Tokoh Utama
:
- Ayu 16 tahun
- Eko 25 tahun
Tokoh
Figuran :
- Dian 24 tahun, orang tua Ayu, Om Iwan, Tante istri Om Iwan
Eko punya adik ipar, Ayu namanya. Orangnya cantik, masih di SMA. Bodinya
proporsional, gak toge tapi tocil juga enggak. Pinggulnya rada gede juga
sehingga kalo liat dia jalan pake jins ketat dari blakang, goyangan pantatnya
merangsang juga. Yang lebih merangsang lagi, Ayu punya kumis halus diatas bibir
mungilnya. Pasti jembutnya rimbun deh, dan yang lebih penting lagi napsunya
besar. Eko gak tau napa kok dia dikirim ortunya ke tempat kakaknya (Dian = istri Eko) untuk melanjutkan sekolahnya,
padahal dia baru kelas 1. Biasanya kalo dah lulus SMA ya mo nerusin skolah
pindah bisa dimengerti. Eko gak banyak nanya ke istri tentang kepindahan Ayu
kerumahnya. Yang Eko tau,
Ayu tu bukan adik kandung istrinya
tapi dia diangkat anak oleh mertua Eko sejak kecil, dan sudah dianggap sebagai anak sendiri.
Istri Eko
kerja sebagai tenaga marketing suatu perusahan
asing sehingga sering sekali mendapat tugas keluar kota, sedang Eko bekerja sebagai konsultan freelance, sehingga banyak melakukan pekerjaan dari rumah saja. Ketempat klien kalo diperlukan saja. Ya gak apa
si, itung2 Eko jadi penunggu
rumah. Makanya Eko seneng banget ketika Ayu
tinggal dirumahnya.
Eko membantu mengurus kepindahan
Ayu ke SMA yang deket dengan rumahnya, repot juga birokrasinya, tapi dengan sedikti
pelicin semuanya akhirnya beres
dan Ayu diterima disekolah tersebut dan boleh langsung masuk.
Baru 2 hari Ayu dirumah, istri Eko dapet tugas keluar kota lagi ke Sulawesi sehingga makan waktu 2 mingguan. Ya namanya tugas, harus dilaksanakan, baeknya mereka belon punya anak, sehingga Eko gak repot kalo ditinggal2 seperti itu. Eko terbiasa mengurus rumah tangga, karena sejak dulu Eko selalu hidup sendiri.
Sore itu, Ayu dan Eko ngobrol di sofa. Ayu pake celana pendek yang pendek banget dan tanktop, kayanya gak pake bra, sehingga toketnya bergerak mengikuti gerakan badannya.
“Merangsang
juga ni anak.” Pikiran Eko
“Ayu, kenapa
kok kamu pindah sekolah ke sini?” Eko memmulai
pembicaraan.
"Mangnya mas gak tau ya", kata Ayu.
"Aku gak nanya kakakmu Yu, dia juga gak crita apa2 ke aku, cuma bilang kamu mo pindah skolah kesini ja".
"ayu malu
ni mas critanya".
"Napa malu, aku kan masmu sendiri".
"mmm.... anu mas...aku maen ma om Iwan, tetangga
rumah mas".
"Wah, enak dong si
om Iwan dapetin kamu".
"Ah mas, Ayu serius
ni".
"Ya terus?"
"Si om Iwan juga yang mrawanin
Ayu, tapi .... enak, makanya Ayu jadi
ketagihan terus deh maen ma om Iwan ".
"Kamu maennya dimana Yu”
"Mula2 dirumah om
Iwan, waktu tantenya lagi pergi. Dah gitu suka janjian ketemuan di mal, trus cek in ke motel, waktu ayu pulang skolah".
"maennya brapa
ronde kalo dimotel".
"Karna gak bisa lama2 ya cuma 2 ronde, kan mesti pulang sore Ayu nya".
"Gak perna sampe
nginep ya Yu".
“Pernah mas, si om bohong ma tante katanya mo pergi keluar kota, padahal cek in ma Ayu di hotel semalem. Ayu bilang ma bonyok
nginep dirumah temen. Wah si om napsu banget
maennya dihotel, ampe 4 ronde mas".
"Wah mas jadi kringeten neh ngebayangin Ayu maen ma si om".
"Kok ngebayangin
si mas".
"La iya lah, kamu
critanya napsuin gitu".
"Trus mas ngaceng ya"
"La iya lah, lelaki mana yang gak ngaceng kalo dengerin Ayu crita lagi maen. Trus kenapa kok Ayu disuruh ketempat mas ma kakak?"
"Ketauan juga mas ma bonyok. Ada yang bilang dia liat Ayu ma si om gandengan di mall. Ya udah deh, Ayu gak bisa ngelit lagi. Heboh juga karena bonyok mengcounter si om. Baiknya bisa
didamein, tadinya bokap mo bawa kasus
ini ke polisi segala. Baeknya enggak".
"Kadung malu, makanya Ayu disuru ke tempat mas ma
kakak. Mas masih kringeten?" tanyanya sambil tertawa, manis sekali ni akan, seksi
lagi cuma celana pendek banget dan
tanktop tanpa bra.
"Mas, dah nikah segini lama kok gak punya anak si, mas gak bisa ya".
"Enak aja, mo mas buktiin ma kamu kalo mas bisa?" jawab Eko membuka front.
"Mangnya mas brani ngelakuin ma Ayu?"
"Napa enggak, kalo Ayunya mau tapi". Ayu diem saja.
"Mau gak Yu, aku si
mau banget lo".
"Gak enak ma kakak mas".
"Ya tapi kakakmu tu kerjanya kluar kota terus, mas ditinggal sendiri terus, gimana mo bikin anak kan".
"Kacian, mas kesepian ya, kan skarang ada Ayu yang nemenin". Ayu duduk merapat ke Eko.
"Mau ya Yu", kata Eko sambil mengelus pipi Ayu. Ayu noleh ke Eko, Eko tidak menyia2kan kesempatan ini, perlahan
tapi pasti Eko mengecup bibir
mungilnya. Ayu membiarkan Eko mengulum2 bibirnya,
kemudian ciuman Eko mengarah ke
leher Ayu, terus
menyusur kepipinya.
Tubuh Ayu bergeser
makin merapat, bibirnya Eko lumat
lagi dengan lembut. Sambil menikmati
lidah Ayu yang menjelajah di mulut Eko, tangan Eko menyusupkan
kedalam tanktopnya dan meremas lembut toketnya yang tidak terbungkus
bra. Ohh.., toketnya ternyata tercakup seluruhnya dalam tangan Eko. Dan ayu
rasanya sudah tidak kuat menahan gejolak napsunya, padahal baru awal pemanasan.
"Kamu dah pengen ya Yu".
"Iya mas, dah
lama rasanya ayu gak ngerasain nikmat
lagi".
"Mau kan aku kasih kenikmatan".
"Mau banget mas".
Bibir Eko mulai meneruskan jelajahannya, sambil melepaskan
tanktopnya, Eko mengecup lehernya, menjilat kadang menggigit lembut. Sambil
tangan Eko terus meremas-remas toket Ayu yang ternyata benar dia ngga pakai bra. Bibir Eko terus
menelusur di permukaan kulit
Ayu. Dan mulai pentil kirinya tersentuh lidah Eko dan Eko menghisap. Terus pindah ke
pentil kanan. Kadang-kadang seolah seluruh toketnya akan dihisap.
Dan tangan Eko mulai turun dan memainkan pusernya, membuat Ayu
merasa geli tapi nikmat, napsunya makin berkobar karena elusan tangan Eko .
Kemudian tangan Eko turun lagi dan menjamah selangkangan Ayu. memeknya sudah
basah sekali. Lama hal itu Eko lakukan sampai akhirnya Eko kemudian membuka
ristsluiting celana pendek Ayu dan menarik celananya ke bawah. Tinggalah CD mininya
yang tipis yang memperlihatkan jembutnya yang lebat, saking lebatnya jembutnya
muncul di kiri kanan dan dibagian atas dari cd mini itu. jembutnya lebih
terlihat jelas karena CD Ayu sudah basah karena cairan memeknya yang sudah
banjir. Eko membelai celah memek
Ayu dengan perlahan. Sesekali jari Eko menyentuh itilnya karena ketika dielus
pahanya otomatis mengangkang agar Eko bisa mengakses daerah memeknya dengan
leluasa. kemudian CD Ayu yang sudah basah itu dilepas oleh Eko. Ayu mengangkat
pantatnya agar Eko bisa melepas pembungkus tubuhnya yang terakhir. Jari Eko
mulai sengaja memainkan itilnya. Dan akhirnya jari Eko itu masuk ke dalam
memeknya.
Bibir Eko terus bergantian menjilati pentil kiri dan kanan
dan sesekali Eko menghisap dan terus menjalar ke perutnya. Dan akhirnya
sampailah ke memeknya. Kali ini Eko mencium jembutnya yang lebat dan bibir
memeknya Eko membuka dengan dua jari. Dan akhirnya kembali memeknya dimainkan
dengan bibir Eko, kadang bibir Ayu dihisap, kadang itil Ayu, akhirnya lidah Eko
masuk di antara kedua bibir memeknya sambil menghisap itilnya. Hanya dalam
beberapa menit ayu benar-benar tak tahan.
Dan.. Ayu mengejang dan dengan sekuatnya ayu berteriak
sambil mengangkat pantatnya supaya merapatkan itilnya dengan mulut Eko, Ayu meremas-remas
rambut Eko. Eko terus mencumbu memeknya, belum puas Eko memainkan memeknya
hingga napsunya bangkit kembali dengan cepat.
"Mas, Ayu sudah pengen dientot." katanya memohon sambil membuka pahanya
lebih lebar.
Eko pun bangkit, mengangkat badan Ayu yang sudah lemes dan Eko
membawa ke kamar. Ayu dibaringkan di ranjang dan Eko mulai membuka baju,
kemudian celananya sendiri. Ayu terkejut melihat kontol Eko yang besar dan
panjang nongol dari bagian atas CD. Kemudian Eko juga melepas CDnya.
"Mas, gede banget kontol mas, mana panjang lagi".
"Mana gedean ma si om?"
"gedean mas lah".
Sementara itu Ayu terbaring menunggu. kontol Eko yang besar
dan panjang dan sudah maksimal ngacengnya, tegak hampir menempel ke perut. Ayu
merinding apakah muat kontol segitu besarnya di memeknya. Dan saat Eko pelan-pelan
menindihnya, ayu membuka pahanya makin lebar, rasanya tidak sabar memek Ayu menunggu
masuknya kontol Eko yang extra gede itu. Ayu pejamkan mata.
Eko mulai mendekap Ayu sambil terus mencium bibir Ayu, bibir
memek Ayu mulai tersentuh ujung kontol Eko. Sebentar Eko mengusap-usapkan dan
pelan sekali kemudian bibir memeknya terdesak menyamping. Terdesak kontol besar
Eko itu.
“Ohh,” Eko benar benar merasakan penuh dan sesak liang memeknya
dimasuki kontolnya.
Ayu menahan nafas. Mili per mili. Pelan sekali kontol Eko terus
masuk. Ayu mendesah tertahan karena rasa yang luar biasa nikmatnya. Terus.. Terus..Akhirnya
ujung kontol Eko menyentuh bagian dalam memek Ayu, maka secara refleks Ayu merapatkan pahanya, Eko terus
menciumi bibir dan leher Ayu.
Dan tangan Eko tak henti-henti meremas-remas toket Ayu.
Kontol besar Eko mulai menggenjot halus dan pelan. supaya ayu tidak kesakitan. Ayu terbawa
ke puncak nikmat yang belum pernah dia alami. Nafas Ayu cepat sekali memburu,
terengah-engah. Ayu benar benar merasakan nikmat luar biasa merasakan gerakan
kontol besar Eko. Maka hanya dalam waktu yang singkat ayu makin tak tahan. Eko tahu
bahwa ayu semakin hanyut. Maka makin gencar Eko melumat bibir dan lehernya, dan
remasan di toketnya makin kuat.
Eko menusukan
kontolnya yang agak kuat dan memepet itilnya dengan cara menggoyang goyangnya, Ayu menggelepar, tubuhnya mengejang, tangannya mencengkeram
kuat-kuat sekenanya. memeknya menegang, berdenyut dan mencengkeram kuat- kuat,
benar-benar puncak kenikmatan yang belum pernah Ayu alami. ayu benar benar menerima
kenikmatan yang luar biasa. Ayu tak ingat apa-apa lagi kecuali kenikmatan dan
kenikmatan.
"Mas, Ayu nyampe
maas", teriaknya. Setelah selesai, pelan pelan tubuhnya lunglai, lemas.
dua kali ayu nyampe dalam waktu relatif singkat, Eko membelai rambut Ayu yang basah keringatan.
Ayu membuka matanya, Eko tersenyum dan menciumnya lembut sekali,
tak henti hentinya toketnya diremas-remas
Eko pelan-pelan. Serangan bibir Eko yang melumat
bibir Ayu
dan diteruskan ke leher serta tangan
Eko meremas-remas toketnya lebih kuat. Napsunya naik lagi dengan cepat, saat
kembali Eko mengenjotkan kontol Eko semakin cepat.
“Uhh, ......” sekali lagi ayu nyampe, yang hanya selang
beberapa menit.
“Ahh .... ahh ..... oohhhh...aaaaarrrrrrggghhh.....” dan
kembali ayu berteriak lebih keras lagi.
Eko terus mengenjotkan kontolnya dan kali ini Eko ikut
menggelepar.
“Ahh .... ayu ..... argh...ohh...aaaaarrrrrrggghhh.....” wajah Eko menengadah.
Tangan Eko mencengkeram lengan Ayu dan tangan satunya menekan toket Ayu. Ayu makin
meronta-ronta tak karuan. Puncak kenikmatan diikuti semburan pejuh yang kuat di
dalam memeknya, menyembur berulang kali. Eko meerasa banyak sekali pejuh kental dan hangat menyembur
dan memenuhi memek Ayu, hangat sekali dan terasa sekali pejuh yang keluar seolah
menyembur seperti air yang memancar kuat. Setelah selesai, Eko memiringkan
tubuh dan tangan Eko tetap meremas lembut toket Ayu sambil mencium wajah Ayu. Ayu
senang dengan perlakuan Eko terhadapnya.
"Yu, kamu luar biasa, memekmu peret dan nikmat
sekali", puji Eko sambil membelai dadanya.
"Mas juga hebat.
Bisa membuat Ayu nyampe beberapa
kali, dan baru kali ini Ayu bisa nyampe
dan merasakan kontol raksasa.
Hihi.."
"Jadi kamu suka dengan kontolku?" goda Eko sambil menggerakkan kontolnya dan
membelai-belai wajah
Ayu.
"Ya mas, kontol mas
nikmat, besar, panjang dan keras banget"
jawabnya jujur.
"Enak mana mas,
ngen totin kakak apa ngen totin Ayu".
"Nikmat ma kamu Yu, memek kamu peret banget".
"Mangnya memek kakak
gak peret, kan kakak belon punya
anak".
"Gak tau deh, pokoknya aku puas banget ngentotin kamu".
"Ya udah, mas ngentotin Ayu ja, kalo kakak keluar
kota".
“Dan kalau
ada kesempatan”
Eko tidak langsung mencabut kontolnya, tapi malah mengajak
mengobrol sembari kontol makin mengecil. Dan tak henti-hentinya Eko mencium, membelai
rambut Ayu dan yang paling Eko suka membelai toketnya. Ayu merasakan pejuh Eko yang
bercampur dengan cairan memeknya mengalir
keluar. Setelah cukup mengobrol dan saling membelai, pelan-pelan Eko mencabut
kontol sambil menciumi Ayu lembut sekali. Benar benar ayu terbuai dengan perlakuan
Eko. Ayu tertidur dalam pelukan Eko, sepertinya Ayu merasa nyaman dan
benar-benar terpuaskan dan merasakan apa yang selama ini hanya dibayangkan
saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar