Wow, seksi sekali kamu Nes, belum apa2 aku sudah mulai ngaceng nih”, katanya ketika aku masuk kemobil dan duduk disebelahnya. Akhirnya mobil joke meluncur ke arah luar kota.

“Vilanya jauh mas?” tanyaku.
“Kenapa, udah nggak sabar ya pengen dikerjain. Nggak jauh kok pale sejam sudah nyampe”, jawabnya menggodaku.
Sepanjang perjalanan aku ngobrol saja dengan dia. Dia menanggapi obrolanku dengan santai juga, kadang tangannya mengelus pahaku.
“Yang udah gak tahan Ines atau mas”, godaku sambil membiarkan tangannya mengelus2 pahaku.
Rabaannya semakin lama membuatku semakin napsu. Kubuka pahaku agak lebar. Melihat aku mengangkangkan pahaku, tanggannya bergerak ke atas ke selangkanganku. Jari2nya mulai mengelus belahan memekku dari luar. Wow rasanya, aku sudah gak sabar lagi untuk dientot. CDku langsung menjadi lembab karena cairan memekku membanjir.
“Mas”, kataku, “Ines udah basah mas”.
“Udah napsu banget ya Nes, aku juga sudah napsu, sebentar lagi sampe kok”.
Kami memasuki gerbang vilanya. vilanya tidak terlalu besar, sebuah vila yang sangat asri. Halamannya lumayan luas mengelilingi bangunan vila indication country, sehari-hari hanya dijaga oleh sepasang suami istri usia setengah baya. Rupanya mereka tidak terkejut oleh kehadiran ku, mungkin dia sebelumnya sudah biasa mengajak perempuan lain ke vila ini, sehingga pasangan suami istri ini tidak begitu peduli dengan siapa diriku. Istri penjaga vila itu tidak membutuhkan waktu lama untuk menyajikan kopi dan teh dalam teko, sementara suaminya di luar sana sedang sibuk mencuci mobil, mungkin tugas ini sudah rutin dilakukannya saat mas Hide datang berkunjung ke vilanya. Tak lama kemudian si istri kembali masuk ke dalam ruangan dimana kami duduk sambil membawa kacang, singkong dan jagung rebus. Seselesainya si bapak membersihkan mobil, mereka pamitan. Rupanya mereka tau bahwa mas Hide tak ingin diganggu selama bersamaku. Setelah beristirahat sejenak mas Hide mengajakku melihat2 vilanya. Di halaman belakang ada kolam renang kecil yang dinaungi oleh rimbunnya pepohonan yang ada. Tembok tinggi menghalangi pandangan orang luar yang mau mengintip ke dalam.
”Mau berenang?” tanyanya.
“Yuk”, jawabku. “Aku pake daleman bikini kok”.
“Gak pake apa2 lebih baik” katanya tersenyum.
Aku langsung saja melepas tanktopku, kemudian kulepas celana ketatku. Pakaian kuletakkan di dipan yang ada dipinggir kolam. Dipan itu ada matras tipisnya dan dipayungi rimbunnya pohon. Dia melotot memandangi tubuhku yang hanya berbalut daleman bikini. Karena CDku mini, jembutku yang lebat berhamburan dari bagian atas, kiri dan kanan CDku. Segera aku mencebur ke kolam, sementara dia membuka kaos dan celananya, sehingga hanya memakai CD. kontolnya kelihatan besar, karena sudah ngaceng, tercetak jelas di CDnya. Kemudian dia joke nyebur ke kolam, menghampiriku dan memelukku.
Bibirku diciumnya, lidah kami saling berbelit. Tangannya mulai menarik ikatan braku sehingga terlepas, kemudian meremas2 toketku sambil memlintir pentilnya. Segera pentilku menjadi keras.
“Toketmu kenceng ya Nes,pentilnya gede.”, katanya.
Aku diam saja sambil menikmati remasan tangannya.kontolnya yang keras menekan perutku.
“Mas, ngacengnya sudah keras banget”, kataku. “Kita ke dipan yuk”
Aku sudah tidak bisa menahan napsuku lagi. Segera aku keluar kolam membawa braku yang sudah dilepas. Aku telentang didipan, menunggu dia yang juga sudah keluar dari kolam. Dia berbaring disebelahku, bibirku kembali diciumnya dengan penuh napsu dan tangannya kembali meremas2 toketku sambil memlintir2 pentilnya.
“Isep dong Mas..” pintaku sambil menyorongkan toketku itu ke wajahnya.
Langsung toketku disepnya dengan penuh napsu. Pentilku dijilatinya.
”Ohh.. Sstt..” erangku keenakan. Jarinya mulai mengelus jembutku yg nongol keluar dari CDku, kemudian disusupkannya ke dalam CD-ku.
Jarinya langsung menyentuh belahan bibir memekku dan digesek-gesekkan dari bawah ke atas. Gesekannya selalu berakhir di itilku sehingga menimbulkan kenikmatan yang luar biasa. Memekku langsung berlendir, rasanya lendir juga membasahi seluruh bagian dinding dalam memekku.
 “Oo.. Ooh! Uu.. Uuh!” desahku sambil menekan tangannya yang satunya untuk terus meremas-remas toketku. Aku sungguh sudah tidak tahan lagi,
“Mas, Ines udah gak tahan nih”. Tali ikatan CD-ku di kiri dan kanan pinggang digigit dan ditarik dengan giginya sehingga terlepas. Kedua kaki kukangkangkan sehingga tampak jelas bulu jembutku yang lebat. Dia kembali meraba dan mengelus memekku. Dia menyelipkan jarinya ke belahan memekku yang sudah basah dan menyentuh dinding dalam memekkku.
“Mas..! Aduuh! Ines sudah enggak tahan, udah pengen dimasukkin”, pintaku. Bukannya langsung memenuhi permintaanku malah jarinya beralih menggosok-gosok itilku.
“Aduuh! mas..nakal!” seruku. Aku joke semakin tidak karuan, kuremas kontolnya yang sudah keras sekali dari luar CD nya. Toketku yang sudah keras sekali terus saja diremas2, demikian juga pentilku.
“Ayo dong mas dimasukin, aku sudah benar-benar enggak kuu.. at!” rengekku lagi. Kemudian dimasukkannya jarinya ke dalam memekku yang sudah basah kuyup. Dengan tanpa menemukan kesulitan jarinya menyeruak masuk ke dalam memekku. Aku belum pernah hamil apa lagi melahirkan, jadi sebenarnya memekku joke masih sempit sekali, namun dalam kondisi basah seperti ini, memekku menjadi mudah dimasuki jarinya. Memekku langsung dikorek2, dindingnya digaruk-garuk. Benjolan seukuran ibu jari yang tumbuh di dalam liang memekku dimainkannya dengan ujung jarinya hingga badanku tiba-tiba menggigil keras dan kugoyang-goyangkan pantatku mengikuti permainan ujung jarinya. Dia menelungkup diselangkanganku dan mulutnya langsung mengulum bibir memekku. Cairan yang membasahi sekitar selangkanganku dijilatinya dan setelah bersih bibirnya kembali mengulum bibir memekku. Kemudian giliran itilku mendapat giliran dikulum dan dilumat dengan mulutnya. Jari tangannya kembali menyeruak masuk ke dalam memekku, aku benar-benar hampir pingsan dibuatnya. Tubuhku kembali terguncang hebat, kakiku jadi lemas semua, otot-otot perutku jadi kejang dan akhirnya aku nyampe, cairan memekku yang banjir ditampung dengan mulutnya dan tanpa sedikit joke merasa jijik ditelan semuanya. Aku menghela napas panjang, dia masih dengan lahapnya melumat memekku sampai akhirnya selangkanganku benar-benar bersih kembali. Memekku terus diusap2nya, demikian juga itilku sehingga napsuku bangkit kembali.
“Terus Mas.. Enak..” desahku. “Ayo dong Mas.. Ines udah nggak tahan”.
Tetapi dia masih tetap saja menjilati dan menghisap itillku sambil meremas2 toket dan pentilku. Dia melepaskan CDnya, kontolnya yang besar dan lumayan panjang sudah ngaceng keras sekali mengangguk2. Aku dinaikinya dan segera dia mengarahkan kontolnya ke memekku. Perlahan dimasukkannya kepala kontolnya.
“Enak Mas..” kataku dan dia sedikit demi sedikit meneroboskan kontolnya ke memekku yang sempit. Memekku terasa sesek karena kemasukan kontol besar, setelah kira-kira masuk separuh lebih kontolnya mulai dienjot keluar masuk.
“Terus Mas.. kontolnya enak” erangku keenakan. Dia terus mengenjot memekku sambil menyorongkan dadanya ke mulutku. Pentilnya kuhisap. Belum berapa lama dienjot, dia mengajak tukar posisi. Sekarang aku yang diatas Kuarahkan memekku ke kontolnya yang tegak menantang. Dengan liar aku kemudian mengenjot tubuhku naik turun. Toketku yang montok bergoyang mengikuti enjotan badanku. Dia meremas toketku dan menghisap pentilnya dengan rakus.
“Mas.. kontolnya besar, keras banget..”, aku terus menggelinjang diatas tubuhnya.
“Enak Nes?’ tanyanya.
“Enak Mas.. Entotin Ines terus Mas..”
Dia memegang pinggangku yang ramping dan menyodokkan kontolnya dari bawah dengan cepat. Aku mengerang saking nikmatnya. Keringatku menetes membasahi tubuhnya.
Akhirnya, “Ines nyampe Mas” jeritku saat tubuhku menegang merasakan nikmat yang luar biasa. Setelah itu tubuhku lunglai menimpa tubuhnya. Dia mengusap-usap rambutku sambil mencium bibirku. Setelah beberapa saat, kontolnya yang masih ngaceng dicabut dari dari memekku. Aku ditelentangkannya, dan dia naik ke atasku. Kembali memekku dijilatinya. Kedua lututku didorongkannya sedikit ke atas sehingga bukit memek ku lebih menungging menghadap ke atas, pahaku lebih dikangkangkannya lagi, dan lidahnya dijulurkan menyapu celah-celah memekku. Lidahnya dijulurkan dan digesekkan naik turun diujung itil ku. Aku hanya bisa merasakan nikmatnya sambil meremas- remas kontolnya dengan penuh nafsu. Cairan lendir yang keluar kembali dari memekku dengan lahap dihisapnya. Bibirnya terus mencium dan melumat habis bibir memekku. Dapat kurasakan hisapan mulutnya yang kuat menghisap memekku, lidahnya menjulur masuk ke dalam memekku dan sempat menyentuh dinding bagian dalamnya. Saking dalamnya mulutnya menekan memekku, hidungnya yang mancung menempel dan menekan itilku. Aku kembali merasakan kenikmatan lebih, apa lagi saat wajahnya dengan sengaja digeleng-gelengkan ke kiri dan ke kanan dengan posisi hidungnya tetap menempel di itilku dan bibirnya tetap mengulum bibir memekku sambil lidahnya terus mengorek memek ku. Aku tak kuasa membendung napsuku.
“Oocch! Mas.. Teruuus! Aku nyampe lagi mas”, suaraku semakin parau saja.
Kugoyangkan pantatku mengikuti irama gesekan wajahnya yang terbenam di selangkanganku. Kujepit kepalanya dengan pahaku, badanku menggigil hebat bagaikan orang kejang. Aku menarik nafas panjang sekali, semua cairan memekku dihisap dan ditelannya dengan rakus sekali hingga habis semua cairan yang ada di sekitar memekku.Dia tetap dengan asyiknya menjilati memekku. Kemudian jilatannya naik ke atas, ke arah perutku. Lidahnya bermain-main di pusarku, sambil tangannya langsung meraba dan meremas kedua toketku, jilatannya juga semakin naik menuju toketku. Jengkal demi jengkal jilatannya semakin naik. Mulutnya sudah sampai ke dadaku. Kini giliran toketku dijilatinya, mulutnya seakan ingin menelan habis toketku, lidahnya kini menari-nari di ujung pentil ku. Jari tangan kanannya meraba-raba selangkanganku, menggesek- gesek itilku hingga memekku basah lagi, nafsuku naik kembali. Sementara tangan kirinya tetap meremas toketku dan tangan kanannya tetap bergerilya di memekku, bibirnya kini mencium dan melumat bibirku. Kubalas lumatan bibirnya dengan penuh nafsu, kujulurkan lidahku masuk ke rongga mulutnya. Dia menghisap lidahku, secara bergantian dia juga menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku dan kubalas dengan hisapan pula.
Kini dia membetulkan posisinya sehingga berada di atasku, kontol nya sudah mengarah ke hadapan memekku. Aku merasakan sentuhan ujung kontolnya di memekku, kepala kontol nya terasa keras sekali. Dengan sekali dorongan, kepala kontolnya langsung menusuk memekku. Ditekannya sedikit kuat sehingga kepala kontol nya terbenam ke dalam memekku. Walau kontol nya belum masuk semua, aku merasakan getaran-getaran yang membuat otot memekku berdenyut, cairan yang membasahi memekku membuat kontolnya yang besar mudah sekali masuk ke dalam memekku hingga dengan sekali dorongan lagi maka kontolnya masuk kedalam sarangnya, bleeeeess.. Begitu merasa kontolnya sudah memasuki memek ku, kubalik badannya sehingga kembali aku berada di atas tubuhnya, kududuki batang kontol nya yang cukup panjang itu. Kugoyangkan pantatku dan
kuputar-putarkan, kukocok naik turun hingga kontolnya keluar masuk memekku, dia meremas- remas kedua toketku. Lebih nikmat rasanya ngentot dengan posisi aku diatas karena aku bisa mengarahkan gesekan kontol besarnya ke seluruh bagian memekku termasuk itilku. Kini giliran nya yang tidak tahan lagi dengan permainanku, ini dapat kulihat dari gelengan kepalanya
menahan nikmat yang sebentar lagi tampaknya akan ngecret. Dan ternyata benar juga, dia
memberikan aba-aba padaku bahwa dia akan ngecret.
“Kita nyampe sama-sama..mas”, rintihku sambil mempercepat kocokan dan goyangan pantatku.
“Aa.. Aacch!” Akupun nyampe lagi, kali ini secara bersamaan dengan dia, bibir memekku berkedutan hingga meremas kontolnya. Pejunya dan lendir memekku bercampur menjadi satu membanjiri memekku. Karena posisiku berada diatas, maka cairan kenikmatan itu mengalir keluar merembes melalui kontolnya sehingga membasahi selangkanganku, banyak sekali dan kurasakan sedikit lengket-lengket agak kental cairan yang merembes keluar itu tadi. Kami berdua akhirnya terkulai lemas di dipan. Posisiku tengkurap di sampingnya yang terkulai telentang memandang rimbunnya dedaunan.
“Mas, pinter banget sih ngerangsang Ines sampe berkali2 nyampe, udah gitu kontol mas kalo udah masuk terasa sekali gesekannya, abis gede banget sih”, kataku.
“Memekmu juga nikmat sekali Nes, peret banget deh, kerasa sekali cengkeramannya ke kontolku”, jawabnya sambil memelukku. Kami berdua sempat tertidur cukup lama karena kelelahan dan tiupan angin sejuk sepoi2. Ketika terbangun, kami masuk ke vila karena dia mengajakku mandi.
“Kita mandi sama-sama yuk!” ajaknya, “Badanku lengket karena keringat”. Kami masuk ke vila menuju ke kamar mandi beriringan sambil berpelukan, bertelanjang bulat.
Kamar mandinya tidak terlalu besar namun cukup bagus, ada ruangan berbentuk segi empat di dalam kamar mandi, bentuknya kira-kira seperti lemari kaca. Kami berdua masuk ke dalamnya dan menyalakan shower, aku dan dia saling bergantian menggosok tubuh kami, demikian pula saat menyabuni tubuh kami lakukan bergantian, saling raba, saling remas, bibir kami saling pagut bergantian. Dia menjulurkan lidahnya ke dalam mulutku yang kusambut dengan hisapan, dan secara berganSantin pula kujulurkan lidahku ke dalam mulutnya. Diapun menyambutnya dengan lumatan. Rabaan tangannya berpindah ke toketku. Diremas-remasnya toketku yang mulai mengencang lagi pertanda napsuku bangkit lagi. Tanganku joke tidak mau kalah, kuraih kontolnya yang kembali sudah berdiri tegak dan kukocok-kocok lembut dengan jariku. Ujung kontolnya sesekali menyenggol bagian depan pangkal pahaku. Luar biasa staminanya, barusan selesai ngecret di memekku sudah ngaceng lagi.
“Betul kan, kalo cewek jembutnya lebat pasti napsunya besar, kaya kamu ya Nes”, katanya. Kuarahkan kontolnya ke belahan bibir memekku. Dengan menggunakan tanganku, kugesek- gesekkan ujung kontolnya ke belahan bibir memekku. Kutempelkan ujung kontolnya ke ujung itilku dan kugesek-gesekkan naik turun. Kini memekku kembali mengeluarkan cairan bening.Lalu dia mematikan showering sambil duduk di samping bathtub. Aku dipangkunya dengan posisi memunggunginya.kontolnya yang sudah ngaceng keras kembali dimasukkannya ke dalam memekku dalam posisi seperti itu. Karena kondisi bathtub yang sempit mengharuskan posisiku merapatkan pahaku, maka memekku menjadi kian sempit saja. Awalnya agak sulit juga kontolnya masuk kedalam memekku. Tetapi dengan sedikit bersusah payah akhirnya ujung kontolnya berhasil menyeruak ke dalam memekku yang kubantu dengan sedikit menekan badanku kebawah, dan kuangkat kembali pantatku hingga lama kelamaan akhirnya berhasil juga kontolnya amblas semua ke dalam memekku. Dengan posisi begini membuatku harus aktif mengocok kontolnya seperti di kolam renang tadi dengan cara mengangkat dan menurunkan kembali pantatku, sehingga memekku bisa meremas dan mengocok-ngocok kontolnya. kontolnya terasa sekali menggesek-gesek dinding bagian dalam memekku. Saat aku duduk terlalu ke bawah, kontolnya terasa sekali menusuk keras memekku, nikmat yang kurasakan tidak dapat kulukiskan dengan kata-kata lagi. Memekku semakin lama semakin basah sehingga keberadaan kontolnya dalam memekku sudah tidak sesesak tadi. Kini aku joke sudah tidak kuat lagi menahan napsuku. Aku tidak mampu lagi mengangkat dan menurunkan pantatku seperti tadi, kini aku hanya bisa terduduk dalam posisi kontolnya masih tertancap di dalam memekku. Kugoyang-goyangkan saja pantatku sambil duduk di pangkuannya, persis seperti layaknya Inul menggoyangkan pinggul dan pantatnya, ngebor diatas panggung saat menyanyi. Kedua tangannya sedari tadi asyik meremas kedua toketku. Pentilku dicubit dan dipilin-pilinnya sehingga menimbulkan sensasi tersendiri bagiku. Dia rupanya tidak mampu bertahan lama merasakan goyang ngebor gaya Inul yang kulakukan.
“Aduuh..! Nes, hebat banget empotan memek kamu! Aku hampir ngecret nich!” serunya sambil tetap memilin pentilku.
“Kita keluarin sama-sama yuk!” sahutku sambil mempercepat goyanganku. Dia rupanya sudah benar- benar tidak mampu bertahan ebih lama lagi hingga didorongnya aku sedikit ke depan sambil dia berdiri, sehingga posisiku menungging membelakanginya, tetapi kontolnya masih menancap di dalam memekku. Dia berdiri sambil mengambil alih permainan, dia mengocok-ngocokkan kontolnya keluar masuk memekku dalam posisi doggy style.
 “Aa.. Aacch!” kini giliranku yang menyeracau tidak karuan. Aku merasakan kedutan-kedutan di dalam memekku, terasa sekali semburan hangat yang menerpa dinding memekku, pejunya rupanya langsung muncrat keluar memenuhi memekku. Bersamaan dengan itu, aku joke mengalami hal yang serupa, kurasakan kedutan memekku berkali- kali saat aku nyampe. Kami nyampe dalam waktu hampir bersamaan hingga memekku kembali penuh dengan cairan birahi kami berdua, saking penuhnya sehingga tidak tertampung seluruhnya. Cairan kami yang telah tercampur itu, meleleh keluar melalui celah memekku dan merembes keluar hingga membasahi perutku karena posisiku masih setengah menungging saat itu. Kami joke melanjutkan mandi bersama-sama bagaikan sepasang pengantin baru. Setelah selesai mandi dan mengeringkan tubuh kami masing-masing dengan handuk, dengan bertelanjang bulat kami menuju ke ruang makan. Tiba2 hpnya berbunyi, dia ke teras sambil menerima panggilan telpon. Tidak lama kemudian dia kembali, dia mengeluarkan buah2an dari lemari es dan berkata
“Aku harus kembali Nes, proposalnya sudah siap tapi mesti diambil, mungkin agak lama. Kamu makan buah2an ini dulu ya, nanti aku belikan makanan”.
“aku mau tidur saja, capek dienjot terus sama mas”, kataku.
“Tapi enakkan?” katanya lagi sambil mengenakan pakaiannya.
“Enak banget mas, Ines masih mau lagi lo mas”, jawabku sambil mulai mengupas buah.
“So pasti, kita kesini kan untuk ngentot sampe loyo. Aku pergi dulu ya”, sambil mencium pipiku.
“Hati2 ya mas, Ines nungguin lo”. Seperginya, aku berbaring sambil memakan buah2an yang telah kukupas. Aku makan beberapa potong sehingga akhirnya aku merasa kenyang dan mengantuk lagi. Aku berbaring di lounge dan akhirnya tertidur.
Tidak tahu berapa lama aku tertidur, tiba2 aku terbangun karena merasa toketku ada yang mengelus2. Aku terbangun dan terkejut melihat pak Mat, penjaga vila itu sedang duduk disebelahku dan sedang mengelus2 toketku.
“Pak, mau apa?” kataku marah.
“Mau ngentot sama non”, jawabnya sambil cengengesan. “Tadi bapak ngintip non dientot pak Hide di kolam renang, sampe bapak napsu banget. Ketika bapak liat pak Hide pergi, makanya bapak gak tahan lagi pengen ngentot juga sama non. Mau ya non”. Pak Mat lalu meremas2 toket dengan napsunya.
Aku hanya bisa diam dan bengong. Karena aku terdiam dia terus saja meremas toketku, malah sambil memlintir2 pentilku, perlahan pentilku mulai mengeras. Aku memandangi wajah tuanya, masih tersisa kegagahannya di waktu muda.
“Non, toket non besar juga yah…, enak nggak diginiin?’ sambil tangannya terus meremas-remas toketku.
“Pak, aah”, napsuku makin meninggi. Heran juga aku kok mau saja diremas2 sama penjaga vila yang sudah tua itu. Sambil toketku diremasnya terus, dia menjilati seluruh tubuhku, mulai dari ujung kepala sampai ujung kaki. Dijilatinya pula toketku, disedotnya pentilku sampai aku gemetar saking napsunya. Kakiku dan kedua pahaku yg mulus itu dibukanya sambil dielus2 dengan satu tangan masih meremas toketku. Setelah itu memekku dijilatin dengan lidahnya yg kasar.Rasanya nggak keruan. Bukan hanya bibir memekku aja yg dijilatinnya, tapi lidahnya juga masuk ke memekku, aku jadi menggelinjang nggak terkontrol, wajahku memerah sambil terdongak keatas. Melihat napsuku sudah naik, dia melepas seluruh pakaian dan celananya. Aku diam aja sambil memperhatikan dengan seksama. Badannya yang kehitaman masih nampak tegap berotot, dan kontolnya yang besar sekali sudah ngaceng dengan keras. Ya ampun aku hampir tak dapat memegangnya dengan kedua tanganku. kontolnya lebih besar dari kontol mas Hide.
“Dikocok non”, pintanya, aku nurut saja dan mengocok kontolnya dengan gemas, makin lama makin besar dan panjang.
 “Non diemut dong”, katanya keenakan. Ngelunjak juga situa ini, udah dikocok sekarang minta diemut. Dia berdiri disamping lounge dan aku duduk sambil mengarahkan kontol yg ada digenggamanku ke arah mulut ku. Aku mencoba memasukkan kedalam mulutku dengan susah payah, karena besar sekali jadi kujilati dulu kepala kontolnya. Dia mendesah2 sambil mendongakkan kepalanya.
Kutanya “Kenapa pak”.
“Enak banget, terusin non, jangan berhenti”, ujarnya sambil merem melek kenikmatan.
Aku teruskan aksiku, aku jilatin kontolnya mulai dari kepala kontolnya sampai ke pangkal batang, aku terusin ke biji pelirnya, semua aku jilatin. Aku coba untuk memasukkan kedalam mulutku lagi, udah bisa masuk, udah licin terkena ludahku. Dia memegangi kepalaku dengan satu tangannya sambil memaju-mundurkan pantatnya, mengentoti mulutku. Sedang tangan satunya lagi meremas toketku sebelah kanan. gerakannya semakin lama semain cepat. Tiba2 dia menghentikan gerakannya. kontolnya dikeluarkan dari mulutku. Dia menaiki tubuhku dan mengarahkan kontolnya ke toketku.
“Non, bapak mau ngerasain kontol bapak kejepit toket non yang montok ya”. Aku paham apa yang dia mau, dan dia kemudian menjepit kontolnya di antara toketku.
“Ahh.. Enak non. Diemut enak, dijepit toket juga enak. Tinggal dijepit memek yang belum”, erangnya menahan nikmat jepitan toketku. Dia terus menggoyang kontolnya maju mundur merasakan kekenyalan toketku.
Sampai akhirnya “Aduh non, sebentar lagi aku mau ngecret, keluarin di mulut non ya”.
“Jangan pak, di memekku saja”, jawabku. Aku tidak ingin merasakan pejunya dimulutku, lebih baik dingecretkan di memekku, aku juga bisa ngerasain nikmat. Diapun naik keatasku sambil mengarahkan kontolnya ke memekku. Dia mulai memasukkan kontolnya yang besar dan panjang itu ke memekku.Pantatnya semain didorong dan didorong, sampai aku merem melek keenakan ngerasain memekku digesek kontolnya. Dia mulai menggerakkan kontolnya keluar dan masuk dimemekku yang sempit itu.
“Wuah, non, sempit betul memekmu, tak pernah terbayang dibenakku aku akan menikmati tubuh seorang perempuan yang montok dan cantik. Ternyata ngentot dengan non lebih enak dari segalanya. Untunglah pak Hide bisa ngentotin non”, dia menggumam tak keruan. Aku mulai merasakan nikmat yg tak terkatakan, luar biasa enak sekali rasanya. Secara naluri aku gerakkan pantatku kekanan dan kekiri, mengikuti gerakan kontolnya yg keluar masuk, wuihh tambah nikmat. Kulihat wajah tuanya menikmati sekali gesekkan kontolnya di memekku. Tubuhnya yg hitam berada diatas tubuhku yang putih mulus, bergoyang-goyang maju mundur, dia memperhatikan kontolnya sendiri yang sedang keluar masuk di memekku. Selang beberapa saat, dia mengajak ganti posisi, aku pasrah aja. Aku disuruhnya nungging, dan dia menyodokkan kontolnya dari belakang ke memek ku. Nikmaat sekali permainan ini. “Ennngghh…” desahnya tak keruan. Sambil menggoyang pantatnya maju mundur, dia memegangi pinggulku dengan erat, aku merasa nikmat yang luar biasa. Tidak tahu berapa lama dia menggenjot memekku dari belakang seperti itu, makin lama makin keras sehingga akhirnya aku nyampe lagi
“Pak, enjot yang keras, nikmat sekali rasanya”, jeritku. Dia mengenjot kontolnya lebih cepat lagi dan kemudian pejunya muncrat didalam memekku berulang-ulang, banyak sekali. ‘crottt, croooth.., crooootttthh…’ Aku merasa memekku agak membengkak akibat disodok oleh kontolya yang besar itu.
“Non, memek non luar biasa deh cengkeramannya, nikmat banget non. Mimpi apa bapak semalem bisa bgentotin non. Kerasa sekali gesekannya dikontol bapak, kapan ya bapak bisa ngentot sama non lagi”, katanya sambil terengah2. Enak aja, pikirku. Belum tentu juga mas Hide ngajak aku ke vilanya lagi. Harus kuakui dientot pak Mat tidak kalah nikmatnya dari ngentot dengan mas Hide sekalipun. Setelah istirahat beberapa saat, dia bertanya padaku
“Gimana non? enak kan?”.
“Enak sekali pak, rasanya nikmat sekali, memekku sampe sesek kemasukan kontol bapak, abis gede banget sih”, jawabku. Dia mencabut kontolnya yang sudah lemes dari memekku. kontolnya berlumuran pejunya dan cairan memekku. Mungkin saking banyaknya ngecretin pejunya dimemekku. Dia pamit meninggalkan aku yang kelelahan dan terkapar di sofa. Aku kembali kekamar dan tertidur lagi karena kelelahan tapi nikmat sekali. Saking capenya dientot 2 lelaki, aku sampai gak mendengar ketika mas Hide kembali. Aku terbangun ketika merasa bibirku ada yang mengecup, kukira pak Mat kembali pengen mengentoti aku lagi, ternyata mas Hide.
“Cape ya Nes, tidurnya nyenyak betul”, katanya tersenyum. Dalam hati aku bergumam, gimana gak mau capek, dientot 2 lelaki ya ngabisin energi. tetapi aku tidak menceritakan apa yang aku alami dengan pak Mat. Nanti pak Mat bisa dipecat karena ikut mengentoti perempuan yang dibawa majikannya. Toh aku merasakan nikmat dientot pak Mat.
“Makan yuk, sudah lewat magrib. Tadi siang kan kamu cuma makan buah”,ajaknya.
“Aku mau siram2 badan dulu ya mas”‘ jawabku.
“Tadi kan udah mandi”, katanya.
“Biar seger saja mas, gak lama kok”, jawabku.
Aku mengguyur badanku di showering beberapa saat kemudian menyabuni tubuhku, menghilangkan keringatku yang bercampur dengan keringat pak Mat. Selesai mandi, aku mengenakan blus dan rok mini yang aku bawa dari rumah, dalemannya aku pakai yang tipis dan mini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar