Selasa, 01 November 2011

Kakak Ipar Nikmat

Tokoh Utama :
  1. Dede (20 tahun)
  2. Dina (22 tahun)
Tokoh Figuran :
  • Deni (25 tahun)
Tokoh kita bernama Dede, semasa kuliah Dede tinggal bersama kakaknya Deni dan istri Dina. Dede diajak tinggal bersama mereka, karena kampus Dede dekat dengan rumah mereka, daripada Dede kost. Usia Dede dengan Kak Deni selisih 5 tahun dan Dina 2 tahun lebih tua dari Dede. Karena Kak Deni bertugas di kapal, ia sering jarang di rumah. Sering Dina kelihatan kesepian karena ditinggal suaminya. Karena itu Dede menghibur Dina dan akhirnya mereka sering bercanda. Lama-lama Terkesan kalau Dina lebih dekat ke Dede dibanding Kak Deni. Karena Kak Deni jarang pulang akhirnya Dede dan Dina sering keluar jalan-jalan. Dan terkadang mereka nonton bioskop berdua untuk menghilangkan rasa sepi Dina. Sering Dina dikira pacar Dede, tentu Dede jadi bangga jalan dengannya. Lekak lekuk tubuh Dina membuat mata terpikat dan tak lepas melirik.

Keesokan harinya sepulang kuliah rumah sepi. Sesaat Dede bingung ada apa dan kemana Dina. Sesaat di celah pintu kamarnya ada cahaya TV. Segera Dede


memeriksa apa Dina ada di kamar. Dede membuka pintunya, sesaat Dede terdiam, terlihat di TV kamarnya adegan yang merangsang, sekilas Dede melihat Dina sedang terlentang dan ia kaget akan kehadiran Dede. Saat itu Dina sedang asyik memainkan buah dadanya yang besar dan daerahnya yang indah dengan sebagian kulit yang tak tertutup sehingga memamerkan beberapa bagian tubuhnya.
“Maaf Mbak!” sahut Dede dengan tidak enak. Lalu Dede menutup pintu kamar dan keluar. Sesaat beberapa lama di dalam kamar Dina tadi, sebetulnya Dede ingin ikut menonton apa yang Dina tonton tadi. Lalu Dede memutar CD simpanan di kamarnya. Tampaknya birahi Dede muncul melihat adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang dilakukan Dina di kamarnya. Tubuhnya merangsang pikiran Dede untuk berkhayal. Akhirnya seiring adegan film Dede berkhayal bercinta. Dede mengeluarkan penisnya dan memainkan. Sesaat Dede kaget, Dina masuk ke kamarnya. Rupanya Dede lupa mengunci pintu. Dina terdiam melihat milik Dede. Wajahnya tegang dan bingung. Sesaat mereka sama-sama terdiam dan bingung.
“Ma.. maaf, ganggu ya,” tanya Dina dengan matanya yang tetap menatap milik Dede.
“Eh.. enggak Mbak, a.. ada apa Mbak,” sahut Dede dengan tangannya yang masih memegang miliknya.
“Nggak, tadi ada apa kamu kekamar?” tanya Dina dengan bingung karena kejadian ini.
“Oh itu, kusangka rumah ini kosong, aku nyari Mbak,” sahut Dede sambil memasukkan milik Dede lagi.
“Kamu nonton apa?” tanya Dina lalu melihat film yang masih dilihat Dede.
“I.. itu.. sama yang tadi,” sahut Dede dengan isyarat yang ditonton Dina di kamarnya. Dina terdiam sesaat sambil melihat film.
“Maaf Mbak, boleh pinjem yang tadi nggak?” Tanya Dede dengan malu.
“Boleh, kenapa enggak?” jawab Dina.
“Mau minjem Mbak.. apa mau nonton di sini?” Dede menawarkan kepada Dina. 
“Sekalian aja deh, biar rame,” jawabnya.
Adegan demi adegan di film mereka lewati, dan beberapa kali mereka mengganti film. Mereka juga berbincang dan mengobrol tentang yang berhubungan di film bokep. Mungkin karena mereka sering berdua dan bicara dari hati ke hati akhirnya mereka kami merasakan ada kesamaan dan kecocokan. Mereka tidak canggung lagi. Rasanya mereka sama-sama menyukai tapi mereka sadari bahwa Dina milik Deni kakaknya.
Mereka biasa duduk berduaan dengan dekat. Sering dan banyak film mereka tonton bersama. Akhirnya mereka mulai sering melirik dan bertatapan mata. Sesaat saat film berputar tanpa mereka sadari, tatapan mata mereka membuat bibir mereka bersentuhan. Tampaknya gairah mereka sama dan tak bisa dibendung dan mereka tergerak mengikuti iringan gairah dan birahi. Mereka pikir ciuman tak apalah, akhirnya bibir dan lidah mereka saling bersaing. Nafsu membuat mereka terus berebutan air liur. Beberapa lama mereka nikmati kejadian ini, kemudian mereka tersadar dan berhenti. Mereka hanya bisa diam dalam pelukan. Mata mereka tak sanggup bertatapan. Rasanya bingung. Cukup lama mereka berpelukan sampai akhirnya mereka duduk biasa lagi. Kehangatan tubuh dan sikap Dina memancing birahi Dede. Beberapa lama mereka tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan Dede membelai rambut panjang Dina. Tampaknya Dina menyukainya. Perlahan tangan Dede mengelus pundak Dina. Sesaat mereka bertatapan lagi. Wajah Dina dewasa dan cantik, wajah Dina yang seakan mengharapkan sentuhan dan kehangatan. Dede merasakan isyarat dari Dina untuk berciuman lagi. Tanpa basa-basi Dede melahap bibir Dina, ahh nikmat rasanya. Bibir Dina terasa lembut di bibir Dede. Lalu dada mereka saling berhadapan. Sekilas Dede melihat buah dada Dina yang besar. Lalu Dede memeluk Dina dengan maksud ingin menyentuh dan merasakan milik Dina. Sesaat Dede merasakan Dada Dina di dada Dede, besar, empuk dan besar. Perlahan tangan Dede mengelus-elus paha Dina yang lembut dan halus. Sebagai penjajakan Dede mengelus selangkangannya, tampaknya Dina menikmatinya. Dina mengelus tangan Dede sebagai tanda ia menyukainya. Tanpa menunggu lama Dede segera meraba-raba daerah sensitifnya. Dina meraih tangan Dede dan ia giring ke dadanya.
Ahh, akhirnya kurasakan buah dada yang besar di dekapan tanganku.” Kata Dede dalam hati. Sementara itu tangan Dina mendekap milik Dede, Dede menikmatinya. Perlahan tangan Dina memainkan batang laki-laki milik Dede. Perlahan Dede melepaskan tangan Dina, Dede membuka sebagian celana Dede sehingga miliknya menghunus tegap. Dede meraih tangan Dina dan diarahkan ke miliknyakembali. Sesaat tangannya mendekap milik Dede, ia mainkan lalu beberapa lama kemudian wajahnya menuju ke milik Dede dan ia hisap.
Ah, lembutnya mulut Dina. Rupanya ia suka menghisap milikku. Kata Dede dalam hati. Batang kemaluan Dede keluar masuk di mulutnya secara perlahan seiring tangan Dina yang mengayun-ayun milik Dede. Perlahan Dede mengangkat kaos yang dikenakan Dina sehingga terlihat buah dada yang tertutup bra. Dede meraih kaitannya dan dilepas. Perlahan tangan Dede meraba dan meremas buah dadanya yang besar, halus dan lembut. Putting Dina yang kenyal itu mengeras, dadanya pun mengeras. Lalu tangan Dede menuju celana pendek Dina dan Dede membuka bersama celana dalamnya. Ohh, indah tubuhnya bila tanpa pakaian dan sangat merangsang. Pinggangnya yang ramping dan pinggul yang lumayan, kulitnya putih bersih dan mulus. Dede mengelus-elus bokong Dina yang halus dan lembut. Paha Dina  diraba Dede lalu bulunya dan tonjolan sensitifnya juga dirabanya. Seiring Dina sedang menghisap penis. Dede mainkan bibir vagina yang sudah basah perlahan jari Dede masuk ke liang vaginanya.
”Dede.. oouuhh..” desah Dina seiring jari Dede yang tertancap di liangnya. Sesaat kemudian Dede merasakan gerakan mulut dan nafasnya tambah cepat. Air liur Dina membasahi penis Dede. Cukup lama mulutnya bermain sampai Dede tak tahan menahan maninya. 
“Mmmhh..” ucap Dina seiring semburan Dede di dalam mulutnya. Mulut Dina tetap menghisap penis Dede, lalu mani Dede dan terus sampai beberapa lama. Kemudian bibir Dina selesai bermain.
“Udah De?” sahutnya dengan isyarat apakah Dede puas. Dede tersenyum melihat wajah cantiknya yang memucat dan merangsang. Dede belum puas masuk di mulutnya. Kemudian Dina terbaring dengan jari Dede yang masih masuk di liangnya.
“Mbak yang ini belom,” sahut Dede dengan isyarat jarinya yang keluar masuk di liangnya.
”Emang kenapa?” tanyanya dengan isyarat wajah yang menanyakan apa keinginan Dede. Kemudian Dede membuat posisi bersetubuh. Kaki Dina mengangkang lebar dan terangkat seakan siap bermain. Bibir vagina yang agak merah terlihat jelas. Penis Dede yang terhunus akhirnya menyentuh bibir vaginanya yang lembut yang sudah basah. Perlahan Dede memasukkan dan akhirnya hilang tertelan di liang vagina Dina yang lembut.
“Mmhh..” desah Dina dengan dagunya yang perlahan terangkat dan telapak kakinya memeluk pinggul Dede. Penis Dede keluar-masuk di liang vagina dan dada Dina membusung seakan tidak kuat merasakan kenikmatan sentuhan Dede.
“Ooouuhh.. oouuhh..” berulang desahan itu Dina keluarkan. Beberapa lama Dede merasakan nikmatnya tubuh Dina. Perlahan Dede merasakan pinggul Dina bergerak sehingga mempercepat gesekan penis dan liangnya. Dina dekap tubuh Dede. Tubuh Dina menegang.
“Dede..” ucapnya dengan getaran kenikmatan.
Aahh … mbak Dina” Dede merasakan penisnya didekap kuat liang Dina.
“Ooouuhh,” desah nikmat Dina. Dina mulai melemas pasrah setelah mendapat orgasme pertamanya. Melihat ini gairah Dede meningkat seakan tubuh Dina adalah santapannya. Nafsu Dede membuat penis keluar masuk dengan cepat.
Ahh….”, teriak Dede disaat puncaknya, penis Dede masih di dalam liang Dina. Dede tak dapat menahan semburannya karena nikmatnya tubuh Dina.
“Ooouuhh..” desah Dina yang orgasme kembali, mengiringi setiap semburan Dede. Penis Dede dibiarkan tertancap terus. Tampaknya Dina tak menolaknya. Tubuh Dede belum puas menikmati tubuhDina demikian sebaliknya. Terkadang tangan Dede menikmati dada dan putingnya. Dan beberapa kali mereka berciuman lagi. Dede tak peduli walaupun bibir Dina bekas penis dan maninya karena benar-benar nikmat. Sampai tenaga mereka pulih, Dede merasakan dekapan liang Dina yang agak mengering basah lagi. Lalu mereka bermain lagi. Ini terus mereka lakukan sampai mereka tak kuat dan tidur kelelahan.
Esoknya mereka tersadar dan mereka mandi bersama. Tampaknya mereka menyukai kejadian kemarin. Rasa bersalah hilang karena mereka rasakan kecocokan, dan mereka teruskan hubungan ini. Karena Deni jarang di rumah, mereka sering berdua, tidur bersama dan mandi bersama dengan sentuhan-sentuhan yang nikmat. Ini menjadi rahasia mereka berdua seterusnya. sampai Dede memiliki istri dan sama-sama mempunyai anak mereka terus berhubungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar