Rabu, 16 November 2011

Kenikmatan Bersama Dua Pria


Tokoh Utama :
  1. Monik (19 tahun)
  2. Toni (23 tahun)
  3. Andri (20 tahun)

Tokoh Figuran :
  • Wirda (20 tahun), Vito (22 tahun), 
  • Susi (19 tahun), Kelvin (22 tahun),  


Monik adalah gadis berusia 19 tahun. wajahnya cantik, tinggi 170, kulit putih dengan rambut lurus sebahu. Monik termasuk populer diantara kawan-kawan, pokoknya \'gaul abis\'. Namun demikian Monik masih mampu menjaga kesuciannya sampai.... Suatu saat Monik dan enam orang kawan Susi (19), Wirda (20), Kelvin (22), Vito (22), Toni (23) dan Andri (20). menghabiskan liburan dengan menginap di villa keluarga Andri di Puncak.
Susi walaupun tidak terlalu tinggi (160) memiliki tubuh padat dengan kulit putih, sangat sexy apalagi dengan ukuran payudara 36b-nya, Susi telah berpacaran cukup lama dengan Kelvin. Diantara tiga cewek itu, Wirda yang paling cantik, tubuhnya sangat proporsi tidak heran kalau sang pacar, Vito, sangat tergila-gila dengannya. Sementara Monik, Andri dan Toni masih \'jomblo\'. Andri yang berdarah India sebenarnya suka sama Monik, dia lumayan ganteng hanya saja bulu-bulu dadanya yang lebat terkadang membuat Monik ngeri, karenanya Monik hanya menganggap Andri tidak lebih dari sekedar teman.

Acara ke Puncak dimulai dengan \'hang-out\' di salah satu kafe terkenal di kota mereka. Larut malam baru tiba di Puncak dan langsung menyerbu kamar tidur, mereka semua tidur dikamar lantai atas. Udara dingin membuat Monik terbangun dan menyadari hanya Susi yang ada sementara Wirda entah kemana. Rasa haus membuat Monik beranjak menuju dapur untuk mengambil minum. Sewaktu melewati kamar belakang di lantai bawah, telinga Monik menangkap suara orang yang sedang bercakap-cakap. Monik mengintip dari celah pintu yang tidak tertutup rapat, ternyata Vito dan Wirda. Monik mau menegur mereka, tapi niat itu diurungkan, karena Monik melihat mereka sedang berciuman, awalnya kecupan-kecupan lembut yang kemudian berubah menjadi lumatan-lumatan. Keingintahuan akan kelanjutan adegan itu menahan langkah Monik menuju dapur.
Adegan ciuman itu bertambah \'panas\' mereka saling memagut dan berguling-gulingan, lidah Vito menjalar bagai bagai ular ketelinga dan leher, sementara tangannya menyusup kedalam t-shirt meremas-remas payudara yang menyebabkan Wirda mendesah-desah, suara desahannya terdengar sangat sensual. Disibakkannya t-shirt Wirda dan lidah Vito menjalar dan meliuk-liuk di putting Wirda, menghisap dan meremas-remas payudara Wirda. Setelah itu tangan Vito mulai merayap kebawah, mengelus-elus bagian sensitif yang tertutup g-string. Vito berusaha membuka penutup terakhir itu, tapi sepertinya Wirda keberatan. Lamat-lamat Monik mendengar pembicaraan mereka.
"Jangan To" tolak Wirda.
"Kenapa sayang" tanya Vito.
"Aku belum pernah.. gituan"
"Makanya dicoba sayang" bujuk Vito.
"Takut To" Wirda beralasan.
"Ngga apa-apa kok" lanjut Vito membujuk
"Tapi To"
"Gini deh", potong Vito, 
"Aku cium aja, kalau kamu ngga suka kita berhenti"
"Janji ya To" sahut Wirda ingin meyakinkan.
"Janji" Vito meyakinkan Wirda.
Vito tidak membuang-buang waktu, ia membuka t-shirt dan celana pendek Wirda dan kembali menikmati bukit kenikmatan Wirda yang indah itu, perlahan mulutnya merayap makin kebawah.. kebawah.. dan kebawah. Ia mengecup-ngecup gundukan diantara paha sekaligus menarik turun g-string Wirda. Dengan hati-hati Vito membuka kedua paha Wirda dan mulai mengecup kewanitaannya disertai jilatan-jilatan. Tubuh Wirda bergetar merasakan lidah Vito.
"Agghh.. To.. oohh.. enakk.. Too"
Mendengar desahan Wirda, Vito semakin menjadi-jadi, ia bahkan menghisap-hisap kewanitaan Wirda dan meremas-remas payudaranya dengan liar. Hentakan-hentakan birahi sepertinya telah menguasai Wirda, tubuhnya menggelinjang keras disertai desahan dan erangan yang tidak berkeputusan, tangannya mengusap-usap dan menarik-narik rambut Vito, seakan tidak ingin melepaskan kenikmatan yang ia rasakan.
Wirda semakin membuka lebar kedua kakinya agar memudahkan mulut Vito melahap kewanitaannya. Kepalanya mengeleng kekiri-kekanan, tangannya menggapai-gapai, semua yang diraih dicengramnya kuat-kuat. Wirda sudah tenggelam dan setiap detik belalu semakin dalam ia menuju ke dasar lautan birahi. Vito tahu persis apa yang harus dilakukan selanjutnya, ia membuka CDnya dan merangkak naik keatas tubuh Wirda. Mereka bergumul dalam ketelanjangan yang berbalut birahi. Sesekali Vito di atas sesekali dibawah disertai gerakan erotis pinggulnya, Wirda tidak tinggal diam ia melakukan juga yang sama. Kemaluan mereka saling beradu, menggesek, dan menekan-nekan. Melihat itu semua membuat degup jantung Monik berdetak kencang dan bagian-bagian sensitif di tubuh Monik mengeras.. Monik mulai terjangkit virus birahi mereka.
Vito kemudian mengangkat tubuhnya yang ditopang satu tangan, sementara tangan lain memegang kejantannya. Vito mengarahkan kejantanannya keselah-selah paha Wirda.
"Jangan To, katanya cuma cium aja" sergah Wirda.
"Rileks Wir" bujuk Vito, sambil mengosok-gosok ujung penisnya di kewanitaan Wirda.
"Tapi.. To.. oohh.. aahh" protes Wirda tenggelam dalam desahannya sendiri.
"Nikmatin aja Wir "
"Ehh.. akkhh.. mpphh" Wirda semakin mendesah
"Gitu Wir.. rileks.. nanti lebih enak lagi"
"He eh To.. eesshh"
"Enak Wir..?"
"Ehh.. enaakk To"
Monik benar-benar ternganga dibuatnya. Seumur hidup belum pernah Monik melihat milik pria yang sebenarnya, apalagi adegan \'live\' seperti itu.
Tidak ada lagi protes apalagi penolakan, hanya desahan kenikmatan Wirda yang terdengar.
"Aku masukin ya Wir " pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.
Vito langsung menekan pinggulnya, ujung kejantanannya tenggelam dalam kewanitaan Wirda.
"Aakhh.. To.. eengghh" erang Wirda cukup keras, membuat bulu-bulu ditubuh Monik meremang mendengarnya.
Vito lebih merunduk lagi dengan sikut menahan badan, perlahan pinggulnya bergerak turun naik serta mulutnya dengan rakus melumat payudara Wirda.
"Teruss.. Too.. enak banget.. ohh.. isep yang kerass sayangg" Wirda meracau.
"Aku suka sekali payudara kamu Wir.. mmhh"
"Aku juga suka kamu isep To.. ahh" Wirda menyorongkan dadanya membuat Vito bertambah mudah melumatnya.
Bukan hanya Wirda yang terayun-ayun gelombang birahi, Monik yang melihat semua itu turut hanyut dibuatnya. Tanpa sadar Monik mulai meremas-remas payudara dan memainkan putingnya sendiri, membuat mata Monik terpejam-pejam merasakan nikmatnya.
Vito tahu Wirda sudah pada situasi \'point of no return\', ia merebahkan badannya menindih Wirda dan memeluknya seraya melumat mulut, leher dan telinga Wirda dan.. Monik melihat Vito menekan pinggulnya, Monik dapat membayangkan bagaimana kejantanannya melesak masuk ke dalam rongga kenikmatan Wirda.
"Auuwww.. To.. sakiitt" jerit Wirda.
"Stop.. stop To"
"Rileks Wir.. supaya enak nanti" bujuk Vito, sambil terus menekan lebih dalam lagi.
"Sakit To.. pleasee.. jangan diterusin"
Terlambat.. seluruh kejantanan Vito telah terbenam di dalam rongga kenikmatan Wirda. Beberapa saat Vito tidak bergerak, ia mengecup-ngecup leher, pundak dan akhirnya payudara Wirda kembali jadi bulan-bulanan lidah dan mulutnya. Perlakuan Vito membuat birahi Wirda terusik kembali, ia mulai melenguh dan mendesah-desah, lama kelamaan semakin menjadi-jadi. Bagian belakang tubuh Vito yang mulai dari punggung, pinggang sampai buah pantatnya tak luput dari remasan-remasan tangan Wirda.
Vito memahami sekali keadaan Wirda, pinggulnya mulai digerakan memutar perlahan sekali tapi mulutnya bertambah ganas melahap gundukan daging Wirda yang dihiasi puting kecil kemerah-merahan.
"Uhh.. ohh.. To" desah kenikmatan Wirda, kakinya dibuka lebih melebar lagi.
Vito tidak menyia-nyiakan kesempatan ini dipercepat ritme gerakan pinggulnya.
"Agghh.. ohh.. terus Too" Wirda meracau merasakan kejantanan Vito yang berputar-putar di kewanitaannya, kepalanya tengadah dengan mata terpejam, pinggulnya turut bergoyang. Merasakan gerakannya mendapat respon dari wirda, Vito tidak ragu lagi untuk menarik-memasukan batang kemaluannya.
"Aaauugghh.. sshh.. Too.. ohh.. Too" Wirda tak kuasa lagi menahan luapan kenikmatan yang keluar begitu saja dari mulutnya.
Pinggul Vito yang turun naik dan kaki Wirda yang terbuka lebar membuat darah Monik berdesir, menimbulkan denyut-denyut di bagian sensitif Monik, Monik memasukan tangan kiri kebalik celana pendek dan CD. Tubuh Monik bergetar begitu jari-jemarinya meraba-raba kewanitaannya sendiri.
"Ssshh.. sshh" desis Monik tertahan manakala jari tengahnya menyentuh bibir kemaluannya yang sudah basah, sesaat \'life show\' Vito dan Wirda terlupakan. Kesadaran Monik kembali begitu mendengar pekikan Wirda.
"Adduuhh.. Too.. nikmat sekalii" Wirda terbuai dalam birahinya yang menggebu-gebu.
"Nikmati Wir.. nikmati sepuas-puasnya"
"Ssshh.. ahh.. ohh.. ennaak Too"
"Punya kamu enaakk sekalii Wir .. uugghh" pujian Vito rupanya membuat Wirda lebih agresif, pantatnya bergoyang mengikuti irama hentakan-hentakan turun-naik pantat Vito.
"Ohh.. Too.. Aku sayang kamu.. sshh" desah Wirda seraya memeluk
"Enaak Wir .. terus goyang.. uhh.. eenngghh" merasakan goyangan Wirda, Vito semakin mempercepat hujaman-hujaman kejantanannya.
"Ahh.. aahh.. Too.. teruss.. sayaang" pekik Wirda.
Semakin liar keduanya bergumul, keringat kenikmatan membanjir menyelimuti tubuh mereka.
"Too.. tekan sayangg.. uuhh.. aku mau ke.. kelu.. aarrghh" erang Wirda.
Vito menekan pantatnya dalam-dalam dan tubuh keduanya pun mengejang. Gema erangan kenikmatan mereka memenuhi seantero kamar dan kemudian keduanya.. terkulai lemas.
Dikamar Monik gelisah mengingat-ingat kejadian yang baru saja dilihatnya, bayang-bayang Vito menyetubuhi Wirda begitu menguasai pikirannya. Tak kuasa Monik menahan tangannya untuk kembali mengusap-usap seluruh bagian sensitif di tubuhnya namun keberadaan Susi yang masih tidur sangat mengganggu, menjelang ayam berkokok barulah mata Monik terpejam. Dalam mimpi Monik, adegan itu muncul kembali hanya saja bukan Wirda yang sedang disetubuhi Vito tetapi dirinya (Vito-Monik).
Jam 10.00 pagi harinya mereka jalan-jalan menghirup udara puncak, sekalian membeli makanan dan cemilan sementara Susi dan Kelvin menunggu di villa. Belum lagi 15 menit meninggalkan villa tiba-tiba perut Monik mulas, Monik mencoba untuk bertahan, tidak berhasil, bergegas Monik kembali ke villa.
Selesai dari kamar mandi Monik mencari Susi dan Kelvin, rupanya mereka sedang di ruang TV dalam keadaan.. bugil. Lagi-lagi Monik mendapat suguhan \'live show\' yang spektakuler. Tubuh Susi setengah melonjor di sofa dengan kaki menapak ke lantai, Kelvin berlutut di lantai dengan badan berada diantara kedua kaki Susi, Mulutnya mengulum-ngulum kewanitaan Susi, tak lama kemudian Kelvin meletakkan kedua tungkai kaki Susi di bahunya dan kembali menyantap \'segitiga venus\' yang semakin terpampang dimukanya. Tak ayal lagi Susi berkelojotan diperlakukan seperti itu.
"Ssshh.. sshh.. aahh" desis Susi.
"Oohh.. Kel.. nikmat sekalii.. sayang"
"Gigit.. Kel.. pleasee.. gigitt"
"Auuwww.. pelan sayang gigitnyaa"
Melengkapi kenikmatan yang sedang melanda dirinya satu tangan Susi mencengkram kepala Kelvin, tangan lainnya meremas-remas payudara 36b-nya sendiri serta memilin putingnya.
Beberapa saat kemudian mereka berganti posisi, Susi yang berlutut di lantai, mulutnya mengulum kejantanan Kelvin, kepalanya turun naik, tangannya mengocok-ngocok batang kenikmatan itu, sekali-kali dijilatnya bagai menikmati es krim. Setiap gerakan kepala Susi sepertinya memberikan sensasi yang luar biasa bagi Kelvin.
"Aaahh.. aauugghh.. teruss sayangg" desah Kelvin.
"Ohh.. sayangg.. enakk sekalii"
Suara desahan dan erangan membuat Susi tambah bernafsu melumat kejantanan Kelvin.
"Ohh.. Susii.. ngga tahann.. masukin sayangg" pinta Kelvin.
Susi menyudahi lumatannya dan beranjak ke atas, berlutut di sofa dengan pinggul Kelvin berada diantara pahanya, tangannya menggapai batang kenikmatan Kelvin, diarahkan ke mulut kewanitaannya dan dibenamkan.
"Aaagghh" keduanya melenguh panjang merasakan kenikmatan gesekan pada bagian sensitif mereka masing-masing. Dengan kedua tangan berpangku pada pahanya Susi mulai menggerakan pinggulnya mundur maju, karuan saja Kelvin mengeliat-geliat merasakan batangnya diurut-urut oleh kewanitaan Susi. Sebaliknya, milik Kelvin yang menegang keras dirasakan oleh Susi mengoyak-ngoyak dinding dan lorong kenikmatannya. Suara desahan, desisan dan lenguhan saling bersaut manakala kedua insan itu sedang dirasuk kenikmatan duniawi.
Tontonan itu membuat Monik tidak dapat menahan keinginannya untuk meraba-raba2 sekujur tubuh, rasa gatal begitu merasuk kedalam kemaluan Monik. Monik meninggalkan \'live show\' bergegas menuju kamar, Monik melampiaskan birahinya dengan mengesek-gesekan bantal di kewanitaannya. Merasa tidak puas Monik menyingkap rok mininya, menyelipkan tangannya ke dalam CD-nya, membelai-belai bulu-bulu tipis di permukaan kewanitaannya... dan.. akhirnya menyentuh klitorisnya.
"Aaahh.. sshh.. eehh" desah Monik merasakan nikmatnya elusan-elusannya sendiri, jari Monik merayap tak terkendali ke bibir kemaluannya, membuka belahannya dan bermain-main ditempat yang mulai basah dengan cairan pelancar, manakala kenikmatan semakin membalut Monik tiba-tiba pintu terbuka.. Susi! masih dengan pakaian kusut menerobos masuk, untung Monik masih memeluk bantal, sehingga kegiatan tangannya tidak terlihat oleh Susi.
"Ehh Monik.. kok ada di sini, bukannya tadi ikut yang lain?" sapa Susi terkejut.
"Iya Si.. balik lagi.. perut mules"
"Aku suruh Kelvin beli obat ya"
"Ngga usah Si.. udah baikan kok"
"Yakin Monik?"
"Iya ngga apa-apa kok" jawab Monik meyakinkan Susi yang kemudian kembali ke ruang tengah setelah mengambil yang dibutuhkannya. Sirna sudah birahi Monik karena rasa kaget.
Malam harinya selesai makan mereka semua berkumpul diruang tengah, Andri langsung memutar VCD X-2. Adegan demi adegan di film mempengaruhi mereka, terutama para pria, mereka kelihatan gelisah. Film masih setengah main Susi dan Kelvin menghilang, tak lama kemudian disusul oleh Wirda dan Vito. Tinggal Monik, Toni dan Andri, mereka duduk di lantai bersandar pada sofa, Monik di tengah. Melihat adegan film yang bertambah panas membuat birahi Monik terusik lagi. Rasa gatal menyeruak di kewanitaan Monik, mengelitik sekujur tubuh dan setiap detik berlalu semakin memuncak saja, Monik jadi salah tingkah. Toni yang pertama melihat kegelisahan Monik.
"Kenapa Monik, gelisah banget horny ya" tegurnya bercanda.
"Ngga lagi, ngaco kamu Ton" sanggah Monik.
"Kalau horny bilang aja Monik.. hehehe.. kan ada kita-kita" Andri menimpali.
"Rese nih berdua, nonton aja tuh" sanggah Monik lagi menahan malu.
Toni tidak begitu saja menerima sanggahan Monik, diantara mereka ia paling tinggi jam terbangnya sudah tentu ia tahu persis apa yang sedang Monik rasakan. Toni tidak menyia-nyiakannya, bahu Monik dipeluknya seperti biasa ia lakukan, seakan tanpa tendensi apa-apa.
"Santai Monik, kalau horny enjoy aja, gak usah malu.. itu artinya kamu normal" bisik Toni sambil meremas pundak Monik.
Remasan dan terpaan nafas Toni saat berbisik menyebabkan semua bulu-bulu di tubuh Monik meremang, tanpa terasa tangan Monik meremas ujung rok. Toni menarik tangan Monik meletakan di pahanya ditekan sambil diremasnya, tak ayal lagi tangan Monik jadi meremas pahanya.
"Remas aja paha aku Monik, daripada rok" bisik Toni lagi.
Kalau sedang bercanda jangankan paha, pantatnya yang \'geboy\' saja kadang Monik remas tanpa rasa apapun, kali ini merasakan paha Toni dalam remasannya membuat darah Monik berdesir keras.
"Ngga usah malu Monik, santai aja" lanjutnya lagi.
Entah karena bujukannya atau Monik sendiri yang menginginkan, tidak jelas, yang pasti tangan Monik tidak beranjak dari pahanya dan setiap ada adegan yang \'wow\', Monik meremas pahanya. Merasa mendapat angin, Toni melepaskan rangkulannya dan memindahkan tangannya di atas paha Monik, awalnya masih dekat dengkul lama kelamaan makin naik, setiap gerakan tangannya membuat Monik merinding.
Entah bagaimana mulainya tangan Toni sudah berada dipaha dalam Monik, tangannya mengelus-elus dengan halus, Monik ingin menepis, tapi, rasa geli-geli enak yang timbul begitu kuatnya, membuatnya membiarkan kenakalan tangan Toni yang semakin menjadi-jadi.
"Monik gue suka deh liat leher sama pundak kamu" bisik Toni seraya mengecup pundak Monik.
Monik yang sudah terbuai elusannya karuan saja tambah menjadi-jadi dengan kecupannya itu.
"Jangan Ton" namun Monik berusaha menolak.
"Kenapa Monik, cuma pundak aja kan" tanpa perduli penolakan Monik, Toni tetap saja mengecup, bahkan semakin naik ke leher, disini Monik tidak lagi berusaha \'jaim\'.
"Ton.. ahh" desah Monik tak tertahan lagi.
"Enjoy aja Monik" bisik Toni lagi, sambil mengecup dan menjilat daun telinga Monik.
"Ohh Ton" Monik sudah tidak mampu lagi menahan, semua rasa yang terpendam sejak melihat \'live show\' dan film, perlahan merayapi lagi tubuh Monik.
Monik hanya mampu tengadah merasakan kenikmatan mulut Toni di leher dan telinga Monik. Andri yang sedari tadi asik nonton melihat Monik seperti itu tidak tinggal diam, ia pun mulai turut melakukan hal yang sama. Pundak, leher dan telinga sebelah kiri Monik jadi sasaran mulutnya.
Melihat Monik sudah pasrah mereka semakin agresif. Tangan Toni semakin naik hingga akhirnya menyentuh kewanitaan Monik yang masih terbalut CD. Elusan-elusan di kewanitaannya, remasan Andri di payudaranya dan kehangatan mulut mereka dilehernya membuat magma birahi Monik menggelegak sejadi-jadinya.
"Agghh.. Tonn.. Drii.. ohh.. sshh" desahan Monik bertambah keras.
Andri menyingkap tang-top dan bra, bukit kenyal 34b itu menyembul, langsung dilahapnya dengan rakus. Toni juga beraksi memasukan tangannya kedalam CD meraba-raba kewanitaan Monik yang sudah basah oleh cairan pelicin. Monik jadi tak terkendali dengan serangan mereka, tubuhnya bergelinjang keras.
"Emmhh.. aahh.. ohh.. aagghh" desahan Monik berganti menjadi erangan-erangan.
Mereka melucuti seluruh penutup tubuh Monik, tubuh polos Monik dibaringkan di lantai beralas karpet dan mereka pun kembali menjarahnya. Andri melumat bibir Monik dengan bernafsu lidahnya menerobos kedalam rongga mulut Monik, lidah mereka saling beraut, mengait dan menghisap dengan liarnya. Sementara Toni menjilat-jilat paha Monik lama kelamaan semakin naik.. naik.. dan akhirnya sampai di kewanitaannya, lidah Toni bergerak-gerak liar di klitoris Monik, bersamaan dengan itu Andri pun sudah melumat payudara Monik, putingnya yang kemerah-merahan jadi bulan-bulanan bibir dan lidahnya.
Diperlakukan seperti itu membuat Monik kehilangan kesadaran, tubuhnya bagai terbang diawang- awang, terlena dibawah kenikmatan hisapan-hisapan mereka. Bahkan Monik mulai berani meremas-remas punggung Andri, Monik menjambak rambut Andri dan Monik merengek-rengek meminta mereka untuk tidak berhenti melakukannya.
"Aaahh.. Tonn.. Drii.. teruss.. sshh.. enakk sekalii"
"Nikmatin Monik.. nanti bakal lebih lagi" bisik Andri seraya menjilat dalam-dalam telinga Monik.
Mendengar kata \'lebih lagi\' Monik seperti tersihir, menjadi hiperaktif pinggul diangkat-angkat, ingin Toni melakukan lebih dari sekedar menjilat, ia memahami, disantapnya kewanitaan Monik dengan menyedot-nyedot gundukan daging yang semakin basah oleh ludah Toni dan cairan Monik. Tidak berapa lama kemudian Monik merasakan kenikmatan itu semakin memuncak, tubuh Monik menegang, Monik memeluk Andri-yang sedang menikmati puting susu-dengan kuatnya.
"Aaagghh.. Tonn.. Drii.. akuu.. oohh" jerit Monik keras, dan merasakan hentak-hentakan kenikmatan didalam kewanitaannya. Tubuh Monik melemas.. lungai.
Toni dan Andri menyudahi \'hidangan\' pembukanya, dibiarkan tubuh Monik beristirahat dalam kepolosan, sambil memejamkan mata Monik mengingat-ingat apa yang baru saja dialami. Permainan Andri di payudara dan Toni di kewanitaan yang menyebarkan kenikmatan yang belum pernah dialami sebelumnya, dan hal itu telah kembali menimbulkan getar-getar birahi diseluruh tubuh Monik. Monik semakin tenggelam saja dalam bayang-bayang yang menghanyutkan, dan tiba-tiba Monik merasakan hembusan nafas ditelinganya dan rasa tidak asing lagi.. hangat basah.. Ahh.. bibir dan lidah Andri mulai lagi, tapi kali ini tubuh Monik seperti di gelitiki ribuan semut, ternyata Andri sudah polos dan bulu-bulu lebat di tangan dan dadanya menggelitiki tubuh Monik. Begitupun Toni sudah bugil, ia membuka kedua paha Monik lebar-lebar dengan kepala sudah berada diantaranya.
Mata Monik terpejam, Monik sadar betul apa yang akan terjadi, kali ini mereka akan menjadikan tubuh Monik sebagai \'hidangan\' utama. Monik ada rasa kuatir dan takut tapi juga menantikan kelanjutannya dengan berdebar. Begitu Monik merasakan mulut Toni yang berpengalaman mulai beraksi.. hilang sudah rasa kekuatiran dan ketakutannya. Gairah Monik bangkit merasakan lidah Toni menjalar dibibir kemaluannya, ditambah lagi Andri yang dengan lahapnya menghisap-hisap putingnyau membuat tubuh Monik mengeliat-geliat merasakan geli dan nikmat dikedua titik sensitif tubuhnya.
"Aaahh.. Tonn.. Drii.. nngghh.. aaghh" rintih Monik tak tertahankan lagi.
Toni kemudian mengganjal pinggul Monik dengan bantal sofa sehingga pantat Monik menjadi terangkat, lalu kembali lidahnya bermain dikemaluan Monik. Kali ini ujung lidah Toni sampai masuk kedalam liang kenikmatan Monik, bergerak-gerak liar diantara kemaluan dan anus, seluruh tubuh Monik bagai tersengat aliran listrik, Monik hilang kendali. Monik merintih, mendesah bahkan menjerit-jerit merasakan kenikmatan yang tiada taranya. Lalu Monik merasakan sesuatu yang hangat keras berada di bibirnya.. kejantanan Andri! Monik mengeleng-gelengkan kepala menolak keinginannya, tapi Andri tidak menggubrisnya ia malah manahan kepala Monik dengan tangannya agar tidak bergerak.
"Jilat.. Monik" perintahnya tegas.
Monik tidak lagi bisa menolak, Monik menjilat batangnya yang besar dan sudah keras membatu itu, Andri mendesah-desah merasakan jilatan Monik.
"Aaahh.. Monik.. jilat terus.. nngghh" desah Andri.
"Jilat kepalanya Monik" Monik menuruti permintaannya yang tak mungkin ditolak.
Lama kelamaan Monik mulai terbiasa dan dapat merasakan juga enaknya menjilat-jilat batang penis itu, lidah Monik berputar di kepala kemaluan Andri, membuat Andri mendesis desis.
"Ssshh.. nikmat sekali Monik.. isep sayangg.. isep" pintanya diselah-selah desisannya.
Monik tak tahu harus berbuat bagaimana, dia mengikuti saja apa yg pernah dilihat di film, kepala kejantanan Andri pertama-tama dimasukan kedalam mulut, Andri meringis.
"Jangan pake gigi Monik.. isep aja" protesnya, Monik mencoba lagi, kali ini Andri mendesis nikmat.
"Ya.. gitu sayang.. sshh.. enak.. Monik"
Melihat Andri saat itu membuat Monik turut larut dalam kenikmatannya, apalagi ketika sebagian kejantanan Andri melesak masuk menyentuh langit-langit mulut Monik, belum lagi kenakalan lidah Toni yang tiada henti-hentinya menggerayangi setiap sudut kemaluan Monik. Monik semakin terombang-ambing dalam gelombang samudra birahi yang melanda tubuhnya, Monik bahkan tidak malu lagi mengocok-ngocok kejantanan Andri yang separuhnya berada dalam mulutnya.
Beberapa saat kemudian Andri mempercepat gerakan pinggulnya dan menekan lebih dalam batang kemaluannya, tangan Monik tak mampu menahan laju masuknya kedalam mulutnya. Monik menjadi gelagapan, Monik menggeleng-gelengkan kepalanya hendak melepaskan benda panjang itu tapi malah berakibat sebaliknya, gelengan kepala Monik membuat kemaluan Andri seperti dikocok-kocok. Andri bertambah beringas mengeluar-masukan batangnya dan..
"Aaagghh.. nikmatt.. Monik.. aku.. kkeelluaarr" jerit Andri, air maninya menyembur-nyembur keras didalam mulut Monik, membuat Monik tersedak, sebagian meluncur ke tenggorokan sebagian lagi tercecer keluar dari mulutnya.
Monik sampai terbatuk-batuk dan meludah-ludah membuang sisa yang masih ada dimulutnya. Toni tidak dihiraukan, Monik langsung duduk bersandar menutup dada Monik dengan bantal sofa.
"Gila Andri.. kira-kira dong" celetuk Monik sambil bersungut-sungut.
"Sorry Monik.. ngga tahan.. abis isepan kamu enak banget" jawab Andri dengan tersenyum.
"Udah Monik jangan marah, kamu masih baru nanti lama lama juga bakal suka" sela Toni seraya mengambilkan Monik minum dan membersihkan sisa air mani dari mulut Monik.
Toni benar, Monik sebenarnya tadi menikmati sekali, apalagi melihat mimik Andri saat akan keluar hanya saja semburannya yang membuat Monik kaget. Toni membujuk dan memeluk Monik dengan lembut sehingga kekesalan Monik segera surut. Dikecupnya kening Monik, hidungnya dan bibirnya. Kelembutan perlakuannya membuat Monik lupa dengan kejadian tadi. Kecupan dibibir berubah menjadi lumatan-lumatan yang semakin memanas mereka pun saling memagut, lidah Toni menerobos mulut Monik, meliuk-liuk bagai ular, Monik terpancing untuk membalasnya. Ohh.. sungguh luar biasa permainan lidah Toni, leher dan telinga Monik kembali menjadi sasarannya membuatnya sulit menahan desahan-desahan kenikmatan yang begitu saja meluncur keluar dari mulutnya.
Toni merebahkan tubuh Monik kembali di lantai beralas karpet, kali ini dada Monik dilahapnya puting yang satu dihisap-hisap satunya lagi dipilin-pilin oleh jari-jarinya. Dari dada kiri Monik, tangannya melesat turun ke kewanitaannya, dielus-elusnya kelentit dan bibir kemaluannya. Tubuh Monik langsung mengeliat-geliat merasakan kenakalan jari-jari Toni.
"Ooohh.. mmppff.. ngghh.. sshh" desis Monik tak tertahan.
"Teruss.. Tonn.. aakkhh"
Monik menjadi lebih menggila waktu Toni mulai memainkan lagi lidahnya di kemaluannya, seakan kurang lengkap kenikmatan yang dirasakan, kedua tangan Monik meremas-remas payudara nya sendiri.
"Ssshh.. nikmat Tonn.. mmpphh" desah Monik semakin menjadi-jadi.
Tak lama kemudian Toni merayap naik keatas tubuh Monik, Monik berdebar menanti apa yang akan terjadi. Toni membuka lebih lebar kedua kaki Monik, dan kemudian ujung kejantanannya menyentuh mulut kewanitaan Monik yang sudah basah oleh cairan cinta.

"Aauugghh.. Tonn.. pelann" jerit Monik lirih, saat kepala kejantanan Toni melesak masuk kedalam rongga kemaluan Monik.
Toni menghentikan dorongannya, sesaat ia mendiamkan kepala kemaluannya dalam kehangatan liang kewanitaan Monik. Kemudian-masih sebatas ujungnya-secara perlahan ia mulai memundur-majukannya. Monik merasakan sesuatu yang aneh menjalar ke seluruh tubuhnya. Rasa geli, enak dan entah apalagi berbaur ditubuh membuat pinggul Monik mengeliat-geliat mengikuti tusukan-tusukan Toni.
"Ooohh.. Tonn.. sshh.. aahh.. enakk Tonn" desah Monik lirih.
Monik benar-benar tenggelam dalam kenikmatan yang luar biasa akibat gesekan-gesekan di mulut kewanitaannya. Mata Monik terpejam-pejam kadang menggigit bibir bawahnya seraya mendesis.
"Enak.. Monik ?" tanya Toni berbisik.
"He ehh Tonn.. oohh enakk.. Tonn.. sshh"
"Nikmatin Monik.. nanti lebih enak lagi" bisiknya lagi.
"Ooohh.. Tonn.. ngghh"
Toni terus mengayunkan pinggulnya turun-naik-tetap sebatas ujung kejantanannya-dengan ritme yang semakin cepat. Selagi Monik terayun-ayun dalam buaian birahi, tiba-tiba Toni menekan kejantanannya lebih dalam membelah kewanitaan Monik.
"Auuhh.. sakitt Tonn" jerit Monik saat kejantanannya merobek selaput daranya, Monik merasakan sakit seperti tersayat silet, Toni menghentikan tekanannya.
"Pertama sedikit sakit Monik.. nanti juga hilang kok sakitnya" bisik Toni seraya menjilat dan menghisap telinga Monik.
Entah bujukannya atau karena geliat liar lidahnya, yang pasti Monik mulai merasakan nikmatnya milik Toni yang keras dan hangat didalam rongga kemaluannya.
Toni kemudian menekan lebih dalam lagi, membenamkan seluruh batang kemaluannya dan mengeluar-masukannya. Gesekan kejantanannya dirongga kewanitaannya menimbulkan sensasi yang luar biasa! Setiap tusukan dan tarikannya membuat Monik menggelepar-gelepar.
"Ssshh.. ohh.. ahh.. enakk Tonn.. empphh" desah Monik tak tertahan.
"Ohh.. Monik.. enak banget punya kamu.. oohh" puji Toni diantara lenguhannya.
"Agghh.. terus Tonn.. teruss" Monik meracau tak karuan merasakan nikmatnya hujaman-hujaman kejantanan Toni di kemaluannya.
Peluh-peluh birahi mulai menetes membasahi tubuh. Jeritan, desahan dan lenguhan mewarnai pergumulan mereka. Menit demi menit kejantanan Toni menebar kenikmatan ditubuh Monik. Magma birahi semakin menggelegak sampai akhirnya tubuh Monik tak lagi mampu menahan letupannya.
"Tonii.. oohh.. tekan Tonn.. agghh.. nikmat sekali Tonn" jeritan dan erangan panjang terlepas dari mulut Monik.
Tubuh Monik mengejang, dia memeluk Toni erat-erat, magma birahinya meledak, mengeluarkan cairan kenikmatan yang membanjiri relung-relung kewanitaannya.
Tubuh Monik terkulai lemas, tapi itu tidak berlangsung lama. Beberapa menit kemudian Toni mulai lagi memacu gairah Monik, hisapan dan remasan didada Monik serta pinggul Toni yang berputar kembali membangkitkan birahi Monik. Lagi-lagi tubuh Monik dibuat mengelepar-gelepar terayun dalam kenikmatan duniawi. Tubuh Monik dibolak-balik bagai daging panggang, setiap posisi memberikan sensasi yang berbeda. Entah berapa kali kewanitaannya berdenyut-denyut mencapai klimaks tapi Toni sepertinya belum ingin berhenti menjarah tubuh Monik.
Selagi posisi Monik di atas Toni, Andri yang sedari tadi hanya menonton serta merta menghampiri mereka, dengan berlutut ia memeluk Monik dari belakang. Leher Monik dipagutnya seraya kedua tangannya memainkan buah dada Monik. Apalagi ketika tangan Andri mulai bermain-main diklitoris, Monik menjadi tambah meradang.
Monik menengadahkan kepalanya bersandar pada pundak Andri, mulut Monik yang tak henti-hentinya mengeluarkan desahan dan lenguhan langsung dilumatnya. Pagutan Andri terbalas, mereka saling melumat, menghisap dan bertukar lidah. Pinggul Monik semakin bergoyang berputar, mundur dan maju dengan liarnya. Monik begitu menginginkan kejantanan Toni mengaduk-aduk seluruh isi rongga kewanitaannya yang meminta lebih dan lebih lagi.
"Aaargghh.. Monik.. enak banget.. terus Monik.. goyang terus" erang Toni.
Erangan Toni membuat gejolak birahi Monik semakin menjadi-jadi, Monik meremas buah dadanya sendiri yang ditinggalkan tangan Andri. Monik sungguh menikmati semua ini.
Andri yang merasa kurang puas meminta merubah posisi. Toni duduk disofa dengan kaki menjulur dilantai, Monik pun merangkak kearah batang kemaluannya.
"Isep Monik" pinta Toni, segera Monik melumat kejantanannya dengan rakus.
"Ooohh.. enak Monik.. isep terus"
Bersamaan dengan itu Monik merasakan Andri menggesek-gesek bibir kemaluannya dengan kepala kejantanan Anri. Tubuh Monik bergetar hebat, saat batang kemaluan Andri-yang satu setengah kali lebih besar dari milik Toni-dengan perlahan menyeruak menembus bibir kemaluan Monik dan terbenam didalamnya. Tusukan-tusukan kejantanan Andri serasa membakar tubuh, birahi Monik kembali menggeliat keras. Monik menjadi sangat binal merasakan sensasi erotis dua batang kejantanan didalam tubuhnya. Batang kemaluan Toni dilumat dengan sangat bernafsu. Kesadaran Monik hilang sudah nalurinya yang menuntun melakukan semua itu.
"Monik.. terus Monik.. gue ngga tahan lagi.. Aaarrgghh" erang Toni.
Monik tahu Toni akan segera menumpahkan cairan kenikmatannya, Monik lebih siap kali ini. Selang berapa saat Monik merasakan semburan-semburan hangat sperma Toni.
"Aaagghh.. nikmat banget Monik.. isep teruss.. telan Monik" jerit Toni, lagi-lagi nalurinya menuntun agar Monik mengikuti permintaan Toni, menghisap kejantananya yang menyemburkan cairan hangat dan.. menelan cairan itu.
“Aneh! Entah karena rasanya, atau sensasi sexual karena melihat Toni yang mencapai klimaks, yang pasti aku sangat menyukai cairan itu.” Gumam  Monik dalam hati. Monik melumat terus itu hingga tetes terakhir dan benda keras itu mengecil.. lemas.
Toni beranjak meninggalkan Monik dan Andri, sepeninggal Toni Monik merasa ada yang kurang. Ahh.. ternyata dikerjai dua pria jauh lebih mengasikkan buatnya. Namun hujaman-hujaman kemaluan Andri yang begitu bernafsu dalam posisi \'doggy\' dapat membuat Monik kembali merintih-rintih. Apalagi ditambah dengan elusan-elusan Ibu jarinya dianus Monik. Bukan hanya itu, setelah diludahi Andri bahkan memasukan Ibu jarinya ke lubang anusnya. Sodokan-sodokan dikewanitaannya dan Ibu jarinya dilubang anus membuat Monik mengerang-erang.
"Ssshh.. engghh.. yang keras Drii.. mmpphh"
"Enak banget Drii.. aahh.. oohh"
Mendengar erangan Monik Andri tambah bersemangat menggedor kedua lubang Monik, Ibu jarinya tambah dalam menembus anusnya, Monik tambah lupa daratan.

Sedang asiknya menikmati, Andri mencabut kejantanan dan Ibu jarinya.
"Andrii.. kenapa dicabutt" protes Monik.
"Masukin lagi Dri.. pleasee" pinta Monik menghiba.
Sebagai jawaban Monik hanya merasakan ludah Andri berceceran di lubang anusnya, tapi kali ini lebih banyak. Monik masih belum mengerti apa yang akan dilakukannya. Saat Andi mulai menggosok kepala penisnya dilubang anus baru Monik sadar apa yang akan dilakukannya.
"Andrii.. pleasee.. jangan disitu" Monik menghiba meminta Andri jangan melakukannya.
Andri tidak menggubris, tetap saja digosok-gosokannya, ada rasa geli-geli enak kala ia melakukan hal itu. Dibantu dengan sodokan jarinya dikemaluannya, Monik tidak lagi protes. Tiba-tiba kepala kemaluan Andri sudah menembus anus. Perlahan namun pasti, sedikit demi sedikit batang Andri membelah anus Monik dan tenggelam habis didalamnya.

"Aduhh sakitt Drii.. akhh..!" keluh Monik pasrah karena mustahil menghentikan Andri.
"Rileks Monik.. seperti tadi, nanti juga hilang sakitnya" bujuknya seraya mencium punggung dan satu tangannya lagi mengelus-elus klitorisnya.
Separuh tubuh Monik yang tengkurap disofa sedikit membantunya, dengan begitu memudahkan Monik untuk mencengram dan mengigit bantal sofa untuk mengurangi rasa sakit. Berangsur-angsur rasa sakit itu hilang, Monik bahkan mulai menyukai batang keras Andri yang menyodok-nyodok anus. Perlahan-lahan perasaan nikmat mulai menjalar disekujur tubuh Monik.
"Aaahh.. aauuhh.. oohh Drii" erang-erangan birahi Monik mewarnai setiap sodokan penis Andri yang besar itu.
Andri dengan buasnya menghentak-hentakan pinggulnya. Semakin keras Andri menghujamkan kejantananya semakin Monik terbuai dalam kenikmatan.
Toni yang sudah pulih dari \'istirahat\'nya tidak ingin hanya menonton, ia kembali bergabung. Monik Membayangkan akan dijarah lagi oleh mereka, maka tensi gairah Monik meninggi. Atas inisiatif Toni mereka pindah kekamar tidur, jantung Monik berdebar-debar menanti permainan mereka. Toni merebahkan diri terlentang ditempat tidur dengan kepala beralas bantal, tubuh Monik ditarik menindihinya. Sambil melumat mulut Monik yang segera terbalas dengan bernafsu, Toni membuka lebar kedua paha Monik dan langsung menancapkan kemaluannya ke dalam vagina Monik. Andri yang berada di belakang membuka belahan pantat Monik dan meludahi lubang anus. Menyadari apa yang akan mereka lakukan menimbulkan getaran birahi yang tak terkendali di tubuh Monik. Sensasi sexual yang luar bisa hebat dirasakan Monik saat kejantanan mereka yang keras mengaduk-aduk rongga kewanitaan dan anus Monik. Hentakan-hentakan milik mereka di kedua lubang Monik memberi kenikmatan yang tak terperikan.
Andri yang sudah lelah berlutut meminta merubah posisi, ia mengambil posisi tiduran, tubuh Monik terlentang diatasnya, kejantanannya tetap berada didalam anusnya. Toni langsung membuka lebar-lebar kaki Monik dan menghujamkan kejantanannya di kemaluan Monik yang terpampang menganga. Posisi ini membuat Monik semakin menggila, karena bukan hanya kedua lubangnya yang digarap mereka tapi juga payudara Monik. Andri dengan mudahnya memagut leher Monik dan satu tangannya meremas buah dada Monik, Toni melengkapinya dengan menghisap puting buah dada Monik satunya. Monik sudah tidak mampu lagi menahan deraan kenikmatan demi kenikmatan yang menghantam sekujur tubuhnya. Hantaman-hantaman Toni yang semakin buas dibarengi sodokan Andri, sungguh tak terperikan rasanya. Hingga akhirnya Monik merasakan sesuatu didalam kewanitaannya akan meledak, keliaran Monik menjadi-jadi.
"Aaagghh.. ouuhh.. Tonn.. Drii.. tekaann" jerit dan erang Monik tak karuan.
Dan tak berapa lama kemudian tubuh Monik serasa melayang, Monik mencengram pinggul Toni kuat-kuat, menarik agar batangnya menghujam keras dikemaluannya, seketika Monik merasa semuanya menjadi gelap pekat. Jeritan Monik, lenguhan dan erangan mereka menjadi satu.
"Aduuhh.. Tonn.. Drii.. nikmat sekalii"
"Aaarrghh.. Monik.. enakk bangeett"
Keduanya menekan dalam-dalam penis mereka, cairan hangat menyembur hampir bersamaan dikedua lubang Monik. Tubuh Monik bergetar keras didera kenikmatan yang amat sangat dahsyat, tubuhnya mengejang berbarengan dengan hentakan-hentakan dikewanitaannya dan akhirnya mereka.. terkulai lemas.
Sepanjang malam tak henti-hentinya mereka mengayuh kenikmatan demi kenikmatan sampai akhirnya tubuh mereka tidak lagi mampu mendayung. Mereka terhempas kedalam mimpi dengan senyum kepuasan.
Dihari-hari berikutnya bukan hanya Andri dan Toni yang memberikan kepuasan, tapi juga pria-pria lain yang Monik sukai. Tapi Monik tidak pernah bisa meraih kenikmatan bila hanya dengan satu pria.. Monik baru akan mencapai kepuasan bila \'dijarah\' oleh dua atau tiga pria sekaligus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar