Sabtu, 22 Oktober 2011

Selingkuh dengan Teman Suami

Tokoh Utama :
1. Tyas (30 tahun)
2. Bram (30 tahun)
Tokoh Figuran :
• Roni (30 tahun)

Sebut saja nama Tokoh Utama Tyas, wanita umur 30 thn dan bentuk tubuhnya amatlah proposional, tinggi 170 cm berat 55kg dan ukuran buah dada 34B, ditunjang wajah cantik dan kulit putih cerah. Sebelumnya Tyas memang sering bekerja menjadi SPG pada pameran mobil dan banyak orang mengelilingi mobil yang Tyas pamerkan bukan utk melihat mobil tetapi untuk melihat body sexy Tyas.
Tyas menikah dengan Roni, 30 thn, seorang pekerja sukses. Mereka memang sepakat utk tidak punya anak terlebih dahulu dan kehidupan seks mereka baik-baik saja, Roni dapat memenuhi kebutuhan seks Tyas yang boleh dibilang agak hyper..sehari bisa minta 2 sesi pagi sebelum Roni berangkat kerja dan malam sebelum tidur.

Dan cerita ini berawal dari kesuksesan Roni bekerja di kantornya dan mendapat kepercayaan dari sang atasan yang sangat baik. Kepercayaan ini membuat dia sering harus bekerja overtime, pada awalnya Tyas bisa menerima semua itu tetapi kelamaan kebutuhan sex Tyas harus dipenuhi juga dan itulah yang membuat mereka sering bertengkar karena kadang Roni harus berangkat lebih pagi dan lewat tengah malam baru pulang.
Dan mulailah cerita ini ketika Roni mendapat tanggung jawab untuk menangani suatu proyek dan dia dibantu oleh rekan kerjanya Bram dari luar kota. Pertama diperkenalkan Bram langsung seperti terkesima dan sering menatap Tyas, hal itu membuat Tyas risih. Bram cukup tampan gagah dan kekar.
Karena tuntutan pekerjaan dan efisiensi, kantor Roni memutuskan agar Bram tinggal di rumah Roni utk sementara. Dan memang mereka berdua sering bekerja hingga larut malam di rumah Roni. Bram tidur di kamar persis di seberang kamar utama yaitu kamar Roni dan Tyas.
Sering di malam hari Tyas berpamitan tidur mata Bram yang nakal suka mencuri pandang diantara sela-sela baju tidur yang Tyas kenakan. Tyas memang senang tidur bertelanjang agar jika Roni datang bisa langsung bercinta.
Pernah suatu saat ketika pagi hari mereka, Tyas dan Roni bercinta di dapur waktu masih pagi sekali dengan posisi Tyas duduk di meja dan Roni dari depan, tiba-tiba Bram muncul dan melihat mereka bercinta, Bram menempelkan telunjuk di mulutnya agar Tyas tidak menghentikan kegiatan mereka, karena mereka sedang dalam puncaknya dan Roni yang membelakangi Bram dan Tyas juga tidak tega menghentikan Roni, akhirnya Tyas biarkan Bram melihat mereka bercinta tanpa Roni sadari hingga mereka berdua orgasme. Dan Tyas tahu Bram melihat tubuh telanjangnya ketika Roni melepaskan penisnya dan terjongkok di bawah meja.
Setelah kejadian itu Bram lebih sering memperhatikan tiap lekuk tubuh Tyas.
Sampai suatu waktu ketika pekerjaan Roni benar-benar sibuk sehingga hampir seminggu tidak menyentuh Tyas, istrinya. Di hari Jum’at kantor tempat Roni bekerja mengadakan pesta dinner bersama di rumah atasan Roni . Mereka datang bertiga dan malam itu Tyas mengenakan pakaian yang sangat seksi, gaun malam warna merah yang terbuka di bagian belakang dan hanya dikaitkan di belakang leher oleh kaitan kecil sehingga tidak memungkinkan memakai BH, bagian bawahpun terdapat sobekan panjang hingga sejengkal di atas lutut, malam itu Tyas sangat seksi dan Bram pun sempat terpana melihat Tyas keluar dari kamar. Sebelum berangkat Tyas dan Roni sempat bercinta di kamar dan tanpa sepengetahuan mereka ternyata Bram mengintip lewat pintu yang memang mereka ceroboh tidak menutupnya sehingga menyisakan celah yang cukup untuk melihat mereka dari pantulan cermin, sayangnya karena letih atau terburu-buru mau pergi Roni orgasme terlebih dahulu dan Tyas dibiarkannya tertahan, belum selesai, masih menggantung ingin dituntaskan. Dan Bram mengetahui hal itu.
Rumah atasan mereka terdiri dari dua lantai yang sangat mewah di lantai 2 ada semacam galeri barang-barang antik. Malam itu ketika acara sangat ramai tiba-tiba Roni dipanggil oleh atasannya untuk diperkenalkan kepada customer. Roni berkata pada Tyas untuk menunggu sebentar, sambil menunggu, Tyas ke lantai 2 untuk melihat barang-barang antik, di lantai 2 ternyata keadaan cukup sepi hanya 2-3 orang yang melihat-lihat di ruangan yang besar itu. Tyas sangat tertarik oleh sebuah cermin besar di pojokan ruangan, tanpa takut Tyas melihat ke sana dan mengaguminya juga sekaligus mengagumi keseksian tubuhnya di depan cermin, tanpa Tyas sadari di sampingnya sudah berada Bram .
“Udah nanti kacanya pecah lho..cakep deh..!”, canda Bram
“Ah bisa aja kamu Bram”, balas Tyas tersipu.
Setelah berbincang-bincang di depan cermin cukup lama Bram meminta tolong dipegangkan gelasnya sehingga kedua tangan Tyas memegang gelasnya dan gelas Bram.
“Aku bisa membuat kamu tampak lebih seksi”, katanya sambil langsung memegang rambut Tyas yang tergerai dengan sangat lembut. Tanpa bisa mengelak Bram telah menggulung rambut Tyas sehingga menampakkan leher Tyas yang jenjang dan mulus dan terus terang Tyas seperti terpesona oleh keadaan dirinya yang seperti itu, dan memang benar Tyas terlihat lebih seksi. Saat terpesona itu tiba-tiba tangan Bram meraba leher Tyas dan membuatnya geli dan detik berikutnya Bram telah menempelkan bibirnya di leher belakang Tyas, daerah yang paling sensitif buat Tyas sehingga Tyas lemas dan masih dengan memegang gelas. Bram terus menyerang, menyudutkan Tyas di dinding dan menciumi leher Tyas dari depan.
“Bram apa yang kamu lakukan..lepaskan aku Bram..lepas..!”, Tyas meronta tapi Bram tahu Tyas tidak akan berteriak di suasana ini karena akan mempermalukan semua orang.
Bram terus menyerang Tyas dengan kedua tangan Tyas masih memegang gelas. Bram bebas meraba buah dada Tyas dari luar dan terus menciumi leher Tyas, sambil meronta-ronta Tyas merasakan gairahnya meningkat, apalagi saat tiba-tiba tangan Bram mulai meraba belahan bawah gaun Tyas hingga ke selangkangan Tyas.
“Bram..hentikan Bram aku mohon..tolong Bram..jangan lakukan itu..”,rintih Tyas, tapi Bram terus menyerang dan jari tengah tangannya sampai di bibir vagina Tyas yang ternyata telah basah karena serangan itu. Sehingga Bram sekarang tahu bahwa Tyas hanya mengenakan G-string dengan kaitan di pinggirnya, lalu dengan sekali sentakan Bram menariknya dan terlepaslah G-stringnya. Tyas terpekik pelan apalagi merasakan ada benda keras mengganjal pahanya dan hampir masuk ke lubang diantara dua bibir. Ketika Bram sudah semakin liar dan Tyas-pun tidak dapat melepaskan, batang penis Baram sudah masuk dan dicengkeram oleh vagina Tyas. Tiba-tiba terdengar suara Roni memanggil dari pinggir tangga yang membuat himpitan Bram terlepas, lalu Tyas langsung lari sambil merapikan pakaiannya menuju Roni yang tidak melihat mereka dan Tyas meninggalkan Bram dengan G-string hitamnya. Tyas merasa heran dengan kejadian itu, Tyas berfikit, kenapa dia merasakan gairah yang cukup tinggi dan merasakan tantangan melakukan di tempat umum walau dalam kategori diperkosa.
Ternyata pesta malam itu berlangsung hingga larut malam dan Roni mengatakan dia harus melakukan meeting dengan customer dan atasannya dan dia memutuskan Tyas untuk pulang bersama Bram. Tanpa bisa menolak akhirnya malam itu Tyas diantar Bram, diperjalanan dia hanya mengakatakan
“Maaf Tyas..kamu sungguh cantik malam ini.” Sepanjang jalan mereka tidak berbicara apapun. Hingga sampai dirumah Tyas langsung masuk ke dalam kamar dan menelungkupkan diri di kasur, Tyas merasakan hal yang aneh antara malu Tyas baru saja mengalami perkosaan kecil dan perasaan malu mengakui bahwa Tyas terangsang hebat oleh serangan itu dan masih menyisakan gairah. Bram tidak mau menyia-nyiakan kesempatan itu, dia telah mengunci semua pintu dan masuk ke dalam kamar Tyas, Tyas terkejut ketika mendengar suaranya,
“Tyas aku ingin mengembalikan ini” katanya sambil menyerahkan G-string Tyas. Bram berdiri dengan celana pendek saja, Tyas mengambil G-stringnya dengan cepat, tapi saat itu juga Bram telah menyergap Tyas lagi dan langsung menciuminya sambil langsung menarik kaitan gaun malam yang dikenakan Tyas, maka bugilah Tyas diahadapannya. Tanpa menunggu banyak waktu Tyas langsung dijatuhkan di tempat tidur dan Bram langsung menindih Tyas. Tyas meronta-ronta sambil menendang-nendang
”Bram..lepaskan aku Bram..ingat kau teman suamiku, Bram.. jangan ..ahh.. aku mohon”, erang Tyas ditengah rasa bingung antara nafsu dan malu, tapi Bram terus menekan hingga Tyas berteriak saat penisnya menyeruak masuk ke dalam vaginanya, ternyata Bram sudah siap dengan hanya memakai celana pendek saja tanpa celana dalam.

“Ahhhh? Braam..kau..” Lalu mulailah Bram memompa Tyas dan lepaslah perlawanan Tyas, akhirnya Tyas hanya menutup mata dan menangis pelan..clok..clok..clok.. terdengar suara penis yang besar keluar masuk di dalam vagina yang sudah sangat basah hingga memudahkan penisnya bergerak. Lama sekali Bram memompa dan Tyas hanya terbaring mendengar desah nafas Bram di telinganya, tak berdaya walau dalam hati menikmatinya. Sampai kurang lebih satu jam Tyas akhirnya melenguh panjang
“Aaggrrhhh..” ternyata Tyas orgasme terlebih dahulu, sebetulnya Tyas sangat malu mengalami perkosaan yang dia nikmatinya. Sepuluh menit kemudian Bram mempercepat pompaannya lalu terdengar suara Bram
“Ahhh..hmmfff” Tyas merasakan vaginanya penuh dengan cairan kental dan hangat sekitar tiga puluh detik kemudian Bram terkulai di atas tubuh Tyas.
“Maaf Tyas aku tak kuasa menahan nafsuku..”bisiknya pelan lalu berdiri dan meninggalkan Tyas terbaring dan menerawang hinga tertidur. Tyas tak tahu jam berapa Roni pulang hingga pagi harinya.

Esok paginya di hari sabtu seperti biasa Tyas berenang di kolam renang belakang,, Roni dan Bram berpamitan untuk berangkat ke kantor. Karena tak ada seorang pun Tyas memberanikan diri untuk berenang tanpa pakaian. Saat asiknya berenang tanpa disadari, Bram ternyata beralasan tidak enak badan dan kembali pulang, karena Roni sangat mempercayainya maka dia izinkan Bram pulang sendiri. Bram masuk dengan kunci milik Roni dan melihat Tyas sedang berenang tanpa pakaian. Lalu dia bergerak ke kolam renang dan melepaskan seluruh pakaiannya, saat itulah Tyas sadari kedatangannya,
“Bram..kenapa kau ada di sini?” tanya Tyas,
“Tenang Tyas suaimu ada di kantor sedang sibuk dengan pekerjaannya”, Tyas melihat tubuh Bram yang kekar dan penisnya yang besar mengangguk angguk saat dia berjalan telanjang masuk ke dalam kolam “Pantas saja, semalam vaginaku terasa penuh sekali” kata Tyas dalam hati. Tyas buru-buru berenang menjauh tetapi tidak berani keluar dari dalam kolam karena dia tidak mengenakan pakaian apapun juga. Saat Tyas bersandar di pingiran sisi lain kolam, Tyas tidak melihat ada tanda-tanda Bram di dalam kolam. Tyas mencari ke sekeliling kolam dan tiba-tiba Tyas merasakan vaginanya hangat sekali, ternyata Bram ada di bawah air dan sedang menjilati vaginanya sambil memegang kedua kaki Tyas tanpa bisa meronta.
Akhirnya Tyas hanya bisa merasakan lidah Bram merayapai seluruh sisi vaginanya dan memasuki liang senggamanya... Tyas hanya menggigit bibir menahan gairah yang masih bergelora dari semalam. Cukup lama Bram mengerjai vaginanya, nafasnya kuat sekali karena Bram biasa berenang dan terlatih nafasnya untuk menyelam. Detik berikutnya Bram muncul dari air dan telah berada di depan Tyas dan penisnya yang besar telah meneyruak menggantikan lidahnya
“Arrgghh..” erang Tyas menahan nikmat yang sudah seminggu ini tidak tersentuh oleh Roni. Akhirnya Tyas membiarkan Bram memperkosanya kembali dengan berdiri di dalam kolam renang. Sebetulnya bisa dikatakan bukan perkosaan, tapi lebih tepat perselingkuhan. Sekarang Tyas hanya memeluknya saja dan membiarkan Bram menjilati buah dadanya sambil terus memasukan penisnya keluar masuk. Bahkan saat dia tarik Tyas ke luar kolam Tyas hanya menurutinya saja,
“Gila aku mulai menikamti perkosaan ini”, pikir Tyas, yang ternyata gairahnya telah menutupi kenyataan bahwa Tyas sedang diperkosa oleh teman suaminya. Dan di pinggir kolam Bram membaringkan Tyas lalu mulai menyetubuhi kembai tubuh mulus Tyas..
“Kau sangat cantik dan seksi Tyas..ahh” bisik Bram ditelinga Tyas.
Tyas hanya memejamkan mata berpura-pura tidak menikmatinya, padahal Tyas sangat ingin memeluk dan menggoyangkan pantatnya mengimbangi goyangan liar Bram. Hanya suara eranggan Bram dan suara penisnya maju mundur di dalam vagina, clok..clok..clep.. Bram tahu bahwa Tyas sudah berada dalam kekuasaannya. Beberapa saat kemudian kembali Tyas yang mengalami orgasme diawali erangannya “Ahhh..” Tyas menggigit keras bibirnya sendiri sambil memegang keras pinggiran kolam,
“Nikmat, ya sayang?”demikian bisik Bram menyadari Tyas mengalami orgasme. Sebentar kemudian Bram berteriak panjang,
“Kau hebat Tyas..aku cinta kau..AAHHH..HHH” dan Tyas merasakan semburan kuat di dalam vaginanya. “Gila hebat sekali dia bisa membuatku menikmatinya” pikir Tyas. Setelah Bram mencabut penisnya yang masih besar dan keras, Tyas reflek menamparnya dan memalingkan wajahnya dari Bram. Tyas tak tahu apakah tamparan itu berarti kekesalan Bram memperkosa padanya atau karena Bram mencabut penisnya dari vaginanya yang masih lapar.
Setelah Roni pulang herannya Tyas tidak menceritakan kejadian malam lalu dan pagi tadi, Tyas berharap Roni dapat memberikan kepuasan padanya. Dengan hanya menggenakan kimono dengan tali depan Tyas dekati Roni yang masih asik di depan komputernya di dalam kamar, lalu Tyas buka tali kimononya dan Tyas menggesekan buah dadanya yang besar itu ke kepalanya dari belakang, berharap Roni berbalik dan menyerangnya. Ternyata ...
“Tyas.. apakah kamu tak bisa melihat kalau aku sedang sibuk? Jangan kau ganggu aku dulu..ini untuk masa depan kita” teriak Roni keras. Saking kerasnya Bram juga mendengar teriakan Roni. Tyas terkejut dan menangis, lalu Tyas keluar kamar dengan membanting pintu, lalu Tyas pergi ke pinggir kolam dan duduk di sana merenung dan menahan nafsu. Dari kolam Tyas bisa melihat bayangan di Roni di depan komputer dan lampu di kamar Bram. Tampak samar-samar Bram keluar dari kamar mandi tanpa sehelai benangpun menutupi tubuhnya. Karena di luar gelap tak mungkin Bram melihat Tyas.
Lalu Tyas mendekat ke jendela kamar Bramnya dan memperhatikan Bram mengeringkan tubuh.
“Gila kekar sekali tubuhnya dan penisnya itu lho, besar dan tegang mengangguk-angguk bergoyang sekanan memanggilku.” Tyas malu sekali mengagumi dan mengaharapkan kembali penis itu masuk ke dalam vaginanya yang memang masih haus. Perlahan Tyas membelai-belai vaginanya hingga terasa basah, akhirnya Tyas memutuskan untuk memintanya pada Bram, dengan hati yang berdebar kencang dan nafsu yang sudah menutupi kesadarannya, Tyas nekat masuk ke dalam kamar Bram dan langsung mengunci pintu dari dalam. Bram sangat terkejut
“Tyas... apa yang kamu lakukan?”, Tyas hanya menempelkan telunjuk di bibirnya sendiri dan memberi isyarat agar tidak bersuara karena Roni ada di kamar seberang. Langsung Tyas membuka pakaian tidurnya dan terpampanglah tubuh putih mulus Tyas tanpa sehelai benagpun di hadapannya, Bram hanya terperangah dan menatap kagum pada tubuh Tyas. Bram tersenyum sambil memperlihatkan penisnya yang semakin membesar dan tampak berotot. Dengan segera Tyas langsung berlutut di hadapannya dan mengulum penisnya, Bram yang masih terkejut dengan kejadian ini hanya mendesah perlahan merasakan penisnya dikulum Tyas dan dihisap dengan nafsu yang sudah memuncak.
Sambil mulut Tyas tetap mengulum penisnya, Tyas perlahan naik ke atas tempat tidur dan menempatkan vaginanya di mulut Bram yang sudah terbaring, Bram mengerti maksud Tyas dan langsung saja lidahnya melahap vagina yang sudah sangat basah, cukup lama mereka dalam posisi 69 itu, teringat akan Roni yang bisa saja tiba-tiba datang Tyas langsung mengambil inisiatif untuk merubah posisi dan perlahan duduk di atas penisnya yang sudah mengacung tegang dan besar panjang. Perlahan Tyas arahkan dan masukan penis itu ke dalam lubang vaginanya,
“Uuuuhhhh... rasanya berbeda dengan saat aku diperkosanya,” bisik Tyas dalam hatinya, perlahan tapi pasti Tyas merasakan suatu sensasi yang amat besar sampai akhirnya keseluruhan batang penis Bram masuk ke dalam vaginanya.
“Ahh..sssfff..Braaam!” erang Tyas perlahan menahan suara gairahnya agar tidak terdengar, Tyas merasakan seluruh penisnya memenuhi vaginanya dan menyentuh rahimnya.
“Sungguh suatu sensasi yang tak terbayangkan,” kata Tyas dalam hati dan sensasi itu semakin bertambah saat Tyas mulai menggoyangkan pantatnya naik turun sementara tangan Bram dengan puasnya terus memainkan kedua buah dada Tyas, jari-jari tangan Bram memuntir-muntir puting Tyas hingga berwarna kemerahan dan keras
“ahh..ahh..” demikian erangan mereka perlahan mengiringi suara penis yang keluar masuk vagina
“clok..clok..clok” Tak tahan dengan nafsunya mendadak Bram duduk dan mengulum buah dada Tyas dengan rakusnya bergantian kiri kanan bergerak ke leher dan terus lagi. Tyas sungguh tak dapat menahan gairah yang selama ini terpendam.
Mungkin karena nafsu yang sudah sangat tertahan atau takut Roni mendengar tak kuasa Tyas melepaskan puncak gairahnya mendahului Bram, sambil mendekap erat Bram dan menggigit pundak Bram agar tidak bersuara, Tyas mendekap erat Bram seakan tak dapat dilepaskan mengiringi puncak orgasmenya. Bram merasakan penisnya disiram cairan hangat dan tahu bahwa Tyas mengalami orgasme dan membiarkan Tyas mendekapnya sangat erat Bram membalas memeluk Tyas dengan belaian hangatnya. Selesai Tyas orgasme sekiat 30 detik, Bram membalikan Tyas dengan penisnya masih tertancap di dalam vaginanya. Posisi yang tadinya Tyas diatas, sekarang Tyas berbaring dikasur, sementara penis Bram tetap didalam vaginanya. Bram mulai mencumbu Tyas dengan menjilati leher dan puting susunya perlahan, tentu saja Tyas kembali bernafsu dan membalas ciumannya denga mesra, lidah mereka saling berpagutan dan Bram merasakan penisnya kembali dapat keluar masuk dengan mudah karena vagina Tyas sudah kembali basah dan siap menerima serangan berikutnya. Dan Bram langsung memompa penisnya dengan semangat dan cepat membuat tubuh Tyas bergoyang dan buah dadanya bergerak naik turun dan sungguh suara yang timbul antara erangan mereka berdua yang tertahan derit tempat tidur dan suara penisnya keluar masuk di vaginannya kembali membakar gairah Bram dan Tyas. Tyas bergerak menaik turunkan pantatnya untuk mengimbangi tusukan Bram.
Dan benar saja 10 menit kemudian Tyas sampai pada puncak orgasme yang kedua, Tyas meletakan kedua kakinya dan menekan keras pantat Bram hingga penisnya menusuk sangat dalam menyentuh rahimnya. Tyas memeluk Bram dengan erat yang membiarkan Tyas menikmati deburan ombak kenikmatan yang menyerangnya berkali-kali bersamaan keluarnya cairan kewanitaannya. Tyas menggigit bibirnya sendiri agar tidak mengeluarkan suara, cukup lama Tyas dalam keadaan ini dan anehnya setelah selesai Tyas berada dalam puncak ternyata Tyas sudah kembali mengimbangi gerakan Bram dengan menaik turunkan pantatnya. Saat itulah terdengar pintu kamar Roni terbuka dan detik berikutnya pintu kamar Bram diketuk Roni,
“Bram... kau sudah tidur?”, demikian ketuk Roni. Langsung saja Bram melepaskan pelukannya dan menyuruh Tyas bersembunyi di kamar mandi. Tyas sempat menyambar pakaian tidurnya yang tergeletak di lantai, Tyas langsung lari ke kamar mandi dan mengunci dari dalam. Hatinya berdebar dengan kerasnya membayangkan apa jadinya jika Tyas ketahuan suaminya.
Bram dengan santai dan masih bertelanjang membuka pintu dan mengajak Roni masuk, Roni sempat terkejut melihat Bram telanjang,
”Sedang apa kamu Bram” tanpa curiga dengan tempat tidur yang berantakan yang kalau diperhatikan dari dekat ada cairan wanita. Bram hanya tersenyum dan mengatakan,
”Mau tau aja..” Dasar Roni dia langsung membicarakan suatu hal pekerjaan dan mereka terlibat pembicaraan itu. Kurang lebih sepuluh menit mereka berbicara dan sepuluh menit juga hati Tyas sangat berdebar-debar di dalam kamar mandi, tapi anehnya dengan keadaan ini nafsu Tyas semakin menjadi-jadi. Setelah Roni keluar, Bram kembali mengunci pintu kamar dan mengetuk kamar mandi perlahan,
”Tyas buka pintunya..sudah aman”. Begitu Tyas buka pintunya Bram langsung menarik Tyas dan mendudukkan tubuh telanjang istri temannya di meja dekat kamar mandi, langsung saja dibukanya kedua kakinya dan
“bless” penisnya kembali memenuhi vagina Tyas
“Ahhh..ahh..” erangan mereka berdua kembali terdengar perlahan sambil terus menggoyangkan pantatnya maju mundur Bram melahap buah dada Tyas dan putingnya.
Sepuluh menit berlalu dan goyang Bram semakin cepat sehingga Tyas tahu Bram akan mencapai puncaknya, dan Tyas pun merasakan hal yang sama
“Braaam lebih cepat sayang aku sudah hampir keluar..” desah Tyas
“Tahan sayang kita bersamaan keluarnya”, dan benar saja saat maninya menyembur deras dalam vagina, Tyas mengalami orgasme yang ketiga dan lebih hebat dari yang pertama dan kedua, mereka saling berpelukan erat dan menikmati puncak gairah itu bersamaan.
“Braaammm..,” desah Tyas tertahan.
“Ahhh Tyas..kau hebat..” demikian kata Bram. Akhirnya mereka saling berpelukan lemas berdua, sungguh suatu pertempuran yang sangat melelahkan. Tyas melirik jam ternyata sudah dua jam mereka bergumul. “Terima kasih Bram..kau hebat..” kata Tyas dengan kecupan mesra dan langsung memakai pakaian tidurnya kembali dan kembali ke kamarnya. Roni tidak curiga sama sekali dan tetap berkutat dengan komputernya dan tidak menghiraukan istrinya yang langsung berbaring tanpa melepas pakaian seperti biasanya karena Tyas tahu ada bekas ciuman Bram di sekujur buah dadanya. Malam itu Tyas merasa sangat bersalah pada Roni tapi di lain sisi Tyas merasa sangat puas dan tidur dengan nyenyaknya.
Esoknya seperti biasa di hari Minggu Tyas dan Roni berenang di pagi hari tetapi mengingat adanya Bram, mereka yang biasanya berenang bertelanjang akhirnya memutuskan memakai pakaian renang, Tyas syukuri karena hal ini dapat menutupi buah dadanya yang masih memar karena gigitan Bram. Saat mereka berenang Tyas menyadari bahwa Bram sedang menatap mereka dari kamarnya. Dan saat Roni sedang asyik berenang Bram memanggil Tyas dengan lambaian tangannya dan yang membuat Tyas terkejut dia menunjukan penisnya yang sudah mengacung besar dan tegang. Seperti di hipnotis Tyas nekat berjalan ke dalam.
”Ron aku mau ke dalam ambil makanan ya..!” kata Tyas pada Roni, dia hanya mengiyakan sambil terus berenang, Roni memang sangat hobi berenang bisa 2 jam nonstop tanpa berhenti.
Tyas dengan tergesa masuk ke dalam dan menuju kamar Bram. Di sana Bram sudah menunggu dan tak sabar Bram melucuti pakain renang Tyas yang memang hanya menggunakan tali sebagai pengikatnya.
“Gila kamu Bram..bisa ketahuan Roni lho,” protes Tyas tanpa perlawanan karena Tyas sendiri sangat bergairah oleh tantangan ini. dan dengan kasar Bram menciumi punggung Tyas sambil meremas buah dada Tyas
“Tapi kamu menikmatinya khan?!,” goda Bram sambil mencium leher belakang Tyas. Dan Tyas hanya mendesah menahan nikmat dan tantangan ini. Yang lebih gila Bram menarik Tyas ke jendela dan masih dari belakang dia meremas-remas buah dada Tyas dan meciumi punggung hingga pantat Tyas,
“Gila kau Bram, Roni bisa melihat kita,” tapi anehnya Tyas tidak berontak sama sekali dan memperhatikan Roni yang benar-benar sangat menikmati renangnya. Di kamar Bram pun Tyas sangat menikmati sentuhan Bram.
“Tyas kamu suka ini khan?” tanya Bram sambil dengan keras menusukan penisnya ke dalam vagina Tyas dari belakang.
“AHH..Bram..” teriak Tyas kaget dan nikmat, sekarang Tyas berani bersuara lebih kencang karena tahu Roni tidak akan mendengarnya. Langsung saja Bram memaju mundurkan penisnya di vaginanya..
”Ahh.. Bram lebih kencang..fuck me Bram..puaskan aku Bram.. penismu sungguh luar biasa.. Bram aku sayang kamu..” teriak Tyas tak keruan dengan masih memperhatikan Roni.
Bram mengimbangi dengan gerakan yang liar hingga vagina Tyas terasa lebih dalam lagi tersentuh penisnya dengan posisi ini,
”Tyas..kau ... hebat..” desahnya sambil terus menekan penisnya, kalau saja Roni melihat sejenak ke kamar Bram maka dia akan sangat terkejut melihat pemandangan ini, istrinya sedang bercinta dengan rekan kerjanya. Ternyata mereka memang bisa saling mengimbangi, kali ini dalam waktu 20 menit mereka sudah mencapai puncak secara bersamaan
“Teruuus Bram lebih keeenncang..ahhhh aku keluar Braaaaam”, teria Tyas.
“Aaakuu juga Tyyaaasss..nikkkkmat ssekali mmmeemeekmu..aahhhhh.” teriak Bram bersamaan dengan puncak kenikmatan yang datang bersamaan. Setelah itu Tyas langsung mencium bibir Bram dan kembali mengenakan pakaian renangnya dan kembali berenang bersama Roni yang tidak menyadari kejadian itu.
Setelah itu hari-hari berikutnya sudah bisa diduga, gairah baru bagi Tyas dengan tantangan bercinta bersama Bram. Pernah suatu saat ketika akhirnya Roni mau bercinta dengan Tyas di suatu malam hingga akhirnya dia tertidur kelelahan, Tyas hendak mengambil susu di dapur dan karena sudah larut malam Tyas nekat tidak mengenakan pakaian apapun. Saat Tyas membungkuk di depan lemari es sekelebat ada bayangan di belakangnya sebelum Tyas menyadari Bram sudah di belakangnya dan langsung menubruk Tyas dari belakang. Penisnya langsung menusuk vaginanya yang membuat Tyas hanya tersedak dan menahan nikmat tiba-tiba ini. Mereka bergumul di lantai dapur lalu Bram mengambil kursi dan duduk di atasnya sambil memangku Tyas,
“Bram kamu nakal” desah Tyas yang juga menikmatinya dan mereka bercinta hingga hampir pagi di dapur. Bersama Bram, Tyas mendapatkan gairah terpendamnya selama ini.
Akhirnya ketika proyek kantor Roni selesai Bram harus pergi dari rumah mereka dan malam sebelum pergi Tyas dan Bram menyempatkan bercinta kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar