Senin, 18 Juni 2012

Setubuh Hangat Dengan Ayah


Tokoh Utama :

  1. Ana (14 tahun)
  2. Ayah (39 tahun)

Tokoh Figuran :

  • Teman2 sekolahku,  ibuku  

Namaku Ana.. Pertama kali aku berhubungan seks adalah tak lain dan tak bukan bersama ayah kandungku sendiri. Ceritanya begini. Saat itu umurku baru 14 tahun. Atau kelas 2 SMP. Ibuku telah meninggalkan kami sejak aku kecil untuk mencari kehidupan mewah bersama lelaki lain. Ayahku seorang sales alat suku cadang mobil. Aku seorang anak tunggal. Ketika umurku 14 tahun aku menpunyai tubuh seperti perempuan dewasa umur 20-an. Aku mempunyai dada yang montok. Ukuran BH-ku pada waktu itu adalah 38C. Lingkar pinggangku 24 dan lingkar punggungku berukuran 36. Sepanjng hidup kecilku senantiasa dengan ayah. segala permintaanku, dia akan turuti, memang kan aku adalah anaknya satu-satunya dan disayangi. Saat umurku 12 tahun ayah pernah mencoba pacaran lagi dengan perempuan lain pengganti ibuku tapi tak ada jodoh... ada yang janda, ada yang masih perawan... sampai tiba waktunya dia berkata padaku;
“Ana... Ana tidak merasa kesepian ?  tak ada Ibu atau adik-adik?” tanya Ayah
“Ngga lah Ayah, ... Ana happy and enjoy. Kenapa ? Ayah mau kawin lagi?” tanyaku balik

“Entahlah.. barangkali tak ada perempuan yang bisa menggantikan ibumu... Ayah pun lebih ok sekarang ini ... Ada anak gadis satu aja sudah pusing kepala..” ujar Ayah.
Ayahku orangnya tinggi dan mempunyai badan yang tegap.. maklumlah bekas seorang bodybuilder tempatan saat mudanya. Kini dia masih menjaga badannya dengan baik sebab dia mempunyai alat fitnes yang lengkap di rumah. Pokonya Ayah masih kelihatan muda. Walaupun rambut putih terlihat sedikit. Kalau Ayah tersenyum dia sungguh menawan. Teman2 sekolahku pun pernah menyatakan bahawa Ayahku handsome orangnya.. Kadang aku juga merasa bangga mempunyai ayah seperti Ayahku.. Sebelum hari lahirku yang ke 14, Ayah bertanya hadiah apa yang aku inginkan.. Aku hanya meminta Ayah mengajak aku berlibur di Lombok kerana kalau ke Bali udah tak istimewa bagiku. Ayah menyatakan semuanya sudah diatur seperti yang ku mau.. Sejak aku masuk SMP, aku selalu ingin tahu apakah rasanya seorang berhubungan seks.. Apakah nikmat seperti di buku novel romance yang aku baca? Aku sering bermimpi membayang diriku sedang hangat bersetubuh bersama lelaki yang tak ku kenali... Aku sering terasa basah celana dalamku pada esok pagi kerana mimpiku. Tak pernah satupun aku meceritakan tentang mimpiku itu pada Ayah. Pada hari ulang tahunku kami berdua tiba di cotage. Sangat romantis dan cantik cotage itu. Seperti yang aku bayangkan. Kami tiba di waktu senja dan just in time for makan malam. Aku dihadiahi tas idamanku pada malam ultahku yang indah.. Aku merasa sangat gembira. Di saat itu aku memakai baju off shoulder hitam yang pendek yang kelihatan seksi dibeli sebelum hari ultahku. Setelah makan malam aku dan ayah berjalan di taman sambil ngobrol
'Ana.. bahagia ngga hari ni?
'Happy ayah... rasanya seperti puteri kayangan' kataku
' Ana, you have always been my princess.. Ana istimewa pada diri ayah' kata ayahku sambil memelukku. Di saat pelukkan Ayah; dadaku mulai berdegup dengan kuat..Seperti kejutan elektik.. Aku tak tahu mengapa. Ayah terus mencium pipiku.. Aku merasa tertegun.. Ciuman itu bukan seperti ciuman saat kecilku tapi ciuman seperti seorang lelaki dan perempuan.. Aku hanya tersenyum tapi hatiku seperti inginkan sesuatu.
'Ayahh.. Ana koq dah ngantuk, tidur ya ayah..
'Mari kita pulang ke kamar masing2' kata Ayahku
Kamarku dan Ayahku adalah adjoining suite. maksudnya ada pintu antara dua kamar. Aku masuk ke lamarku lalu aku mulai membuka baju dan telanjang bulat untuk mandi..Saat aku membuka shower, tiba2 aku merasa ada tangan memegangku.. aku berpaling dan alagkah terkejutnya ternyata Ayah yang hanya pakai celana pendek datang memelukku lagi... Kali ini perasaanku tidak bisa terbendung lagi... Ayah mulai mencium leherku... Aaahhh. sensitifnya tempat itu...
 “Ayah... kenapa rasanya begini...' aku berdesah
“'Ayah sendiri tidak tahu... Ana terlalu cantik seperti ibumu..Maafkan Ayah tapi Ayah tidak bisa membendung perasaan Ayah terhadap Ana..” kata Ayahku sambil memeluk mendakap dan mencium pipiku..Tangannya membuat liang tubuhku terasa basah..
“Ayah... Ana tak tahan.. dengan ciuman Ayah ini..
“Ana... Ayah sayangkan Ana..”
“Ana juga Ayah..”
“Ayah tak sanggup... Ana anak Ayah.. tapi... “
“Tapi apa Ayah..?? “ aku mengeluh... Ayah terus membopongku lalu membaringkanku atas tempat tidurku.. Dia terus mencium mulutku bertubi-tubi... herannya aku turut menciuminya.. Tanganya meraba buah dadaku yang montok ini..
“Ayah.... I think I am in love with you Ayah!!! Ana love Ayah.. I want to be your lover Ayah...” Sambil mengisap buah dadaku; ayah berkata..
“Are you sure Ana???..”
“ Ana sanggup ayah... Ana sekarang milik Ayah!!” Aku terus merangkul Ayah lalu menjilat lehernya.. Ayah terus membuka celana pendeknya... Alangkan terkejutnya aku melihat senjata Ayahku... untuk pertama kalinya..
“Ana... Ana takkan menyesal.. Ayah akan bahagiakan Ana.. Ayah takkan tinggalkankan Ana..Kau sungguh cantik. Kini kau sudah dewasa. Tubuhmu indah dan jauh lebih berisi.., mmpphh..", katanya sambil menciumi bibirku, mencoba membuka bibirku dengan lidahnya. Aku seakan terpesona oleh pujiannya. Cumbu rayunya begitu menggairahkanku. Begitu lembut dan hati-hati. Hatiku semakin melambung tinggi mendengar semua kekagumannya terhadap tubuhku. Wajahku yang cantik, tubuhku yang indah dan kini jauh lebih berisi. Payudaraku yang membusung penuh dan menggantung indah di dada. Permukaan perut yang rata, pinggul yang membulat padat berisi menyambung dengan buah pantatku yang ‘jack’. Diwajah ayah kulihat ekspresi kekaguman yang tak terhingga saat matanya menatap nanar ke arah lembah bukit di sekitar selangkanganku yang dipenuhi bulu-bulu hitam lebat, kontras dengan warna kulitku yang putih mulus. Kurasakan tangannya mengelus paha bagian dalam. Aku mendesis dan tanpa sadar membuka kedua kakiku yang tadinya merapat.
“Ayah... show me your love please...” Ayah menempatkan diri di antara kedua kakiku yang terbuka lebar. Kurasakan kepala penisnya ditempelkan pada bibir kemaluanku. Digesek-gesek, mulai dari atas sampai ke bawah. Naik turun. Aku merasa ngilu bercampur geli dan nikmat. Cairan yang masih tersisa di sekitar itu membuat gesekannya semakin lancar karena licin. Aku terengah-engah merasakannya. Kelihatannya dia sengaja melakukan itu. Apalagi saat kepala penisnya itu menggesek-gesek kelentitku yang sudah menegang. Ayah menatap tajam melihat reaksiku. Aku balas menatap seolah memintanya untuk segera memasuki diriku secepatnya. Tiba2 aku merasa sudah seperti seorang professional padahal ini pertama kali... Ayah serperti tahu apa yang kurasakan saat itu. Namun kelihatannya ia ingin melihatku menderita oleh siksaan nafsuku sendiri. Kuakui memang aku sudah tak tahan untuk segera menikmati batang penisnya dalam memekku. Aku ingin segera membuatnya ‘KO’. Terus terang aku sangat kagum dengan keperkasaannya. Kuingin buktikan bahwa aku sanggup membuatnya cepat-cepat mencapai puncak kenikmatan.
“Ayah.... cepat...”
“Cepat apa sayang?....”
“Cepatlah.... Ana mau ayah apakan ?”
“Baiklah sayang. Tapi pelan-pelan ya? inikan pertama kali Ana,” kata ayahku dengan penuh kemenangan telah berhasil menaklukan diriku. Aku menunggu cukup lama gerakan penis ayah memasuki diriku.
“Auu…. Ayah… sakit….”
“Ya… sayang…. sakitnya sebentar koq…nanti juga enak….” Serasa tak sampai-sampai. Selain besar, penis ayah cukup panjang juga. Aku sampai menahan nafas saat batangnya terasa mampat di dalam. Rasanya sampai ke ulu hati. Aku baru bernafas lega ketika seluruh batangnya amblas di dalam. Ayah mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan. Satu, dua dan tiga tusukan mulai berjalan lancar. Semakin membanjirnya cairan dalam liang memekku membuat penis ayah keluar masuk dengan lancarnya. Aku mengimbangi dengan gerakan pinggulku. Meliuk perlahan. Naik turun mengikuti irama tusukannya. Mulamula terasa sakit.. Gerakan kami semakin lama semakin meningkat cepat dan bertambah liar. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting bagiku tusukan itu mencapai bagian-bagian peka di dalam relung kewanitaanku. Ayah tahu apa yang kuinginkan. Ia bisa mengarahkan batangnya dengan tepat ke sasaran. Aku bagaikan berada di surga merasakan kenikmatan yang luar biasa ini. Batang ayahku mengisi penuh seluruh isi liangku, tak ada sedikitpun ruang yang tersisa hingga gesekan batang itu sangat terasa di seluruh dinding vaginaku. "Aduuhh.. auuffhh.., nngghh..", aku meintih, melenguh dan mengerang merasakan semua kenikmatan ini. Kembali aku mengakui keperkasaan dan kelihaian ayahku di atas ranjang. Ia begitu hebat, jantan dan entah apalagi sebutan yang pantas kuberikan padanya. Yang pasti aku merasakan kepuasan tak terhingga bercinta dengannya meski kusadari perbuatan ini sangat terlarang dan akan mengakibatkan permasalahan besar nantinya. Tetapi saat itu aku sudah tak perduli dan takkan menyesali kenikmatan yang kualami. Sedap tak terhingga...
Ayah sedapnya rasa konek ayahhh.... Hentaklah kuat2! Ayah bergerak semakin cepat. Kontolnya bertubi-tubi menusuk daerah-daerah sensitive. Aku meregang tak kuasa menahan desiran-desiran yang mulai berdatangan seperti gelombang mencecah pertahananku. Sementara ayah dengan gagahnya masih mengayunkan pinggulnya naik turun, ke kiri dan ke kanan. Eranganku semakin keras terdengar seiring dengan gelombang dahsyat yang semakin mendekati puncaknya. Melihat reaksiku, ayah mempercepat gerakannya. Batang konek yang besar dan panjang itu keluar masuk dengan cepatnya seakan tak memperdulikan liangku yang sempit itu akan terkoyak akibatnya. Kulihat tubuh ayah sudah basah bermandikan keringat. Aku pun demikian. Tubuhku yang berkeringat nampak mengkilat terkena sinar lampu kamar. Aku mencoba meraih tubuh ayah untuk mendekapnya. Dan disaat-saat puncak kenikmatan itu tiba padaku, aku berhasil memeluknya dengan erat. Kurengkuh seluruh tubuhnya sehingga menindih tubuhku dengan erat. Kurasakan tonjolan otot-ototnya yang masih keras dan pejal di sekujur tubuhku. Kubenamkan wajahku di samping bahunya. Pinggul kuangkat tinggi-tinggi sementara kedua tanganku menggapai buah pantatnya dan menekannya kuat-kuat. Kurasakan semburan demi semburan memancar kencang dari dalam diriku. Aku meregang seperti ayam yang baru dipotong. Tubuhku mengejang-ngejang di atas puncak kenikmatan yang kualami untuk kedua kalinya saat itu.
"Ayah.., oohh.., Yaahh..", hanya itu yang bisa keluar dari mulutku saking dahsyatnya kenikmatan yang kualami bersamanya.
"Sayang nikmatilah semua ini. Ayah ingin kamu dapat merasakan kepuasan yang belum pernah kamu alami", bisik ayah dengan mesranya.
"Ayah sayang padamu, ayah cinta padamu. Ayah ingin melepaskan kerinduan yang tersimpan selama ini..", lanjutnya tak henti-henti membisikan untaian kata-kata indah yang terdengar begitu romantis. Aku mendengarnya dengan perasaan tak menentu. Kenapa ini datangnya dari lelaki yang bukan semestinya kusayangi. Mengapa keindahan ini kualami bersama ayahku sendiri? Kurasakan ciumannya di bibirku berhasil membangkitkan kembali gairahku. Aku merasa kasihan dengannya. Sampai saat ini ayah belum juga mencapai puncaknya. Aku seperti mempunyai utang yang belum terbayar. Kali ini aku bertekad keras untuk membuatnya mengalami kenikmatan seperti apa yang telah dia berikan kepadaku. Aku sadar kenapa diriku menjadi gairah untuk melakukannya dengan sepenuh hati. Timbulnya pikiran ini membuatku semakin bergairah. Apalagi sejak tadi ayah terus-terusan menggerakan kontolnya di dalam memekku. Tiba-tiba saja aku jadi beringas. Kudorong tubuh ayah hingga terlentang. Aku langsung menindihnya dan menicumi wajah, bibir dan sekujur tubuhnya. Kembali kuselomoti batang kontolnya yang tegak bagai tiang pancang beton itu. Lidahku menjilat-jilat, mulutku mengemut-emut. Tanganku mengocok-ngocok batangnya. Kulirik ayah kelihatannya menyukai perbuatanku ini. Belum sempat ia akan mengucapkan sesuatu, aku langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuh ayah. Selangkanganku berada persis di atas batangnya. "Akh sayang!" pekik ayahku tertahan ketika batangnya kubimbing memasuki liang vaginaku. Tubuhku turun perlahan-lahan, menelan habis seluruh batangnya. Selanjutnya aku bergerak seperti sedang menunggang kuda. Tubuhku melonjak-lonjak seperti kuda liar yang sedang birahi. Aku tak ubahnya seperti pelacur yang sedang memberikan kepuasan kepada pelanggan. Tetapi aku tak perduli. Aku terus berpacu. Pinggulku bergerak turun naik, sambil sekali-sekali meliuk seperti ular. Gerakan pinggulku persis seperti penyanyi dangdut dengan gaya bergetar dan entah gaya apalagi. Pokoknya malam itu aku mengeluarkan semua jurus yang kumiliki dan khusus kupersembahkan kepada ayahku sendiri! Pinggulku mengaduk-aduk lincah, mengulek liar tanpa henti. Tangan ayah mencengkeram kedua buah dadaku, diremas dan dicubit2. Ayah lalu bangkit setengah duduk. Wajahnya dibenamkan ke atas dadaku. Menciumi putting susuku. Menghisapnya kuat-kuat sambil meremas-remas. Kami berdua saling berlomba memberi kepuasan. Kami tidak lagi merasakan dinginnya udara meski cotage menggunakan AC. Tubuh kami bersimbah peluh, membuat tubuh kami jadi lekat satu sama lain. Aku bersemangat mengaduk-aduk pinggulku. Ayah menggoyangkan pantatnya. Kurasakan tusukan kontolnya semakin cepat seiring dengan liukan pinggulku yang tak kalah cepatnya. Permainan kami semakin meningkat dahsyat. Ayahhhh..... hentakkan lagi.... Sedappppppp.... Ooohhh Anaaaa..... Kasur dan bantal serta guling terlempar berserakan di lantai akibat pergulatan kami yang bertambah liar dan tak terkendali. Kurasakan ayah mulai memperlihatkan tanda-tanda. Aku semakin bersemangat memacu pinggulku untuk bergoyang. Mungkin goyangan pinggulku akan membuat iri para penyanyi dangdut saat ini. Tak selang beberapa detik kemudian, akupun merasakan desakan yang sama. Aku tak ingin terkalahkan kali ini. Kuingin ia pun merasakannya. Tekadku semakin kuat. Aku terus memacu sambil menjerit-jerit histeria. Aku sudah tak perduli suaraku akan terdengar kemana-mana. Kali ini aku harus menang! Upayaku ternyata tidak percuma. Kurasakan tubuh ayah mulai mengejang-ngejang. Ia mengerang panjang. Menggeram seperti harimau terluka. Aku pun merintih persis kuda betina liar yang sedang birahi. "Eerrgghh.. oouugghh..!" ayah berteriak panjang, tubuhnya menghentak-hentak liar. Tubuhku terbawa goncangannya. Aku memeluknya erat-erat agar jangan sampai terpental oleh goncangannya. Mendadak aku merasakan semburan dahsyat menyirami seluruh relung vaginaku. Pancutan begitu kuat dan banyak membanjiri liangku. Akupun rasanya tidak kuat lagi menahan desakan dalam diriku. Sambil mendesakan pinggulku kuat-kuat, aku berteriak panjang saat mencapai puncak kenikmatan bersenggama dengan ayahku. Tubuh kami bergulingan di atas kasur sambil berpelukan erat. Nikmatnya tak bisa diuraikan dengan kata-kata.... Selama tiga hari kami di Pulau Lombok... kami bersetubuh tanpa henti seperti pasangan yang berbulan madu.. Hingga sekarang aku masih bersetubuh dengan ayahku... .. Kami sudah berpindah ke kota lain, agar masyarakat tidak tahu bahwa kami Ayah dan Anak sehingga kami bisa hidup sebagai sepasang suami isteri... Kami kawin siri.. Belum lagi dikurniai anak.. Aku tidak menyesal atas perbuatan kami... malah menurutku Sayang ayah tak sama seperti lalaki manapun... Kontol ayah sangat fantastik... Bye... Ayah sudah panggil untuk bersetubuh lagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar