Suatu hari ketika usia Anakku, Ratna 15 Tahun, seperti biasa
Aku memintanya untuk memijatku, walau memang frekuensi pijat-nya tidak se-sering
beberapa tahun yang lalu. Setelah Ratna selesai memijatku, Aku pun menyuruhnya
untuk gantian, aku memerintahkan Ratna agar berbaring di Meja pijat tempat
dimana aku dipijat. Aku memijat kepala, punggung dan kaki-anakku. Lalu setelah
selesai pijat bagian belakang, dia kusuruh berbalik untuk tidur terlentang. Lalu
aku mulai memijat bagian betis dan lama2 naik kearah pahanya dan memijat di bagaian
pahanya agak lama, yang terkadang terus mengurut kearah selangkangan dan
terkadang dengan pura-pura tidak sengaja, tanganku mengenai bibir vaginanya,
dengan sentuhan2 itu kulihat aku berhasil membuat gairah anakku semakin
menjadi-jadi. Setelah itu aku mulai memindahkan jari2 tanganku pada klitorisnya
untuk menambah rangsangan, jari2 ku bergerak clembut pada bibir vagina dan itilnya,
sentuhan secara perlahan dengan lembutnya. Tiba2 dari dalam memeknya terlihat cairan2
yang keluar, ini pasti Ratna sudah terangsang berat dan desahannya
menyakinkanku bahwa Ratna dalam keadaan keenakan, dan dengan perlahan jari
tanganku mulai kumasukkan perlahan tetapi aku mengusahakan supaya Ratna merasa
seperti diurut, dengan jari2 aku meraba bibir, klitoris dan masuk kedalam
mencari titik G-spotnya kuputar jemariku diantara dinding lubang vaginanya.
Selagi Ratna merasakan kenikmatan yang luar biasa, dan Ratna memejamkan matanya
untuk lebih menikmati dan meresapi pengalaman baru tentang kenikmatan yang
sedang diberikan Ayah Kandungnya. Rotasi2 putaran jemari-ku yang kuberikan pada
lubang kenikmatannya supaya memberika rasa sangat nikmat sampai ke-ubun2, aku yakin
Ratna belum pernah merasakan sebelumnya, Kelihatannya Ratna sudah tidak kuat
lagi untuk menahan erangan dan tubuhnya menggeliat. Dan biar semakin membuatku klepek-klepek,
aku julurkan lidahku untuk menyentuh klit-nya.
Ratna membuka matanya dan melihat bahwa Papanya menjilat
vaginanya dan sudah memasukan lidahku kedalam mulut vaginanya, dia berkata
kepadaku, “Papa, … jangan … aaahhh… memek Ratna kan bau… ssssshhhh….aaahhhh… “,
dengan wajahnya yang cantik serta desahannya yang dahsyat aku tahu bahwa, dia orgasme.
Beberapa hari kemudian, aku berpikir bagaimana caranya agar
aku bisa merasakan kemolekan tubuh Ratna dan memasukkan penisku ke dalam
vaginanya yang masih sempit. Ternyata pucuk dipinta ulam tiba, sore harinya Ratna
memanggilku untuk segera datang ke kamarnya, dan akupun tau apa yang akan
kulakukan nanti dikamarnya. Ternyata benar, dia memintaku untuk pijat di tempat
tidurnya, kami lakukan pemijatan dengan seperti biasa sampai dengan dia
membalikan badannya menjadi terlentang. Saat yang ku tunggu2 pun tiba, aku
mulai meraba pahanya dan seperti biasa memijat bagian selakangan sampai pada
bibir Vaginanya, saat aku memijat Vaginanya, aku lanjutkan dengan menjilati
bagian bibir Vagina Ratna yang tembam dan terlihat sangat menggairahkan. Lalu
dengan reaksi keterkejutannya yang sangat panik Ratna berkata,“ Papa,...ngapaiinn
?? “. Aku tidak mempedulikan perkataan-nya, selama Ratna tidak menarik
pinggulnya aku akan terus menjilati Vaginanya dengan lidahku. Akhirnya Ratna menyerah
dengan kenikmatan libasan lidahku pada klitorisnya, dan akirnya Ratna Paham
akan tindakan yang sedang aku lakukan terhadapnya. Ratna melebarkan selakangannya
dengan mengangkang kan pahanya, yang membuatku semakin mudah untuk menjilat
Vaginanya serta memasukan lidahku. Setelah beberapa menit, aku mulai menghisap
klitorisnya yang sudah sebesar kacang. Ratna pun sangat keenakan, erangan
desahan-nya membuatku semakin liar menjilat, dan menghisap seluruh bagian
Vaginanya. Erangan dan desahannya semakin kencang terdengar dengan suaranya
yang parau keenakan, terus kulakukan jilatan itu, sampai akhirnya dia
menyemprotkan cairan kewanitaannya, dan aku pun tetap menghisap klitorisnya.
Lalu setelah Ratna terlihat relaks dari orgasme-nya, dia berkata,
“Pa...tadi itu sangat enak,....enak banget, Pa”.
“Kamu pingin yang
lebih nikmat lagi ?”, dan Ratna mengangguk sebagai jawaban, Ratna langsung
memejamkan matanya dan pasrah, ketika kulepaskan seluruh pakaiannya . Aku memandangi
pentil susu Ratna yang masih kecil tapi mengeras terangsang dan Vaginanya yang
sangat becek oleh cairannya sendiri, seakan mengundangku untuk memuaskan nafsu
birahiku.
Jujur, aku tidak bisa menahan hawa nafsu yang makin menderu,
aku hanya bisa bertahan satu menit untuk tidak menyentuhnya, dengan dorongan
nafsu akupun mulai meraba buah dada Ratna, sambil kurasakan nafasnya yang
sangat teratur, sepertinya dia mulai terangsang kembali. Pentilnya terasa
sangat kenyal mengeras dibawah rabaan telapak tanganku, dan Penis ku yang masih
berdiri dengan tegak dan keras, dimana ke-ereksian penisku menunjuk tepat
kearah Vagina Ratna, dan dengan perlahan aku dorong pinggulku maju, agak susah
untuk memasukan penisku kedalam Vagina nya. Tetapi setelah kepala Penisku
membuka celah Bibir Vaginanya, secara pelahan Penisku masuk dan aku mulai
melakukan penetrasi di dalam Liang surgawi nya.
“Aaaaaarrrgggghhh…. Pa… sakit….”
“Sabar… saying…. sakitnya hanya sebentar” kuhisap pentil
susu nya yang sangat merangsang, akhirnya Ratna sudah tidak merasakan sakit
tapi sudah berubah nikmat. Sehingga aku bisa menyetubuhi Anak kandungku sediri,
pertama kali dalam hidupku dengan penetrasi yang tidak terlalu kencang. Aku
belum merasa harus menghentikan penetrasiku penisku terhadap Vaginanya, jadi
kocokan ini tetap kulakukan dengan tempo sangat pelan dan perlahan. Tiba2 aku
merasakan bahwa nafas Ratna mulai berubah tidak teratur dan pinggulnya yang
mulai merespon gerakan2 kenikmatan yang sedang terjadi. Aku pun juga bisa merasakan
otot2 Vagina Ratna yang mulai menegang seperti memijat mijat penisku dari dalam
Vaginanya. Suatu pemandangan yang sexy ketika sepasang alat kelamin kami
bertemu satu sama lain. Akibat dari otot Vagina Ratna yang semakin membuat
penisku terasa seperti di pijat, akupun sudah tidak bisa menahan rasa orgasme
ini. Tanpa basa-basi dan tanpa memberitahukan Ratna, aku semprotkan Spermaku
pada saat Ratna mendorong pinggulnya keatas, sehingga penisku terasa menghantam
dinding Rahimnya. Menurutku dia juga orgasme pada saat yang sama, suatu
semprotan sperma perdana yang terjadi dalam hidupku yang menyemburkan sperma
kedalam rahim seorang Wanita, dimana Wanita itu adalah Anak Kandung-ku sendiri.
Kucabut penisku dari Vagina nya, dan mengalirlah sperma-ku yang bercampur dengan
darah perawan Ratna. Setelah penisku agak mengecil, aku melihat Ratna,
seakan-akan dia masih belum percaya, kenikmatan yang baru saja dia alami. Aku
bergeser dan berbaring di sampingnya dan menarik selimut untuk menyelimuti
ketelanjangan kami berdua dan kami pun ketiduran karena kelelahan.
Pada ke esokan paginya, ketika aku bangun, Ratna sudah
berada di kamar Mandi. Saat itu adalah Hari Minggu, jadi dia tidak pergi ke sekolah.
Lalu aku langsung bangun dari tempat tidur, dan menghampiri nya untuk mandi
bersama, saat aku membuka pintu kamar mandi dan menghampirinya, Ratna hanya
tersenyum manis kepadaku. Kita nikmati mandi bersama layaknya suami – istri,
kami saling membilas satu sama lain. Aku merasakan pentil susu Ratna kembali
mengeras dalam beberapa saat setelah aku membantu menyabuni Tubuh Ratna, kami
menghanduki tubuh kami satu sama lain seperti pengantin baru, tetapi kami tidak
membahas kejadian semalam, setelah selesai kami kembali ke kamar. Nafsu ku
kembali bangkit, memang tubuh molek Anak Kandungku ini membuatku selalu ingin
menyetubuhinya, saat keluar dari kamar mandi aku menyempatkan memegang Pantat Ratna
yang sangat sintal, lalu memeluknya dari belakang sehingga tanganku bebas
menggerayangi payudaranya, dan Ratna pun berkata,” Hmmm..rasanya Ratna masih pingin
baring deh di tempat tidur...yuukkk “. Kami baringkan tubuh kami yang masih
telanjang dari semalam, tapi sudah segar setelah Mandi, kami berbaring dan
saling meraba satu sama lain dan bercumbu dengan sangat mesra, sebelum akhirnya
aku memainkan puting susunya dengan jari2 ku dan menghisap serta menjilat-nya. Ratna
pun kembali terangsang dengan gaya berbaring terlentangnya dan kakinya sudah
terbuka lebar, jadi sambil menghisap pentil susunya aku juga bisa menstimulasi
klitoris pada vagina-nya dengan jari2 tanganku. Pinggulnya mulai bergerak maju
karena kenafsuannya yang sudah terbakar hebat, dan Ratna pun mulai mengerang
dengan desahannya yang makin membuatku makin bernafsu. Tiba2 eranganya seperti
mengatakan sesuatu, “ Ssshhhh...Pa, Ratna sudah tak tahan lagi Paaaachhh...uuucchhhh..
“. Lalu dia langsung memejamkan matanya, dan mulai memasrahkan dirinya. Aku tahu,
berarti Ratna sudah siap kusetubuhi, Ratna
memang ingin sekali merasakan kenikmatan Penis yang terkocok di dalam
Vaginanya, mungkin karena dia belum berpengalaman maka Anak Kandung-ku menerima
secara pasif, tetapi Ratna pun pasti juga menikmati hubungan badan sedarah yang
kami lakukan. Aku naiki tubuh Ratna, dan langsung menancapkan secara full
penisku kedalam Vaginanya, secara otomatis tubuh Ratna mulai merespon gerakan2
kami yang sangat tabu tapi terasa sangat nikmat. Kami berpelukan dengan erat,
bergumul di tempat tidur, dan aku bisa merasakan hisapan dan pijatan Vaginanya
pada Penisku. Kali ini kusetubihi Ratna dalam waktu yang panjang, karena
terkadang kukeluarkan penisku dan menggesekannya pada klitoris Ratna. Aku
merasa bisa menguasai keadaan, dan aku pun tahu bagaimana agar bisa bertahan
lebih lama.
Ratna mengalami orgasme lebih cepat kali itu, aku merasa
bahwa pasti Ratna sangat menikmatinya, aku diamkan penisku didalam Vagina Ratna
agar Ratna bisa sedikit relaks beberapa saat dari Orgsmenya. Setelah beberapa
saat baru aku mulai melanjutkan kembali kocokanku dengan tempo yang agak cepat
dan hentakan yang kencang, akibat kocokan ku yang terlalu bernafsu Ratna mengalami
oragame untuk yang kedua kalinya, dan kali ini aku hampir kehilangan kontrol
akibat reaksi otot vaginanya yang mencengkram batang penisku, lalu aku
mengurangi tempo kocokanku dan aku kembali berhasil menahan klimaks ku. Sesaat kemudian,
setelah orgsmenya yang kedua, aku mulai menaikan tempo kocokanku kembali, lalu
aku merasakan otot Vagina Ratna mulai kembali berdenyut, nafasnya tidak
teratur, dia ingin berteriak tetapi Ratna hanya mendesah dan mengerang pelan,
aku rasakan kedutan otot Vaginanya berkali-kali, ternyata Ratna mengalami
orgasme-nya yang ketiga kalinya dan kali ini adalah oragasme yang sangat
panjang, dan Ratna pun seperti mengunci kakinya pada pinggangku, dan saat ini
pun aku juga tidak bisa menahan lagi orgasme ku, dan kusemprotkanlah kembali
Air Mani Sperma ku semuanya sedalam dalamnya pada Rahim Anak Kandung-ku
sendiri. Sesaat setelah itu, kutatap wajahnya dan matanya pun tertutup rapat, dengan
senyumnya yang menyiratkan senyum simpul
kepuaasannya tidak bisa iya sembunyikan dari bibirnya yang mungil, lalu aku
mencabut penisku dari vagina nya dan membalikkan badanku berbaring di
sebelahnya, sambil kutatap wajahnya kuraba paha sampai ke perutnya. Ratna berkata,
“ Hmmm...Pa, mumpung Mama masih di rumah Nenek, mau ngga nanti malam...Papa tidur
di kamar Ratna aja...?“, aku mengangguk dan Ratna tersenyum.
Saat aku memenuhi permintaannya yaitu tidur di kamarnya,
Ratna langsung berlutut mengangkangi perutku dan mulai memijat dada dan pundak
ku, atau bisa diperjelas, bukan memijat tapi membelai secara kencang. Saat Ratna
memijatku, Ratna sesekali melakukan aksi yang sangat menggoda birahiku...kuakui
dirinya sangat cepat belajar, walaupun belum berpengalaman, dia mencoba menurunkan
pinggulnya yang montok itu sehingga kepala Penisku terselip masuk ke dalam
celah bibir Vaginanya, terasa becek, hangat dan...wah sulit diungkapkan dengan
kata2...aku panas dingin dibuatnya. Ratna membuat gerakan naik turun pada
pinggulnya dimana gerakan itu sangat luar biasa terasa pada penisku, meskipun
aku jadi semakin penasaran dibuatnya. Aku juga merasakan hangatnya cairan
kewanitaan Ratna, yang membasahi Vaginanya, dikala Ratna menyelipkan batang
penisku diantara bibir vaginanya dengan gerakan maju mundur pinggulnya yang
terkadang terasa di kepala penisku sampai pada buah zakar-ku. Ini adalah rasa
yang paling menakjubkan dalam hidupku, dan aku pun merasa sepertinya tidak lama
lagi aku akan meledak, menyemprotkan sesuatu dari penisku. Dan disaat posisi
penisku sedang tegak lurus di bawah Vaginanya, karena penasarannya diriku, aku
mencoba untuk menghentakan pinggulku dan hentakan tersebut membuat penisku
masuk ke dalam Vagina Ratna hanya beberapa inci saja, aku semakin penasaran
untuk melakukan penetrasi terhadap Anak kandung-ku sendiri. Aku tangkap tubuh
molek Ratna lalu ku balikkan posisi ku yang tadinya aku dibawah, sekarang tubuh
Ratna yang dibawah. Perlahan pucuk
penisku kumasukkan ke dalam lubung kenikmatannya lalu kutekan semakin kedalam
Penisku itu ke dalam Vagina nya, karena memang aku sudah semakin keenakan
dengan Vagina Ratna yang seakan akan ikut memijat dan menghisap batang Penisku.
Ratna berkata, “Oooohhh...jangan Pa, …”
“Kenapa saying…?”
“Jangan berhenti….. ayoooo… aahhh”
Ratna terlihat agak bersemangat dengan perlakuan ku, dan setinggi
mungkin mengangkat pinggulnya agar penisku menancap lebih dalam di vaginanya,
sehingga penetrasiku pun semakin dalam dan penisku terasa hangat dan tertelan
semuanya. Ratna tidak diam begitu saja, dia tetap menggoyangkan pinggulnya dan
melanjutkan pergesekan kelamin kami, sambil aku meraih pentil susu pada buah
dada Ratna yang bergoyang. Dan akupun sudah tidak bisa lagi bertahan lebih lama
lagi, akhirnya aku mencapai suatu titik klimas yang selama ini kuhasilkan
dengan istriku, tetapi sekarang kocokan itu berasal dari gesekan bibir Vagina Anak-ku
sendiri, ini merupakan sebuah penetrasi terdalam, dan mengasilkan klimaks yang
terasa sangat nikmat sekali, dan penisku menyemprotkan sperma dengan sangat
kuat menyembur memenuhi vaginanya dengan semburannya yang kuat yang tersembur banyak
sekali sampai spermaku keluar mengalir dari memeknya yang masih tersumpal oleh
batang penisku. Sangat menakjubkan nikmatnya, dan akupun merasakan Ratna juga
mencapai orgasme-nya, Vaginanya makin berdenyut-denyut dan tangannya memeluk tubuhku sangat erat. Vagina
Ratna seakan tidak rela melepaskan batang penisku. Lalu Ratna mengendorkan
dekapannya dan dan berkata
“Pa… berat nih Pa….” akupun bergeser dan tidur disampingnya,
kami tidak membersihkan ceceran sperma dan cairan kewanitaan yang memasahi kamu
berdua. Kami berdua pun tertidur bersama sampai pagi, terpuaskan oleh hasrat
kenikmatan seksual menjadi hubungan incest sedarah.
Keesokan Paginya, aku terbangun dalam keadaan meringkuk
telanjang di hadapan Anak ku yang masih berbaring telanjang. Ternyata semalam Ratna
sempat menarik selimut, dan kami tidur dalam ketelanjangan bersama yang hangat
semalaman. Melihat Ratna yang masih tidur terlelap dalam keadaan telanjang ,
gairah ku pun bangkit kembali, kutatap wajah Anakku yang cantik, kulitnya yang
putih Mulus dan tubuhnya yang sangat sintal. Aku mulai menggerayangi buah
dadanya, dengan membelainya secara halus. Otomatis, belaian tanganku pada
payudaranya membuat puting susu Anakku kembali mengeras, dan akhirnya Ratna
terbangun, lalu Ratna mengatakan Padaku bahwa dia harus bersiap siap berangkat
ke sekolah. Aku agak kecewa, tetapi aku yakin...suatu saat aku pasti akan menyetubuhi
Anak Kandung kembali. Setelah istriku kembali dari berlibur, Ratna sangat
jarang mengajak atau memintaku untuk memijatnya. Kira2 hanya seminggu sekali
bahkan sebulan sekali, dan pembaca dapat menebak apa yang terjadi selanjutnya. Betul….
Aku memijat Ratna dan berakhir sampai terpuaskan seperti biasa yang kami
lakukan sebelum-sebelumnya.
Itu adalah pengalaman ku kurang lebih Sekitar 3 Tahun yang
lalu. Klo sekarang kami sih selalu sudah tidur bareng, malam siang, dan kapan
saja kami mau. Tapi tetep, Mama tidak tahu hubungan badan kami. Tapi untuk
pemanasan seks, kami sudah bertualang dengan segala jenis Gaya, termasuk 69, yang
penting kami bisa sama2 terpuaskan. Sekarang Ratna mau masuk SMA dan Ratna lebih
suka aku tetap disekolah di kota tempat kami tinggal, selain bisa menghemat
uang... tentu saja, kami tetap bisa menjalani kehidupan kami, yang pasti orang
lain bilang sangat Tabu. Tapi kami sangat menikmatinya.
TAMAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar