Tokoh Utama :
- Sintia
- Papa Mertua
Tokoh Figuran :
- Suami Sintia
Aku
bingung melihat sikap mertuaku padaku, akhir2 ini sering sekali dia mampir ke
rumahku, terutama saat suamiku belum pulang. Tingkahnya makin menjadi2, dia selalu
mengeluh padaku karena gairah sexnya tidak terpuaskan, ibu mertuaku
kelihatannya sudah enggan meladeni napsu suaminya. Aku merasa dia sedang
merayuku untuk mau meladeni napsunya. Aku mula2 sungkan dengan tingkahnya,
tetapi karena seringnya dia melakukan hal yang sama, buatku menjadi biasa.
Kalau berkunjung selalu dia membawakan sesuatu untukku, makanan, buah2an,
bahkan pakaian dan sepatu. Suamiku hanya tersenyum ketika kulapori ulah
bapaknya, dia bilang, itu tandanya papah sayang sama kamu.
Suatu
sore mertuaku datang lagi ke rumahku, aku baru saja sampai dirumah, suamiku
belum pulang, katanya malem ini dia lembur, kemungkinan malah gak pulang karena
besok adalah dead line proyeknya. Mertuaku mendadak memelukku dari belakang,
"Sin,
kamu merangsang sekali deh".
Aku
terkejut dengan ulahnya yang belum pernah dilakukan, tapi aku membiarkannya
saja. Aku malah merasa tersanjung dengan pujian yang jarang sekali terucap dari
suamiku.
"Pah,
nanti dilihat orang lo, pintunya masih terbuka", kataku.
Dia
melepaskan pelukannya dan menutup pintu rumahku.
Dia
duduk di sofa dan minta aku duduk disampingnya, ketika aku duduk dia segera
memeluk dan bibirnya langsung menyambar bibirku. Aku kaget tapi akhirnya larut
dalam lumatan bibirnya yang ganas, lidahnya menyusup ke dalam mulutku dan
melilit lidahku, spontan aku membalas aksinya dengan menyambut ciuman ganasnya,
akupun mengemut lidahnya yang menari2 didalam mulutku.
"Papah
nekatt.." kataku.
"Abisnya
kamu ngegemesin sih.." Kembali dia mencium bibirku, tangannya kali ini
menggerayangi tetekku, diremas2nya pelan2 sehingga aku mulai terhanyut oleh
napsuku yang mulai berkobar. Jemarinya menyusuri pahaku, menyingkap rokku ke
atas, sehingga terpampanglah pahaku, dia tambah bernapsu. Sambil terus mengulum
bibirku, tangannya mengelus pahaku makin keatas sehingga rokku makin
tersingkap, sampai jarinya menyentuh bukit memekku. Otomatis pahaku merenggang
memberi kesempatan jemarinya untuk bermain lebih leluasa di bukit memekku.
Terasa jari nakalnya mulai menyusup kedalam CD ku dan mengilik itilku, aku
menggelinjang, napsuku makin berkobar saja.
"Pah,
aah", erangku.
"kenapa
Sin, kamu dah napsu ya, ke kamar yuk biar lebih asik", jawabnya sambil
bangkit dan setengah menyeretku ke kamar. Aku hanya ngikut saja ketika dia
menarikku ke kamar, kewarasanku sudah tertutupi napsuku yang berkobar, napsuku
yang memaksaku mengikuti kehendak mertuaku karena dorongan keinginan merasakan
kepuasan di ranjang yang jarang sekali aku peroleh.
Di
kamar, langsung saja aku ditelanjanginya, bibirku diciuminya sambil meremas2
tetekku yang sudah mengeras, pentilku di pilin2nya, aku hanya bisa ber ah uh
karena rangsangan yang luar biasa itu. Aku malah mengimbangi ciuman ganasnya,
aku ditariknya ke ranjang. Pentilku langsung diserbunya, diemut2nya dengan rakusnya
sehingga pentilku langsung mengeras, sementara itu tetekku terus saja
diremas2nya. Puas mengemut pentilku, jilatan lidahnya turun ke arah perutku,
terus ke bawah lagi dan mampir di memekku. Lidahnya segera membelah bibir
memekku dan menjilati itilku, aku mengangkangkan pahaku sehingga mempermudah
dia menggarap itilku. Aku mulai mengerang2 saking nikmatnya yang melanda
tubuhku.
"Aasshhg..
hngghh.. ssshhhg.." badanku melintir, bergeliat-geliat oleh kilikan
jilatan di itilku. Dia makin bersemangat karena eranganku. Tiba2 dia melepaskan
jilatnnya, segera dia melepaskan semua pakaiannya. kontolnya yang besar dan
panjang sudah sangat keras. Aku heran, bapak nya punya kontol yang luar biasa,
kenapa suamiku kontolnya udah kecil letoy lagi. Jangan2 dia anak pungut kali
ya, batinku.
Dia segera menaiki tubuhku yang sudah telentang pasrah, siap untuk dienjot, dia membasahi kepala kontolnya dengan ludahnya kemudian ditempelkan ke bibir memekku dan langsung ditusuk masuk. "Hhgghh.." sekali lagi aku mengejang kali ini oleh sodokan kontolnya. Tapi karena sudah cukup siap, dengan mudahnya dia menancapkan kontolnya ke dalam memekku. Aku menggelepar ketika menyambut masuknya kontolnya yang cepat amblas ke dalam memekku. Begitu tertanam didalam, aku menahan pinggangnya agar sodokannya jangan terus berlanjut. Dia menungguku sampai sudah siap, baru kontolnya dienjotkan keluar masuk pelan2. Mula2 terasa aneh ketika kontolnya mulai memompa memekku, terasa banget kontolnya yang besar menyeruak masuk mengisi lobang memekku yang terdalam.
Dia segera menaiki tubuhku yang sudah telentang pasrah, siap untuk dienjot, dia membasahi kepala kontolnya dengan ludahnya kemudian ditempelkan ke bibir memekku dan langsung ditusuk masuk. "Hhgghh.." sekali lagi aku mengejang kali ini oleh sodokan kontolnya. Tapi karena sudah cukup siap, dengan mudahnya dia menancapkan kontolnya ke dalam memekku. Aku menggelepar ketika menyambut masuknya kontolnya yang cepat amblas ke dalam memekku. Begitu tertanam didalam, aku menahan pinggangnya agar sodokannya jangan terus berlanjut. Dia menungguku sampai sudah siap, baru kontolnya dienjotkan keluar masuk pelan2. Mula2 terasa aneh ketika kontolnya mulai memompa memekku, terasa banget kontolnya yang besar menyeruak masuk mengisi lobang memekku yang terdalam.
"Hhsssh,
dalemm bangett Paah.." spontan keluar eranganku.
"He.ehh..
tapi kan nggak sakit?" tanyanya.
"enggak
kok Pah, malah nikmat banget rasanya", jawabku terengah. Dia terus
mengenjotkan kontolnya keluar masuk, aku merangkul lehernya dan kedua kakiku
membelit pahanya.
"Gimana
rasanya.. nggak sakit kan?"
"Nggak..
enak malah Pah, geli sampe ke dalem-dalem sini." jawabku sambil
mengusap-usap perut atasku.
"Apanya
yang enak?"
"Ngg..
kontol papah.." jawabku.
Dia
makin gencar mengenjotkan kontolnya keluar masuk sehingga aku makin menggeliat
saking nikmatnya.
"Paah
ennakk Paaah.. Iyya.. Duhh dalem bangett masuknya Paah..Aaa.. dikorek-korek
gitu Sintia pengenn kluarr. Ayyo Pah.. adduuh", erangku gak karuan.
"..
Iyya ayyo aaahhgh.. ssshgh.. hghrf.. ennaak memekmu Sin.. Papah juga mo
kluaarr.. sshmmmh.."
"Hhsss..
aduuhh tobatt Paah.. hahgh ooghh.. kontolnya kok masuk dalem sekali Pah, gedee
sekalli, aduuh.. Pah.." kontolnya makin dipompa keras2, nikmat banget rasanya.
“Heg..
yaang kerass Pah.. shh iya gittu..aduh..ssshgh.. heehh.. ayyo.. ayoo Paak..
aaahgh.. sshgh.. Iyya Pah, Sintia udah mo nyampe.. aduhh.. hghshh..
hrrgh.."
Dia
meremas2 tetekku, sampai akhirnya akupun nyampe. Dadaku membusung, seolah-olah
tubuhku terangkat-angkat oleh tarikannya yang meremasi kedua tetekku. Tapi
menjelang tiba di saat dia muncrat, dia mencabut kontolnya dan langsung tegak
berlutut sambil menarik kedua lenganku sehingga aku ikut bangun terduduk.Dia
menekan kepalaku ke arah kontolku yang tegang mengangguk2 berlumuran cairan
memekku.
"Ayo
Sin isepin sampe keluarr.." Tanpa ragu-ragu aku langsung mencaplok dan
mengocok kontolnya dengan mulutku. Tidak bisa semua, hanya tertampung kepalanya
saja dimulutku, tapi ini sudah cukup membuat dia muncrat di mulutku. Aku agak
tersedak karena semprotan maninya yang tiba2, dia terus menekan kepalaku supaya
tidak melepaskan kulumanku sehingga maninya tertelan olehku. Setelah keluar
semua, aku melepas mulutku, langsung meringis.
"Kenapa
Sin, nggak enak ya rasanya?" tanya nya geli.
"Asin
rasanya Pah.." jawabku ikut geli.
"Maaf
ya? Terpaksa Papah tumpahin di mulut, soalnya kalo di memekmu nanti jadi
lagi."
"Nggak
pa-pa, sekali-sekali buat pengalaman baru kok.."
"Kalo
sering-sering emang kenapa?"
"Emang
enak ya dikeluarin pake mulut?" kataku sambil bergerak bangun untuk ke
kamar mandi mencuci bekas-bekas permainan ini.
"Oo..
sama kamu sih pasti enak aja." jawabnya sambil ikut bangun menyusulku.
Di
kamar mandi, dia memelukku dari belakang, aku belum sempet bebersih ketika
tangannya mulai meremas tetekku, pentilnya diplintir2 sambil menciumi kudukku.
aku menggelinjang kegelian. Aku mencari kontolnya, astaga, sudah mulai tegang
lagi rupanya. kuat banget dia, baru aja muncrat di mulutku sudah mulai ngaceng
lagi.
"Kuat
banget sih Pah, baru Sintia emut sampe muncrat udah ngaceng lagi", kataku.
"Iya
tadi kan muncrat dimulut kamu, sekarang pengen muncrat di memek kamu",
jawabnya sambil terus meremesi tetekku. Leherku terus saja diciumi, dijilati
dengan penuh napsu. Akupun tidak tinggal diam, kontolnya yang makin keras aku
remes dan kocok2 biar sempurna ngacengnya.
"Pah,
Sintia isep lagi ya", kataku sambil jongkok di depannya. Ujung kontolnya
kujilati dan kemudian giliran kepala kontolnya, terus ke pangkalnya, kemudian
ke biji pelernya. Dia mengangkat kaki kanannya supaya aku mudah menjilati
kontolnya. Kemudian jilatanku naik lagi keatas, dan kepalanya langsung kukulum.
Kepalaku mengangguk2 seiring keluar masuknya kontolnya dimulutku, sambil
ngisep, biji pelernya aku elus2.
"AAh
Sin, nikmat banget deh", erangnya. Dia memegang rambutku dan mendorong
kontolnya keluar masuk mulutku dengan pelan. Sepertinya dia udah tidak tahan
lagi, aku diseretnya keluar kamar mandi dan ditelentangkan di ranjang. Pentilku
menjadi sasaran jilatannya, jilatan berubah menjadi emutan, bergantian pentil
kiri dan kanan. kemudian jilatannya turun ke perut, kemudian ke pusar sampe
akhirnya ke buluku. Jarinya mulai mengelus bibir memekku, kemudian jilatannya
mulai menjelajahi memekku yang sudah basah kembali. Jilatannya tidak langsung
ke itilku tapi berputar2 sekitar memekku. ke daerah paha, terus kedaerah pantat
dan naik lagi.
"Pah,
nakal ih", desahku, napsu sudah kembali menguasaiku. Jilatannya diarahkan
ke itilku sambil memasukkan jarinya ke memekku. dia menggerakkan jarinya keluar
masuk memekku.
"Paah",
desahku saking napsunya. pinggulku menggeliat kekiri kekanan.
Akhirnya
sampailah saat yang kutunggu2, dia menaiki badanku, ditindihnya aku, kontolnya
diarahkan ke memekku yang sudah basah banget. Kepalanya diusap2kan dibibir
memekku. Aku mengangkat pantatku ke atas sehingga bless masuklah kepala
kontolnya membelah bibir memekku. Dia mulai mengeluar masukkan kontolnya ke
memekku, pelan2, makin lama makin cepat, sampe akhirnya dengan satu enjotan
yang keras, seluruh kontolnya nancep dalem sekali di memekku.
"Paah,
nikmat sekali", jeritku. Aku menggelinjang makin gak beraturan seiring
dengan enjotan kontolnya keluar masuk memekku dengan cepat dan keras. Kakiku
menjepit pinggulnya, kemudian diletakkan di pundaknya, dia pada posisi
berlutut, makin terasa gesekan kontolnya ke dinding memekku, nikmat banget.
memekku mulai berdenyut2 meremes2 kontolnya yang teruis bergerak lincah keluar
masuk.
"Pah,
Sintia udah mau nyampe nih, terus enjot yang keras pah, aah", erangku
lagi. Dia makin semangat mengenjot memekku.
Tiba2
dia berhenti dan mencabut kontolnya,
"Paah",
protesku. ternyata dia pengen ganti posisi. aku disuruhnya nungging dan kembali
kontolnya melesak masuk memekku dari belakang, doggie style. pantatku
dipeganginya sementara dia mengenjotkan kontolnya keluar masuk. tetekku yang
berguncang2 seirama dengan enjotan kontolnya diraihnya, diremes2nya, pentilnya
diplintir2, menambah kenikmatan yang sedang mendera tubuhku.
"Terus
paah", erangku lagi, aku mencengkeram seprei dengan kuat saking nikmatnya.
aku memaju mundurkan badanku supaya kontolnya nancep dalem sekali di memekku,
sampe akhirnya,
"Terus
paah, Sintia nyampe lagiii". Dinding memekku berdenyut2 mengiringi
sampenya aku, dia terus saja mengenjot memekku dengan cepat. Aku neklungkup,
capai banget rasanya meladeni napsunya mertuaku ini. Dia membaringkan dirinya,
kontolnya masih tegak berdiri berlumuran cairan memekku.
"Sin,
kamu yang diatas ya, papah belum keluar neh", pintanya.
Aku
menempatkan diriku diatasnya, kontolnya kupegang dan langsung kutancapkan ke
memekku, badan kutekan kebawah sehingga langsung aja kontolnya ambles semua di
memekku. Aku mulai menggoyang pinggulku, kekiri kekanan, maju mundur,
berputar2. biar cape, tapi nikmat banget rasanya gesekan kontolnya ke memekku.
tetekku diremes2nya sambil memlintir2 pentilnya. aku merubah gerakanku menjadi
keatas kebawah mengocok kontolnya dengan memekku.
"Pah,
nikmat banget pah", erangku. Akhirnya aku tidak bisa menahan diriku lebih
lama lagi, aku ambruk didadanya karena nyampe untuk kesekian kalinya.
"Pah,
belum mau muncrat ya, Sintia lemes pah", desahku.
"Tapi
nikmat kan", jawabnya.
"Nikmat
banget pah".
Dia
berguling tanpa mencabut kontolnya dari memekku sehingga sekarang dia ada
diatasku. dia mulai lagi mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku. kuat
banget ya untuk orang seumur dia, mungkin dia makan obat kuat. tapi aku gak
perduli dengan hal itu, yang ada sekarang aku menikmati saja nikimatnya gesekan
kontolnya di memekku.
"Sin,
udah mau muncrat, didalem ya", erangnya sambil mempercepat enjotannya.
"muncratin
di dalem aja pah, kan papah pengen muncrat di dalem memeknya sintia",
jawabku terengah. Dia terus mengenjotkan kontolnya keluar masuk memekku,
Sampe
akhirnya, "Siin", erangnya. terasa sekali semburan maninya membanjiri
memekku. Kami berdua terkulai lemas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar