Rabu, 14 November 2012

Pijat Memijat


Suatu hari ketika usia Anakku, Ratna 15 Tahun, seperti biasa Aku memintanya untuk memijatku, walau memang frekuensi pijat-nya tidak se-sering beberapa tahun yang lalu. Setelah Ratna selesai memijatku, Aku pun menyuruhnya untuk gantian, aku memerintahkan Ratna agar berbaring di Meja pijat tempat dimana aku dipijat. Aku memijat kepala, punggung dan kaki-anakku. Lalu setelah selesai pijat bagian belakang, dia kusuruh berbalik untuk tidur terlentang. Lalu aku mulai memijat bagian betis dan lama2 naik kearah pahanya dan memijat di bagaian pahanya agak lama, yang terkadang terus mengurut kearah selangkangan dan terkadang dengan pura-pura tidak sengaja, tanganku mengenai bibir vaginanya, dengan sentuhan2 itu kulihat aku berhasil membuat gairah anakku semakin menjadi-jadi. Setelah itu aku mulai memindahkan jari2 tanganku pada klitorisnya untuk menambah rangsangan, jari2 ku bergerak clembut pada bibir vagina dan itilnya, sentuhan secara perlahan dengan lembutnya. Tiba2 dari dalam memeknya terlihat cairan2 yang keluar, ini pasti Ratna sudah terangsang berat dan desahannya menyakinkanku bahwa Ratna dalam keadaan keenakan, dan dengan perlahan jari tanganku mulai kumasukkan perlahan tetapi aku mengusahakan supaya Ratna merasa seperti diurut, dengan jari2 aku meraba bibir, klitoris dan masuk kedalam mencari titik G-spotnya kuputar jemariku diantara dinding lubang vaginanya. Selagi Ratna merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan Ratna memejamkan matanya untuk lebih menikmati dan meresapi pengalaman baru tentang kenikmatan yang sedang diberikan Ayah Kandungnya. Rotasi2 putaran jemari-ku yang kuberikan pada lubang kenikmatannya supaya memberika rasa sangat nikmat sampai ke-ubun2, aku yakin Ratna belum pernah merasakan sebelumnya, Kelihatannya Ratna sudah tidak kuat lagi untuk menahan erangan dan tubuhnya menggeliat. Dan biar semakin membuatku klepek-klepek, aku julurkan lidahku untuk menyentuh klit-nya.
Ratna membuka matanya dan melihat bahwa Papanya menjilat vaginanya dan sudah memasukan lidahku kedalam mulut vaginanya, dia berkata kepadaku, “Papa, … jangan … aaahhh… memek Ratna kan bau… ssssshhhh….aaahhhh… “, dengan wajahnya yang cantik serta desahannya yang dahsyat aku tahu bahwa, dia orgasme.


Beberapa hari kemudian, aku berpikir bagaimana caranya agar aku bisa merasakan kemolekan tubuh Ratna dan memasukkan penisku ke dalam vaginanya yang masih sempit. Ternyata pucuk dipinta ulam tiba, sore harinya Ratna memanggilku untuk segera datang ke kamarnya, dan akupun tau apa yang akan kulakukan nanti dikamarnya. Ternyata benar, dia memintaku untuk pijat di tempat tidurnya, kami lakukan pemijatan dengan seperti biasa sampai dengan dia membalikan badannya menjadi terlentang. Saat yang ku tunggu2 pun tiba, aku mulai meraba pahanya dan seperti biasa memijat bagian selakangan sampai pada bibir Vaginanya, saat aku memijat Vaginanya, aku lanjutkan dengan menjilati bagian bibir Vagina Ratna yang tembam dan terlihat sangat menggairahkan. Lalu dengan reaksi keterkejutannya yang sangat panik Ratna berkata,“ Papa,...ngapaiinn ?? “. Aku tidak mempedulikan perkataan-nya, selama Ratna tidak menarik pinggulnya aku akan terus menjilati Vaginanya dengan lidahku. Akhirnya Ratna menyerah dengan kenikmatan libasan lidahku pada klitorisnya, dan akirnya Ratna Paham akan tindakan yang sedang aku lakukan terhadapnya. Ratna melebarkan selakangannya dengan mengangkang kan pahanya, yang membuatku semakin mudah untuk menjilat Vaginanya serta memasukan lidahku. Setelah beberapa menit, aku mulai menghisap klitorisnya yang sudah sebesar kacang. Ratna pun sangat keenakan, erangan desahan-nya membuatku semakin liar menjilat, dan menghisap seluruh bagian Vaginanya. Erangan dan desahannya semakin kencang terdengar dengan suaranya yang parau keenakan, terus kulakukan jilatan itu, sampai akhirnya dia menyemprotkan cairan kewanitaannya, dan aku pun tetap menghisap klitorisnya. Lalu setelah Ratna terlihat relaks dari orgasme-nya, dia berkata,
“Pa...tadi itu sangat enak,....enak banget, Pa”.
 “Kamu pingin yang lebih nikmat lagi ?”, dan Ratna mengangguk sebagai jawaban, Ratna langsung memejamkan matanya dan pasrah, ketika kulepaskan seluruh pakaiannya . Aku memandangi pentil susu Ratna yang masih kecil tapi mengeras terangsang dan Vaginanya yang sangat becek oleh cairannya sendiri, seakan mengundangku untuk memuaskan nafsu birahiku.

Jujur, aku tidak bisa menahan hawa nafsu yang makin menderu, aku hanya bisa bertahan satu menit untuk tidak menyentuhnya, dengan dorongan nafsu akupun mulai meraba buah dada Ratna, sambil kurasakan nafasnya yang sangat teratur, sepertinya dia mulai terangsang kembali. Pentilnya terasa sangat kenyal mengeras dibawah rabaan telapak tanganku, dan Penis ku yang masih berdiri dengan tegak dan keras, dimana ke-ereksian penisku menunjuk tepat kearah Vagina Ratna, dan dengan perlahan aku dorong pinggulku maju, agak susah untuk memasukan penisku kedalam Vagina nya. Tetapi setelah kepala Penisku membuka celah Bibir Vaginanya, secara pelahan Penisku masuk dan aku mulai melakukan penetrasi di dalam Liang surgawi nya.
“Aaaaaarrrgggghhh…. Pa… sakit….”
“Sabar… saying…. sakitnya hanya sebentar” kuhisap pentil susu nya yang sangat merangsang, akhirnya Ratna sudah tidak merasakan sakit tapi sudah berubah nikmat. Sehingga aku bisa menyetubuhi Anak kandungku sediri, pertama kali dalam hidupku dengan penetrasi yang tidak terlalu kencang. Aku belum merasa harus menghentikan penetrasiku penisku terhadap Vaginanya, jadi kocokan ini tetap kulakukan dengan tempo sangat pelan dan perlahan. Tiba2 aku merasakan bahwa nafas Ratna mulai berubah tidak teratur dan pinggulnya yang mulai merespon gerakan2 kenikmatan yang sedang terjadi. Aku pun juga bisa merasakan otot2 Vagina Ratna yang mulai menegang seperti memijat mijat penisku dari dalam Vaginanya. Suatu pemandangan yang sexy ketika sepasang alat kelamin kami bertemu satu sama lain. Akibat dari otot Vagina Ratna yang semakin membuat penisku terasa seperti di pijat, akupun sudah tidak bisa menahan rasa orgasme ini. Tanpa basa-basi dan tanpa memberitahukan Ratna, aku semprotkan Spermaku pada saat Ratna mendorong pinggulnya keatas, sehingga penisku terasa menghantam dinding Rahimnya. Menurutku dia juga orgasme pada saat yang sama, suatu semprotan sperma perdana yang terjadi dalam hidupku yang menyemburkan sperma kedalam rahim seorang Wanita, dimana Wanita itu adalah Anak Kandung-ku sendiri. Kucabut penisku dari Vagina nya, dan mengalirlah sperma-ku yang bercampur dengan darah perawan Ratna. Setelah penisku agak mengecil, aku melihat Ratna, seakan-akan dia masih belum percaya, kenikmatan yang baru saja dia alami. Aku bergeser dan berbaring di sampingnya dan menarik selimut untuk menyelimuti ketelanjangan kami berdua dan kami pun ketiduran karena kelelahan.

Pada ke esokan paginya, ketika aku bangun, Ratna sudah berada di kamar Mandi. Saat itu adalah Hari Minggu, jadi dia tidak pergi ke sekolah. Lalu aku langsung bangun dari tempat tidur, dan menghampiri nya untuk mandi bersama, saat aku membuka pintu kamar mandi dan menghampirinya, Ratna hanya tersenyum manis kepadaku. Kita nikmati mandi bersama layaknya suami – istri, kami saling membilas satu sama lain. Aku merasakan pentil susu Ratna kembali mengeras dalam beberapa saat setelah aku membantu menyabuni Tubuh Ratna, kami menghanduki tubuh kami satu sama lain seperti pengantin baru, tetapi kami tidak membahas kejadian semalam, setelah selesai kami kembali ke kamar. Nafsu ku kembali bangkit, memang tubuh molek Anak Kandungku ini membuatku selalu ingin menyetubuhinya, saat keluar dari kamar mandi aku menyempatkan memegang Pantat Ratna yang sangat sintal, lalu memeluknya dari belakang sehingga tanganku bebas menggerayangi payudaranya, dan Ratna pun berkata,” Hmmm..rasanya Ratna masih pingin baring deh di tempat tidur...yuukkk “. Kami baringkan tubuh kami yang masih telanjang dari semalam, tapi sudah segar setelah Mandi, kami berbaring dan saling meraba satu sama lain dan bercumbu dengan sangat mesra, sebelum akhirnya aku memainkan puting susunya dengan jari2 ku dan menghisap serta menjilat-nya. Ratna pun kembali terangsang dengan gaya berbaring terlentangnya dan kakinya sudah terbuka lebar, jadi sambil menghisap pentil susunya aku juga bisa menstimulasi klitoris pada vagina-nya dengan jari2 tanganku. Pinggulnya mulai bergerak maju karena kenafsuannya yang sudah terbakar hebat, dan Ratna pun mulai mengerang dengan desahannya yang makin membuatku makin bernafsu. Tiba2 eranganya seperti mengatakan sesuatu, “ Ssshhhh...Pa, Ratna sudah tak tahan lagi Paaaachhh...uuucchhhh.. “. Lalu dia langsung memejamkan matanya, dan mulai memasrahkan dirinya. Aku tahu, berarti Ratna sudah siap kusetubuhi,  Ratna memang ingin sekali merasakan kenikmatan Penis yang terkocok di dalam Vaginanya, mungkin karena dia belum berpengalaman maka Anak Kandung-ku menerima secara pasif, tetapi Ratna pun pasti juga menikmati hubungan badan sedarah yang kami lakukan. Aku naiki tubuh Ratna, dan langsung menancapkan secara full penisku kedalam Vaginanya, secara otomatis tubuh Ratna mulai merespon gerakan2 kami yang sangat tabu tapi terasa sangat nikmat. Kami berpelukan dengan erat, bergumul di tempat tidur, dan aku bisa merasakan hisapan dan pijatan Vaginanya pada Penisku. Kali ini kusetubihi Ratna dalam waktu yang panjang, karena terkadang kukeluarkan penisku dan menggesekannya pada klitoris Ratna. Aku merasa bisa menguasai keadaan, dan aku pun tahu bagaimana agar bisa bertahan lebih lama.

Ratna mengalami orgasme lebih cepat kali itu, aku merasa bahwa pasti Ratna sangat menikmatinya, aku diamkan penisku didalam Vagina Ratna agar Ratna bisa sedikit relaks beberapa saat dari Orgsmenya. Setelah beberapa saat baru aku mulai melanjutkan kembali kocokanku dengan tempo yang agak cepat dan hentakan yang kencang, akibat kocokan ku yang terlalu bernafsu Ratna mengalami oragame untuk yang kedua kalinya, dan kali ini aku hampir kehilangan kontrol akibat reaksi otot vaginanya yang mencengkram batang penisku, lalu aku mengurangi tempo kocokanku dan aku kembali berhasil menahan klimaks ku. Sesaat kemudian, setelah orgsmenya yang kedua, aku mulai menaikan tempo kocokanku kembali, lalu aku merasakan otot Vagina Ratna mulai kembali berdenyut, nafasnya tidak teratur, dia ingin berteriak tetapi Ratna hanya mendesah dan mengerang pelan, aku rasakan kedutan otot Vaginanya berkali-kali, ternyata Ratna mengalami orgasme-nya yang ketiga kalinya dan kali ini adalah oragasme yang sangat panjang, dan Ratna pun seperti mengunci kakinya pada pinggangku, dan saat ini pun aku juga tidak bisa menahan lagi orgasme ku, dan kusemprotkanlah kembali Air Mani Sperma ku semuanya sedalam dalamnya pada Rahim Anak Kandung-ku sendiri. Sesaat setelah itu, kutatap wajahnya dan matanya pun tertutup rapat, dengan senyumnya yang  menyiratkan senyum simpul kepuaasannya tidak bisa iya sembunyikan dari bibirnya yang mungil, lalu aku mencabut penisku dari vagina nya dan membalikkan badanku berbaring di sebelahnya, sambil kutatap wajahnya kuraba paha sampai ke perutnya. Ratna berkata, “ Hmmm...Pa, mumpung Mama masih di rumah Nenek, mau ngga nanti malam...Papa tidur di kamar Ratna aja...?“, aku mengangguk dan Ratna tersenyum.

Saat aku memenuhi permintaannya yaitu tidur di kamarnya, Ratna langsung berlutut mengangkangi perutku dan mulai memijat dada dan pundak ku, atau bisa diperjelas, bukan memijat tapi membelai secara kencang. Saat Ratna memijatku, Ratna sesekali melakukan aksi yang sangat menggoda birahiku...kuakui dirinya sangat cepat belajar, walaupun belum berpengalaman, dia mencoba menurunkan pinggulnya yang montok itu sehingga kepala Penisku terselip masuk ke dalam celah bibir Vaginanya, terasa becek, hangat dan...wah sulit diungkapkan dengan kata2...aku panas dingin dibuatnya. Ratna membuat gerakan naik turun pada pinggulnya dimana gerakan itu sangat luar biasa terasa pada penisku, meskipun aku jadi semakin penasaran dibuatnya. Aku juga merasakan hangatnya cairan kewanitaan Ratna, yang membasahi Vaginanya, dikala Ratna menyelipkan batang penisku diantara bibir vaginanya dengan gerakan maju mundur pinggulnya yang terkadang terasa di kepala penisku sampai pada buah zakar-ku. Ini adalah rasa yang paling menakjubkan dalam hidupku, dan aku pun merasa sepertinya tidak lama lagi aku akan meledak, menyemprotkan sesuatu dari penisku. Dan disaat posisi penisku sedang tegak lurus di bawah Vaginanya, karena penasarannya diriku, aku mencoba untuk menghentakan pinggulku dan hentakan tersebut membuat penisku masuk ke dalam Vagina Ratna hanya beberapa inci saja, aku semakin penasaran untuk melakukan penetrasi terhadap Anak kandung-ku sendiri. Aku tangkap tubuh molek Ratna lalu ku balikkan posisi ku yang tadinya aku dibawah, sekarang tubuh Ratna  yang dibawah. Perlahan pucuk penisku kumasukkan ke dalam lubung kenikmatannya lalu kutekan semakin kedalam Penisku itu ke dalam Vagina nya, karena memang aku sudah semakin keenakan dengan Vagina Ratna yang seakan akan ikut memijat dan menghisap batang Penisku.
Ratna berkata, “Oooohhh...jangan Pa, …”
“Kenapa saying…?”
“Jangan berhenti….. ayoooo… aahhh”
Ratna terlihat agak bersemangat dengan perlakuan ku, dan setinggi mungkin mengangkat pinggulnya agar penisku menancap lebih dalam di vaginanya, sehingga penetrasiku pun semakin dalam dan penisku terasa hangat dan tertelan semuanya. Ratna tidak diam begitu saja, dia tetap menggoyangkan pinggulnya dan melanjutkan pergesekan kelamin kami, sambil aku meraih pentil susu pada buah dada Ratna yang bergoyang. Dan akupun sudah tidak bisa lagi bertahan lebih lama lagi, akhirnya aku mencapai suatu titik klimas yang selama ini kuhasilkan dengan istriku, tetapi sekarang kocokan itu berasal dari gesekan bibir Vagina Anak-ku sendiri, ini merupakan sebuah penetrasi terdalam, dan mengasilkan klimaks yang terasa sangat nikmat sekali, dan penisku menyemprotkan sperma dengan sangat kuat menyembur memenuhi vaginanya dengan semburannya yang kuat yang tersembur banyak sekali sampai spermaku keluar mengalir dari memeknya yang masih tersumpal oleh batang penisku. Sangat menakjubkan nikmatnya, dan akupun merasakan Ratna juga mencapai orgasme-nya, Vaginanya makin berdenyut-denyut  dan tangannya memeluk tubuhku sangat erat. Vagina Ratna seakan tidak rela melepaskan batang penisku. Lalu Ratna mengendorkan dekapannya dan dan berkata
“Pa… berat nih Pa….” akupun bergeser dan tidur disampingnya, kami tidak membersihkan ceceran sperma dan cairan kewanitaan yang memasahi kamu berdua. Kami berdua pun tertidur bersama sampai pagi, terpuaskan oleh hasrat kenikmatan seksual menjadi hubungan incest sedarah.
Keesokan Paginya, aku terbangun dalam keadaan meringkuk telanjang di hadapan Anak ku yang masih berbaring telanjang. Ternyata semalam Ratna sempat menarik selimut, dan kami tidur dalam ketelanjangan bersama yang hangat semalaman. Melihat Ratna yang masih tidur terlelap dalam keadaan telanjang , gairah ku pun bangkit kembali, kutatap wajah Anakku yang cantik, kulitnya yang putih Mulus dan tubuhnya yang sangat sintal. Aku mulai menggerayangi buah dadanya, dengan membelainya secara halus. Otomatis, belaian tanganku pada payudaranya membuat puting susu Anakku kembali mengeras, dan akhirnya Ratna terbangun, lalu Ratna mengatakan Padaku bahwa dia harus bersiap siap berangkat ke sekolah. Aku agak kecewa, tetapi aku yakin...suatu saat aku pasti akan menyetubuhi Anak Kandung kembali. Setelah istriku kembali dari berlibur, Ratna sangat jarang mengajak atau memintaku untuk memijatnya. Kira2 hanya seminggu sekali bahkan sebulan sekali, dan pembaca dapat menebak apa yang terjadi selanjutnya. Betul…. Aku memijat Ratna dan berakhir sampai terpuaskan seperti biasa yang kami lakukan sebelum-sebelumnya.
Itu adalah pengalaman ku kurang lebih Sekitar 3 Tahun yang lalu. Klo sekarang kami sih selalu sudah tidur bareng, malam siang, dan kapan saja kami mau. Tapi tetep, Mama tidak tahu hubungan badan kami. Tapi untuk pemanasan seks, kami sudah bertualang dengan segala jenis Gaya, termasuk 69, yang penting kami bisa sama2 terpuaskan. Sekarang Ratna mau masuk SMA dan Ratna lebih suka aku tetap disekolah di kota tempat kami tinggal, selain bisa menghemat uang... tentu saja, kami tetap bisa menjalani kehidupan kami, yang pasti orang lain bilang sangat Tabu. Tapi kami sangat menikmatinya.
TAMAT.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar