Tokoh Utama :
- Monik (19 tahun)
- Toni (23 tahun)
- Andri (20 tahun)
Tokoh Figuran :
- Wirda (20 tahun), Vito (22 tahun),
- Susi (19 tahun), Kelvin (22 tahun),
Monik adalah gadis berusia 19 tahun. wajahnya cantik,
tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Monik termasuk populer
diantara kawan-kawan, pokoknya \'gaul abis\'. Namun demikian Monik masih mampu
menjaga kesuciannya sampai.... Suatu saat Monik dan enam orang kawan Susi (19), Wirda
(20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan
dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak.
Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki
tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara
36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara tiga cewek
itu, Wirda yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang
pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya. Sementara Monik, Andri dan Toni
masih \'jomblo\'. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama Monik, dia
lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat Monik
ngeri, karenanya Monik hanya menganggap Andri tidak lebih dari sekedar teman.
Acara ke Puncak dimulai dengan \'hang-out\' di salah satu kafe terkenal di kota mereka. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, mereka semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuat Monik terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Wirda entah kemana. Rasa haus membuat Monik beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang di lantai bawah, telinga Monik menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Monik mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Wirda. Monik mau menegur mereka, tapi niat itu diurungkan, karena Monik melihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkah Monik menuju dapur.
"Jangan To" tolak Wirda.
"Kenapa sayang" tanya Vito.
"Aku belum pernah.. gituan"
"Makanya dicoba sayang" bujuk Vito.
"Takut To" Wirda beralasan.
"Ngga apa-apa kok" lanjut Vito membujuk
"Tapi To"
"Gini deh", potong Vito,
"Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti"
"Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti"
"Janji ya To" sahut Wirda ingin meyakinkan.
"Janji" Vito meyakinkan Wirda.
Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt
dan celana pendek Wirda dan kembali menikmati bukit kenikmatan Wirda yang indah
itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia
mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Wirda.
Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Wirda dan mulai mengecup kewanitaannya
disertai jilatan-jilatan. Tubuh Wirda bergetar merasakan lidah Vito.
"Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too"
Mendengar desahan Wirda, Vito semakin menjadi-jadi, ia
bahkan menghisap-hisap kewanitaan Wirda dan meremas-remas payudaranya dengan
liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Wirda, tubuhnya
menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan,
tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin
melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.
Wirda semakin membuka lebar kedua kakinya agar
memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng
kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya
kuat-kuat. Wirda sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia
menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan
selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Wirda. Mereka
bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas
sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Wirda tidak tinggal diam
ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan
menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung Monik berdetak kencang
dan bagian-bagian sensitif di tubuh Monik mengeras.. Monik mulai terjangkit
virus birahi mereka.
Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu
tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya
keselah-selah paha Wirda.
"Jangan To, katanya cuma cium aja" sergah Wirda.
"Rileks Wir" bujuk Vito, sambil
mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Wirda.
"Tapi.. To.. oohh.. aahh" protes Wirda
tenggelam dalam desahannya sendiri.
"Nikmatin aja Wir "
"Ehh.. akkhh.. mpphh" Wirda semakin mendesah
"Gitu Wir.. rileks.. nanti lebih enak
lagi"
"He eh To.. eesshh"
"Enak Wir..?"
"Ehh.. enaakk To"
Monik benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup
belum pernah Monik melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan \'live\'
seperti itu.
Tidak ada lagi protes apalagi penolakan, hanya
desahan kenikmatan Wirda yang terdengar.
"Aku masukin ya Wir " pertanyaan yang tidak
membutuhkan jawaban.
Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam
dalam kewanitaan Wirda.
"Aakhh.. To.. eengghh" erang Wirda cukup
keras, membuat bulu-bulu ditubuh Monik meremang mendengarnya.
Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan,
perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat
payudara Wirda.
"Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang
kerass sayangg" Wirda meracau.
"Aku suka sekali payudara kamu Wir.. mmhh"
"Aku juga suka kamu isep To.. ahh" Wirda
menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.
Bukan hanya Wirda yang terayun-ayun gelombang birahi,
Monik yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar Monik mulai
meremas-remas payudara dan memainkan putingnya sendiri, membuat mata Monik terpejam-pejam
merasakan nikmatnya.
Vito tahu Wirda sudah pada situasi \'point of no
return\', ia merebahkan badannya menindih Wirda dan memeluknya seraya melumat
mulut, leher dan telinga Wirda dan.. Monik melihat Vito menekan pinggulnya, Monik dapat membayangkan
bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Wirda.
"Auuwww.. To.. sakiitt" jerit Wirda.
"Stop.. stop To"
"Rileks Wir.. supaya enak nanti" bujuk Vito,
sambil terus menekan lebih dalam lagi.
"Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin"
Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di
dalam rongga kenikmatan Wirda. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia
mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Wirda kembali jadi
bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Wirda terusik
kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin
menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang
sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Wirda.
Vito memahami sekali keadaan Wirda, pinggulnya mulai
digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap
gundukan daging Wirda yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.
"Uhh.. ohh.. To" desah kenikmatan Wirda,
kakinya dibuka lebih melebar lagi.
Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat
ritme gerakan pinggulnya.
"Agghh.. ohh.. terus Too" Wirda meracau
merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya
tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya
mendapat respon dari
wirda, Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang
kemaluannya.
"Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too" Wirda
tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saja dari
mulutnya.
Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Wirda yang
terbuka lebar membuat darah Monik berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian
sensitif Monik, Monik memasukan
tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuh Monik bergetar begitu
jari-jemarinya
meraba-raba kewanitaannya
sendiri.
"Ssshh.. sshh" desis Monik tertahan manakala
jari tengahnya
menyentuh bibir kemaluannya
yang sudah basah, sesaat \'life show\' Vito dan Wirda terlupakan. Kesadaran Monik
kembali begitu mendengar pekikan Wirda.
"Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii" Wirda
terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.
"Nikmati Wir.. nikmati sepuas-puasnya"
"Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too"
"Punya kamu enaakk sekalii Wir .. uugghh" pujian
Vito rupanya membuat Wirda lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama
hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito.
"Ohh.. Too.. Aku sayang kamu.. sshh" desah Wirda
seraya memeluk
"Enaak Wir .. terus goyang.. uhh.. eenngghh"
merasakan goyangan Wirda,
Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.
"Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang" pekik Wirda.
Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan
membanjir menyelimuti tubuh mereka.
"Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu..
aarrghh" erang Wirda.
Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya
pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan
kemudian keduanya.. terkulai lemas.
Dikamar Monik gelisah mengingat-ingat kejadian yang
baru saja dilihatnya,
bayang-bayang Vito menyetubuhi Wirda begitu menguasai pikirannya. Tak kuasa
Monik menahan tangannya
untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhnya namun
keberadaan Susi yang
masih tidur sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mata
Monik terpejam. Dalam mimpi Monik, adegan itu muncul kembali hanya saja
bukan Wirda yang sedang disetubuhi Vito tetapi dirinya (Vito-Monik).
Jam 10.00 pagi harinya mereka jalan-jalan menghirup
udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin
menunggu di villa.
Belum lagi 15 menit meninggalkan villa tiba-tiba perut Monik mulas, Monik mencoba
untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas Monik kembali ke villa.
Selesai dari kamar mandi Monik mencari Susi dan
Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi
Monik mendapat suguhan \'live show\' yang spektakuler. Tubuh Susi setengah
melonjor di sofa dengan kaki menapak ke lantai,
Kelvin berlutut di lantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi,
Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakkan kedua
tungkai kaki Susi di bahunya dan kembali menyantap \'segitiga venus\' yang
semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan
seperti itu.
"Ssshh.. sshh.. aahh" desis Susi.
"Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang"
"Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt"
"Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa"
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu
tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara
36b-nya sendiri serta memilin putingnya.
Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi
yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun
naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya
bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan
sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.
"Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg" desah
Kelvin.
"Ohh.. sayangg.. enakk sekalii"
Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu
melumat kejantanan Kelvin.
"Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin
sayangg" pinta Kelvin.
Susi menyudahi lumatannya dan beranjak ke atas,
berlutut di sofa
dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang
kenikmatan Kelvin, diarahkan ke mulut kewanitaannya dan dibenamkan.
"Aaagghh" keduanya melenguh panjang
merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan
kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur
maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh
kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh
Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan
dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan
duniawi.
Tontonan itu membuat Monik tidak dapat menahan
keinginannya
untuk meraba-raba2 sekujur tubuh, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluan Monik.
Monik meninggalkan
\'live show\' bergegas menuju kamar, Monik melampiaskan birahinya dengan mengesek-gesekan bantal di
kewanitaannya.
Merasa tidak puas Monik menyingkap
rok mininya, menyelipkan
tangannya
ke dalam
CD-nya,
membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaannya... dan..
akhirnya menyentuh klitorisnya.
"Aaahh.. sshh.. eehh" desah Monik merasakan
nikmatnya elusan-elusannya
sendiri, jari Monik merayap tak terkendali ke bibir kemaluannya, membuka
belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar,
manakala kenikmatan semakin membalut Monik tiba-tiba pintu terbuka.. Susi!
masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung Monik masih memeluk bantal,
sehingga kegiatan tangannya
tidak terlihat oleh Susi.
"Ehh Monik.. kok ada di sini,
bukannya tadi ikut yang lain?" sapa Susi terkejut.
"Iya Si.. balik lagi.. perut mules"
"Aku suruh Kelvin beli obat ya"
"Ngga usah Si.. udah baikan kok"
"Yakin Monik?"
"Iya ngga apa-apa kok" jawab Monik
meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang
dibutuhkannya. Sirna sudah birahi Monik karena rasa kaget.
Malam harinya selesai makan mereka semua berkumpul
diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film
mempengaruhi mereka, terutama para pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah
main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Wirda dan Vito.
Tinggal Monik, Toni dan Andri, mereka duduk di lantai
bersandar pada sofa, Monik di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas
membuat birahi Monik terusik lagi. Rasa gatal menyeruak di kewanitaan Monik, mengelitik
sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, Monik jadi salah
tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahan Monik.
"Kenapa Monik, gelisah banget horny ya"
tegurnya bercanda.
"Ngga lagi, ngaco kamu Ton" sanggah Monik.
"Kalau horny bilang aja Monik.. hehehe.. kan ada
kita-kita" Andri menimpali.
"Rese nih berdua, nonton aja tuh" sanggah Monik
lagi menahan malu.
Toni tidak begitu saja menerima sanggahan Monik,
diantara mereka ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa
yang sedang Monik rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahu Monik dipeluknya
seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
"Santai Monik, kalau horny enjoy aja, gak usah
malu.. itu artinya kamu normal" bisik Toni sambil meremas pundak Monik.
Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik
menyebabkan semua bulu-bulu di tubuh Monik meremang, tanpa terasa tangan Monik
meremas ujung rok. Toni menarik tangan Monik meletakan di pahanya
ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tangan Monik jadi meremas pahanya.
"Remas aja paha aku Monik, daripada
rok" bisik Toni lagi.
Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang
\'geboy\' saja kadang Monik remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha
Toni dalam remasannya
membuat darah Monik berdesir keras.
"Ngga usah malu Monik, santai aja" lanjutnya
lagi.
Entah karena bujukannya atau Monik sendiri yang
menginginkan, tidak jelas, yang pasti tangan Monik tidak beranjak dari pahanya
dan setiap ada adegan yang \'wow\', Monik meremas
pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan
tangannya di atas paha Monik, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin
naik, setiap gerakan tangannya membuat Monik merinding.
Entah bagaimana mulainya tangan Toni sudah berada
dipaha dalam Monik, tangannya mengelus-elus dengan halus, Monik ingin menepis,
tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatnya membiarkan
kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.
"Monik gue suka deh liat leher sama pundak
kamu" bisik Toni seraya mengecup pundak Monik.
Monik yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah
menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
"Jangan Ton" namun Monik berusaha menolak.
"Kenapa Monik, cuma pundak aja kan" tanpa
perduli penolakan Monik,
Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik ke leher, disini
Monik tidak lagi berusaha \'jaim\'.
"Ton.. ahh" desah Monik tak tertahan lagi.
"Enjoy aja Monik" bisik Toni lagi, sambil
mengecup dan menjilat daun telinga Monik.
"Ohh Ton" Monik sudah tidak mampu lagi
menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat \'live show\' dan film,
perlahan merayapi lagi tubuh Monik.
Monik hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut
Toni di leher dan telinga Monik. Andri yang sedari tadi asik nonton melihat Monik
seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama.
Pundak, leher dan telinga sebelah kiri Monik jadi sasaran mulutnya.
Melihat Monik sudah pasrah mereka semakin agresif.
Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaan Monik yang masih
terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaannya, remasan Andri di payudaranya dan
kehangatan mulut mereka dilehernya membuat magma birahi Monik
menggelegak sejadi-jadinya.
"Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh" desahan Monik
bertambah keras.
Andri menyingkap tang-top dan bra, bukit kenyal 34b itu menyembul,
langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam
CD meraba-raba kewanitaan Monik yang sudah basah oleh cairan pelicin. Monik jadi
tak terkendali dengan serangan mereka, tubuhnya bergelinjang keras.
"Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh" desahan Monik
berganti menjadi erangan-erangan.
Mereka melucuti seluruh penutup tubuh Monik, tubuh
polos Monik dibaringkan di lantai beralas karpet dan mereka pun kembali
menjarahnya. Andri melumat bibir Monik dengan bernafsu lidahnya menerobos
kedalam rongga mulut Monik, lidah mereka saling beraut, mengait dan menghisap
dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat paha Monik lama kelamaan semakin
naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaannya, lidah Toni bergerak-gerak liar di klitoris Monik,
bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudara Monik, putingnya yang
kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.
Diperlakukan seperti itu membuat Monik kehilangan
kesadaran, tubuhnya
bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan
mereka. Bahkan Monik mulai berani meremas-remas punggung Andri, Monik menjambak rambut Andri dan Monik merengek-rengek
meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
"Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk
sekalii"
"Nikmatin Monik.. nanti bakal lebih lagi"
bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telinga Monik.
Mendengar kata \'lebih lagi\' Monik seperti tersihir,
menjadi hiperaktif pinggul diangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar
menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaan Monik dengan menyedot-nyedot
gundukan daging yang semakin basah oleh ludah Toni dan cairan Monik. Tidak berapa lama
kemudian Monik merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuh Monik menegang,
Monik memeluk
Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.
"Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh" jerit Monik
keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaannya. Tubuh Monik
melemas.. lungai.
Toni dan Andri menyudahi \'hidangan\' pembukanya,
dibiarkan tubuh Monik beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata Monik
mengingat-ingat
apa yang baru saja dialami.
Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaan yang menyebarkan kenikmatan
yang belum pernah dialami
sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh
tubuh Monik. Monik semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang
menghanyutkan, dan tiba-tiba Monik merasakan hembusan nafas ditelinganya dan rasa
tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi
kali ini tubuh Monik seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah
polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuh Monik.
Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua paha Monik lebar-lebar dengan
kepala sudah berada diantaranya.
Mata Monik terpejam, Monik sadar betul apa yang akan
terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuh Monik sebagai
\'hidangan\' utama. Monik ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan
kelanjutannya dengan berdebar. Begitu Monik merasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai
beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutannya. Gairah Monik
bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluannya, ditambah
lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingnyau membuat
tubuh Monik mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif
tubuhnya.
"Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh"
rintih Monik tak tertahankan lagi.
Toni kemudian mengganjal pinggul Monik dengan bantal
sofa sehingga pantat Monik menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain
dikemaluan Monik. Kali ini ujung lidah Toni sampai masuk kedalam liang
kenikmatan Monik, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuh
Monik bagai tersengat aliran listrik, Monik hilang kendali. Monik merintih,
mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu Monik
merasakan sesuatu yang hangat keras berada di bibirnya.. kejantanan Andri!
Monik mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak
menggubrisnya ia malah manahan kepala Monik dengan tangannya agar tidak
bergerak.
"Jilat.. Monik" perintahnya tegas.
Monik tidak lagi bisa menolak, Monik menjilat
batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah
merasakan jilatan Monik.
"Aaahh.. Monik.. jilat terus.. nngghh" desah
Andri.
"Jilat kepalanya Monik" Monik menuruti permintaannya
yang tak mungkin ditolak.
Lama kelamaan Monik mulai terbiasa dan dapat merasakan
juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidah Monik berputar di kepala
kemaluan Andri, membuat Andri mendesis desis.
"Ssshh.. nikmat sekali Monik.. isep sayangg..
isep" pintanya diselah-selah desisannya.
Monik tak tahu harus berbuat bagaimana, dia mengikuti
saja apa yg pernah dilihat di film, kepala kejantanan Andri pertama-tama dimasukan
kedalam mulut, Andri meringis.
"Jangan pake gigi Monik.. isep aja"
protesnya, Monik mencoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
"Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Monik"
Melihat Andri saat itu membuat Monik turut larut dalam
kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanan Andri melesak masuk menyentuh
langit-langit mulut Monik, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada
henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluan Monik. Monik semakin
terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhnya, Monik bahkan
tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam
mulutnya.
Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan
pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tangan Monik tak mampu
menahan laju masuknya kedalam mulutnya. Monik menjadi gelagapan, Monik menggeleng-gelengkan
kepalanya hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya,
gelengan kepala Monik membuat kemaluan Andri seperti dikocok-kocok. Andri
bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
"Aaagghh.. nikmatt.. Monik.. aku.. kkeelluaarr"
jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulut Monik, membuat Monik
tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokan sebagian lagi tercecer keluar dari
mulutnya.
Monik sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang
sisa yang masih ada dimulutnya. Toni tidak dihiraukan, Monik langsung duduk
bersandar menutup dada Monik dengan bantal sofa.
"Gila Andri.. kira-kira dong" celetuk Monik
sambil bersungut-sungut.
"Sorry Monik.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak
banget" jawab Andri dengan tersenyum.
"Udah Monik jangan marah, kamu masih baru nanti
lama lama juga bakal suka" sela Toni seraya mengambilkan Monik minum dan
membersihkan sisa air mani dari mulut Monik.
Toni benar, Monik sebenarnya tadi menikmati sekali,
apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang
membuat Monik kaget. Toni membujuk dan memeluk Monik dengan lembut sehingga
kekesalan Monik segera surut. Dikecupnya kening Monik, hidungnya dan bibirnya.
Kelembutan perlakuannya membuat Monik lupa dengan kejadian tadi. Kecupan
dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas mereka pun saling
memagut, lidah Toni menerobos mulut Monik, meliuk-liuk bagai ular, Monik terpancing
untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidah Toni, leher dan
telinga Monik kembali menjadi sasarannya membuatnya sulit menahan
desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutnya.
Toni merebahkan tubuh Monik kembali di lantai beralas
karpet, kali ini dada Monik dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya
lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiri Monik, tangannya melesat
turun ke kewanitaannya, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluannya. Tubuh Monik
langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.
"Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh" desis Monik
tak tertahan.
"Teruss.. Tonn.. aakkhh"
Monik menjadi lebih menggila waktu Toni mulai
memainkan lagi lidahnya di kemaluannya, seakan kurang lengkap kenikmatan yang dirasakan,
kedua tangan Monik meremas-remas payudara nya sendiri.
"Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh" desah Monik
semakin menjadi-jadi.
Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuh Monik,
Monik berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua
kaki Monik, dan kemudian ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaan Monik
yang sudah basah oleh cairan cinta.
"Aauugghh.. Tonn.. pelann" jerit Monik
lirih, saat kepala kejantanan Toni melesak masuk kedalam rongga kemaluan Monik.
Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan
kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaan Monik. Kemudian-masih
sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Monik merasakan
sesuatu yang aneh menjalar ke seluruh tubuhnya. Rasa geli, enak dan entah
apalagi berbaur ditubuh membuat pinggul Monik mengeliat-geliat mengikuti
tusukan-tusukan Toni.
"Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn"
desah Monik lirih.
Monik benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar
biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaannya. Mata Monik terpejam-pejam
kadang menggigit bibir bawahnya seraya mendesis.
"Enak.. Monik ?" tanya Toni berbisik.
"He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh"
"Nikmatin Monik.. nanti lebih enak lagi"
bisiknya lagi.
"Ooohh.. Tonn.. ngghh"
Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap
sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi Monik terayun-ayun
dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah
kewanitaan Monik.
"Auuhh.. sakitt Tonn" jerit Monik saat
kejantanannya merobek selaput daranya, Monik merasakan sakit seperti tersayat
silet, Toni menghentikan tekanannya.
"Pertama sedikit sakit Monik.. nanti juga hilang
kok sakitnya" bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telinga Monik.
Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya,
yang pasti Monik mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat
didalam rongga kemaluannya.
Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan
seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya
dirongga kewanitaannya menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan
tarikannya membuat Monik menggelepar-gelepar.
"Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh"
desah Monik tak tertahan.
"Ohh.. Monik.. enak banget punya kamu..
oohh" puji Toni diantara lenguhannya.
"Agghh.. terus Tonn.. teruss" Monik meracau
tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluannya.
Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh.
Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan mereka. Menit demi menit
kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuh Monik. Magma birahi semakin
menggelegak sampai akhirnya tubuh Monik tak lagi mampu menahan letupannya.
"Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat
sekali Tonn" jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulut Monik.
Tubuh Monik mengejang, dia memeluk Toni erat-erat,
magma birahinya meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri
relung-relung kewanitaannya.
Tubuh Monik terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung
lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairah Monik, hisapan dan
remasan didada Monik serta pinggul Toni yang berputar kembali membangkitkan
birahi Monik. Lagi-lagi tubuh Monik dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam
kenikmatan duniawi. Tubuh Monik dibolak-balik bagai daging panggang, setiap
posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaannya
berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti
menjarah tubuh Monik.
Selagi posisi Monik di atas Toni, Andri yang sedari
tadi hanya menonton serta merta menghampiri mereka, dengan berlutut ia memeluk Monik
dari belakang. Leher Monik dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dada
Monik. Apalagi ketika tangan Andri mulai bermain-main diklitoris, Monik menjadi
tambah meradang.
Monik menengadahkan kepalanya bersandar pada pundak
Andri, mulut Monik yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan
langsung dilumatnya. Pagutan Andri terbalas, mereka saling melumat, menghisap
dan bertukar lidah. Pinggul Monik semakin bergoyang berputar, mundur dan maju
dengan liarnya. Monik begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh
isi rongga kewanitaannya yang meminta lebih dan lebih lagi.
"Aaargghh.. Monik.. enak banget.. terus Monik..
goyang terus" erang Toni.
Erangan Toni membuat gejolak birahi Monik semakin
menjadi-jadi, Monik meremas buah dadanya sendiri yang ditinggalkan tangan
Andri. Monik sungguh menikmati semua ini.
Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi.
Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Monik pun merangkak kearah
batang kemaluannya.
"Isep Monik" pinta Toni, segera Monik melumat
kejantanannya dengan rakus.
"Ooohh.. enak Monik.. isep terus"
Bersamaan dengan itu Monik merasakan Andri
menggesek-gesek bibir kemaluannya dengan kepala kejantanan Anri. Tubuh Monik
bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar
dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluan Monik dan
terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh,
birahi Monik kembali menggeliat keras. Monik menjadi sangat binal merasakan
sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhnya. Batang kemaluan Toni dilumat
dengan sangat bernafsu. Kesadaran Monik hilang sudah nalurinya yang menuntun
melakukan semua itu.
"Monik.. terus Monik.. gue ngga tahan lagi..
Aaarrgghh" erang Toni.
Monik tahu Toni akan segera menumpahkan cairan
kenikmatannya, Monik lebih siap kali ini. Selang berapa saat Monik merasakan
semburan-semburan hangat sperma Toni.
"Aaagghh.. nikmat banget Monik.. isep teruss..
telan Monik" jerit Toni, lagi-lagi nalurinya menuntun agar Monik mengikuti
permintaan Toni, menghisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. menelan
cairan itu.
“Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual
karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai
cairan itu.” Gumam Monik dalam hati. Monik
melumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.
Toni beranjak meninggalkan Monik dan Andri,
sepeninggal Toni Monik merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria
jauh lebih mengasikkan buatnya. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang
begitu bernafsu dalam posisi \'doggy\' dapat membuat Monik kembali
merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianus Monik.
Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang
anusnya. Sodokan-sodokan dikewanitaannya dan Ibu jarinya dilubang anus membuat Monik
mengerang-erang.
"Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh"
"Enak banget Drii.. aahh.. oohh"
Mendengar erangan Monik Andri tambah bersemangat
menggedor kedua lubang Monik, Ibu jarinya tambah dalam menembus anusnya, Monik tambah
lupa daratan.
Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan
dan Ibu jarinya.
"Andrii.. kenapa dicabutt" protes Monik.
"Masukin lagi Dri.. pleasee" pinta Monik menghiba.
Sebagai jawaban Monik hanya merasakan ludah Andri
berceceran di lubang anusnya, tapi kali ini lebih banyak. Monik masih belum
mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya
dilubang anus baru Monik sadar apa yang akan dilakukannya.
"Andrii.. pleasee.. jangan disitu" Monik menghiba
meminta Andri jangan melakukannya.
Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya,
ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan
jarinya dikemaluannya, Monik tidak lagi protes. Tiba-tiba kepala kemaluan Andri
sudah menembus anus. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang Andri
membelah anus Monik dan tenggelam habis didalamnya.
"Aduhh sakitt Drii.. akhh..!" keluh Monik
pasrah karena mustahil menghentikan Andri.
"Rileks Monik.. seperti tadi, nanti juga hilang
sakitnya" bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi
mengelus-elus klitorisnya.
Separuh tubuh Monik yang tengkurap disofa sedikit
membantunya, dengan begitu memudahkan Monik untuk mencengram dan mengigit
bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu
hilang, Monik bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok
anus. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuh Monik.
"Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii" erang-erangan
birahi Monik mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.
Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya.
Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin Monik terbuai dalam
kenikmatan.
Toni yang sudah pulih dari \'istirahat\'nya tidak
ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Monik Membayangkan akan dijarah
lagi oleh mereka, maka tensi gairah Monik meninggi. Atas inisiatif Toni mereka
pindah kekamar tidur, jantung Monik berdebar-debar menanti permainan mereka.
Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal,
tubuh Monik ditarik menindihinya. Sambil melumat mulut Monik yang segera terbalas
dengan bernafsu, Toni membuka lebar kedua paha Monik dan langsung menancapkan
kemaluannya ke dalam vagina Monik. Andri yang berada di belakang membuka
belahan pantat Monik dan meludahi lubang anus. Menyadari apa yang akan mereka
lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali di tubuh Monik. Sensasi
sexual yang luar bisa hebat dirasakan Monik saat kejantanan mereka yang keras
mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anus Monik. Hentakan-hentakan milik mereka
di kedua lubang Monik memberi kenikmatan yang tak terperikan.
Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah
posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuh Monik terlentang diatasnya,
kejantanannya tetap berada didalam anusnya. Toni langsung membuka lebar-lebar
kaki Monik dan menghujamkan kejantanannya di kemaluan Monik yang terpampang
menganga. Posisi ini membuat Monik semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangnya
yang digarap mereka tapi juga payudara Monik. Andri dengan mudahnya memagut
leher Monik dan satu tangannya meremas buah dada Monik, Toni melengkapinya
dengan menghisap puting buah dada Monik satunya. Monik sudah tidak mampu lagi
menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhnya.
Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak
terperikan rasanya. Hingga akhirnya Monik merasakan sesuatu didalam kewanitaannya
akan meledak, keliaran Monik menjadi-jadi.
"Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann"
jerit dan erang Monik tak karuan.
Dan tak berapa lama kemudian tubuh Monik serasa
melayang, Monik mencengram pinggul Toni kuat-kuat, menarik agar batangnya
menghujam keras dikemaluannya, seketika Monik merasa semuanya menjadi gelap
pekat. Jeritan Monik, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
"Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii"
"Aaarrghh.. Monik.. enakk bangeett"
Keduanya menekan dalam-dalam penis mereka, cairan
hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubang Monik. Tubuh Monik bergetar
keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhnya mengejang
berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaannya dan akhirnya mereka.. terkulai
lemas.
Sepanjang malam tak henti-hentinya mereka mengayuh
kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh mereka tidak lagi mampu
mendayung. Mereka terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan.
Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang
memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang Monik sukai. Tapi Monik tidak
pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. Monik baru akan
mencapai kepuasan bila \'dijarah\' oleh dua atau tiga pria sekaligus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar