Tokoh Utama :
- Dede (20 tahun)
- Dina (22 tahun)
Tokoh Figuran :
- Deni (25 tahun)
Tokoh kita bernama Dede, semasa kuliah Dede tinggal bersama kakaknya Deni dan istri Dina. Dede diajak
tinggal bersama mereka, karena kampus Dede dekat dengan rumah mereka, daripada Dede
kost. Usia Dede dengan Kak Deni selisih 5 tahun dan Dina 2 tahun lebih tua dari Dede.
Karena Kak Deni bertugas di kapal, ia sering jarang di rumah. Sering Dina
kelihatan kesepian karena ditinggal suaminya. Karena itu Dede menghibur Dina dan akhirnya mereka sering bercanda. Lama-lama Terkesan
kalau Dina lebih dekat ke Dede dibanding Kak Deni. Karena Kak Deni jarang
pulang akhirnya Dede dan Dina sering keluar jalan-jalan. Dan terkadang mereka nonton bioskop berdua untuk
menghilangkan rasa sepi Dina. Sering Dina dikira pacar Dede, tentu Dede jadi
bangga jalan dengannya. Lekak lekuk tubuh Dina membuat mata terpikat dan tak lepas melirik.
Keesokan harinya sepulang kuliah rumah sepi. Sesaat Dede bingung ada apa dan kemana Dina. Sesaat di celah pintu kamarnya ada cahaya TV. Segera Dede
memeriksa apa Dina ada di kamar. Dede membuka pintunya, sesaat Dede terdiam, terlihat di TV kamarnya adegan yang merangsang, sekilas Dede melihat Dina sedang terlentang dan ia kaget akan kehadiran Dede. Saat itu Dina sedang asyik memainkan buah dadanya yang besar dan daerahnya yang indah dengan sebagian kulit yang tak tertutup sehingga memamerkan beberapa bagian tubuhnya.
“Maaf Mbak!”
sahut Dede dengan tidak enak. Lalu Dede menutup pintu kamar dan keluar. Sesaat
beberapa lama di dalam kamar Dina tadi, sebetulnya Dede ingin ikut menonton apa yang Dina tonton tadi. Lalu Dede memutar CD simpanan di kamarnya. Tampaknya birahi Dede muncul
melihat adegan-adegan itu, sesaat terlintas yang dilakukan Dina di kamarnya.
Tubuhnya merangsang pikiran Dede untuk berkhayal. Akhirnya seiring adegan film Dede
berkhayal bercinta. Dede mengeluarkan penisnya dan memainkan. Sesaat Dede kaget, Dina
masuk ke kamarnya. Rupanya Dede lupa mengunci pintu. Dina terdiam melihat milik Dede. Wajahnya
tegang dan bingung. Sesaat mereka sama-sama terdiam dan bingung.
“Ma.. maaf,
ganggu ya,” tanya Dina dengan matanya yang tetap menatap milik Dede.
“Eh.. enggak
Mbak, a.. ada apa Mbak,” sahut Dede dengan tangannya yang masih memegang miliknya.
“Nggak, tadi
ada apa kamu kekamar?” tanya Dina dengan bingung karena kejadian ini.
“Oh itu, kusangka rumah ini kosong, aku nyari Mbak,” sahut Dede
sambil memasukkan milik Dede lagi.
“Kamu nonton
apa?” tanya Dina lalu melihat film yang masih dilihat
Dede.
“I.. itu..
sama yang tadi,” sahut Dede dengan isyarat yang ditonton Dina di kamarnya. Dina
terdiam sesaat sambil melihat film.
“Maaf Mbak,
boleh pinjem yang tadi nggak?” Tanya Dede dengan malu.
“Boleh,
kenapa enggak?” jawab Dina.
“Mau minjem
Mbak.. apa mau nonton di sini?” Dede menawarkan kepada Dina.
“Sekalian
aja deh, biar rame,” jawabnya.
Adegan demi
adegan di film mereka lewati, dan beberapa kali mereka mengganti film. Mereka juga berbincang dan mengobrol tentang
yang berhubungan di film bokep. Mungkin karena mereka sering berdua dan bicara dari hati ke
hati akhirnya mereka kami
merasakan ada kesamaan dan kecocokan. Mereka tidak canggung lagi. Rasanya mereka sama-sama menyukai tapi mereka sadari bahwa Dina milik Deni kakaknya.
Mereka biasa
duduk berduaan dengan dekat. Sering dan banyak film mereka tonton bersama. Akhirnya mereka mulai sering melirik dan bertatapan
mata. Sesaat saat film berputar tanpa mereka sadari, tatapan mata mereka membuat bibir mereka bersentuhan. Tampaknya gairah mereka sama dan tak bisa dibendung dan mereka tergerak mengikuti iringan gairah dan
birahi. Mereka pikir
ciuman tak apalah, akhirnya bibir dan lidah mereka saling bersaing. Nafsu membuat mereka terus berebutan air liur. Beberapa
lama mereka nikmati
kejadian ini, kemudian mereka tersadar dan berhenti. Mereka hanya bisa diam dalam pelukan. Mata mereka tak sanggup bertatapan. Rasanya
bingung. Cukup lama mereka berpelukan sampai akhirnya mereka duduk biasa lagi. Kehangatan tubuh dan sikap Dina memancing
birahi Dede. Beberapa lama mereka tak bisa mengeluarkan kata-kata. Perlahan Dede membelai rambut panjang Dina. Tampaknya Dina
menyukainya. Perlahan tangan Dede mengelus pundak Dina. Sesaat mereka bertatapan lagi. Wajah
Dina dewasa dan cantik,
wajah Dina yang seakan mengharapkan sentuhan dan kehangatan. Dede merasakan isyarat dari Dina untuk
berciuman lagi. Tanpa basa-basi Dede melahap bibir Dina, ahh nikmat rasanya. Bibir
Dina terasa lembut di
bibir Dede. Lalu dada mereka saling berhadapan. Sekilas Dede melihat buah dada
Dina yang besar. Lalu Dede
memeluk Dina
dengan maksud ingin menyentuh dan merasakan milik Dina. Sesaat Dede merasakan Dada Dina di dada Dede, besar, empuk dan
besar. Perlahan tangan Dede mengelus-elus paha Dina yang lembut dan halus.
Sebagai penjajakan Dede mengelus selangkangannya, tampaknya Dina menikmatinya. Dina
mengelus tangan
Dede sebagai tanda ia
menyukainya. Tanpa menunggu lama Dede segera meraba-raba daerah sensitifnya. Dina meraih
tangan Dede dan ia giring ke dadanya.
“Ahh, akhirnya kurasakan buah dada yang besar di dekapan tanganku.”
Kata Dede
dalam hati. Sementara
itu tangan Dina mendekap milik Dede, Dede menikmatinya.
Perlahan tangan Dina memainkan batang laki-laki milik Dede. Perlahan Dede melepaskan tangan Dina, Dede membuka sebagian celana Dede sehingga miliknya menghunus tegap. Dede meraih tangan Dina dan diarahkan ke miliknyakembali. Sesaat tangannya mendekap milik Dede,
ia mainkan lalu beberapa lama kemudian wajahnya menuju ke milik Dede dan ia
hisap.
“Ah, lembutnya mulut Dina. Rupanya ia suka menghisap milikku.” Kata Dede dalam hati. Batang
kemaluan Dede keluar
masuk di mulutnya secara perlahan seiring tangan Dina yang mengayun-ayun milik Dede.
Perlahan Dede mengangkat kaos yang dikenakan Dina sehingga terlihat buah dada yang
tertutup bra. Dede meraih kaitannya dan dilepas. Perlahan tangan Dede meraba
dan meremas buah dadanya yang besar, halus dan lembut. Putting
Dina yang kenyal itu
mengeras, dadanya pun
mengeras. Lalu tangan Dede menuju celana pendek Dina dan Dede membuka bersama celana dalamnya. Ohh, indah tubuhnya bila tanpa pakaian
dan sangat merangsang. Pinggangnya yang ramping dan pinggul yang lumayan,
kulitnya putih bersih dan mulus. Dede mengelus-elus bokong
Dina yang halus dan
lembut. Paha Dina diraba Dede lalu bulunya dan tonjolan
sensitifnya juga dirabanya. Seiring Dina sedang menghisap penis. Dede mainkan bibir vagina yang sudah
basah perlahan jari Dede masuk ke liang vaginanya.
”Dede..
oouuhh..” desah Dina seiring jari Dede yang tertancap di liangnya. Sesaat
kemudian Dede merasakan gerakan mulut dan nafasnya tambah cepat. Air liur Dina membasahi penis
Dede. Cukup lama
mulutnya bermain sampai Dede tak tahan menahan maninya.
“Mmmhh..”
ucap Dina seiring semburan Dede di dalam mulutnya. Mulut
Dina tetap menghisap penis
Dede, lalu mani Dede dan
terus sampai beberapa lama. Kemudian bibir Dina selesai bermain.
“Udah De?”
sahutnya dengan isyarat apakah Dede puas. Dede tersenyum melihat wajah
cantiknya yang memucat dan merangsang. Dede belum puas masuk di mulutnya.
Kemudian Dina terbaring dengan jari Dede yang masih masuk di liangnya.
“Mbak yang
ini belom,” sahut Dede dengan isyarat jarinya yang keluar masuk di liangnya.
”Emang
kenapa?” tanyanya dengan isyarat wajah yang menanyakan apa keinginan Dede.
Kemudian Dede membuat posisi bersetubuh. Kaki Dina mengangkang lebar dan terangkat seakan
siap bermain. Bibir vagina yang agak merah terlihat jelas. Penis
Dede yang terhunus
akhirnya menyentuh bibir vaginanya yang lembut yang sudah basah. Perlahan Dede memasukkan dan akhirnya hilang tertelan
di liang vagina Dina yang lembut.
“Mmhh..”
desah Dina dengan dagunya yang perlahan terangkat dan telapak kakinya memeluk
pinggul Dede. Penis Dede keluar-masuk di liang vagina dan dada Dina membusung seakan tidak kuat merasakan
kenikmatan sentuhan Dede.
“Ooouuhh.. oouuhh..”
berulang desahan itu Dina keluarkan. Beberapa lama Dede merasakan nikmatnya tubuh Dina.
Perlahan Dede merasakan pinggul Dina bergerak sehingga mempercepat gesekan penis dan
liangnya. Dina dekap tubuh Dede. Tubuh Dina menegang.
“Dede..”
ucapnya dengan getaran kenikmatan.
“Aahh … mbak Dina” Dede merasakan penisnya didekap kuat liang Dina.
“Ooouuhh,”
desah nikmat Dina. Dina mulai melemas pasrah setelah
mendapat orgasme pertamanya. Melihat ini gairah Dede meningkat seakan tubuh Dina adalah santapannya. Nafsu Dede membuat penis keluar masuk dengan cepat.
“Ahh….”, teriak Dede disaat puncaknya, penis Dede masih di dalam liang Dina. Dede tak dapat menahan
semburannya karena nikmatnya tubuh Dina.
“Ooouuhh..”
desah Dina yang orgasme kembali, mengiringi setiap semburan Dede. Penis
Dede
dibiarkan tertancap
terus. Tampaknya Dina tak menolaknya. Tubuh Dede belum puas menikmati tubuhDina
demikian sebaliknya.
Terkadang tangan Dede menikmati dada dan putingnya. Dan beberapa kali mereka berciuman lagi. Dede tak peduli
walaupun bibir Dina bekas penis dan maninya karena benar-benar nikmat. Sampai tenaga mereka pulih, Dede merasakan dekapan liang Dina yang agak
mengering basah lagi. Lalu mereka bermain lagi. Ini terus mereka lakukan sampai mereka tak kuat dan tidur kelelahan.
Esoknya mereka tersadar dan mereka mandi bersama. Tampaknya mereka menyukai kejadian kemarin. Rasa
bersalah hilang karena mereka rasakan kecocokan, dan mereka teruskan hubungan ini. Karena Deni jarang di rumah, mereka sering berdua, tidur bersama dan
mandi bersama dengan sentuhan-sentuhan yang nikmat. Ini menjadi rahasia mereka berdua seterusnya. sampai Dede memiliki
istri dan sama-sama mempunyai anak mereka terus berhubungan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar