Minggu, 12 Februari 2012

Aku dan mbak Desi Kakakku


Tokoh Utama :

  1. Randi (19 tahun)
  2. Desi (22 tahun)

Tokoh Figuran :

  • Hendra

Nama aku Randi 19 tahun, aku dua bersaudara, aku anak kedua dimana kakakku perempuan berusia 5 tahun lebih tua dariku. Aku ngin menceritakan kejadian yang menimpa kehidupan seksku 3 tahun yang lalu.
Pada waktu itu aku berumur 16 tahun masih 1 sma, sedangkan kakakku berusia 22 tahun dan sudah kuliah. Kakakku orangnya memakai jilbab. Meskipun kakakku memakai jilbab dia sangat sexy, orang bilang mukanya sexy banget, demikian pula postur tubuhnya, tinggi 160 cm, kulit putih dan bra aku kira 36-an, tapi yang paling menyolok dari dia adalah pantatnya yang bulat besar dan bahenol, ini dapat aku nilai karena aku sering mengintip dia waktu dia sedang mandi atau sedang ganti pakaian. Jika berjalan ke mall ataupun kemanapun dia pergi, dia selalu pakai baju yang agak ketat.  Akibatnya, meskipun dia memakai jilbab, orang selalu memandang goyangan pinggul dan pantatnya. Sampai-sampai aku sebagai adik kandungnyapun sangat menyukai pantat dan pinggul kakakku itu.

Meskipun kakakku berjilbab, ia menyukai baju-baju dan celana dengan model agak ketat sehingga mencetak kemontokan dan keindahan tubuhnya. Apalagi jika dirumah, meskipun dia selalu memakai jilbab atau kerudung, dia selalu memakai baju tidur yang panjang tapi agak tipis sehingga terlihat belahan pantat dan celana dalamnya. Sebagai remaja yang baru puber diam-diam aku sangat terangsang bila melihat pinggul kakakku. Sebaga efek sampingnya aku sering melakukan onani di kamarku atau di kamar mandi sambil membayangkan gimana rasanya kontolku dijepit diantara pantat montoknya.
Keinginan itu kurasakan sejak aku duduk di bangku 1 sma ini, aku sering mencuri-curi pandang untuk mengitip CD-nya apabila dia memakai rok. Dia mempunyai pacar yang berumur setahun lebih muda dari padanya. Aku sering memergoki mereka pacaran di ruang tamu, saling meremas tangan sampai mereka berciuman. Suatu hari aku memergoki pacarnya sedang menghisap tetek kakakku di kamar tamu meskipun baju dan jilbabnya tetap terpasang di badannya. Kakakku hanya mengeluarkan teteknya dari kancing yang terlepas sebagian, mereka langsung belingsatan buru-buru merapihkan bajunya. Malam harinya kakakku mendatangi kamarku dan memohon kepadaku agar tidak menceritakan apa yang aku lihat ke orang-orang terutama pada ayah dan ibuku.
Dik, jangan bilang-bilang yah, abis tadi si Hendra (pacarnya) memaksa Mbak, katanya. Aku Cuma mengganguk dan melongo karena kakakku masuk kekamarku menggunakan jilbab dan daster t tipis sambil membawa sebuah novel.  Paha dan teteknya yang montok terlihat karena dikamarku agak gelap sedangkan diluar lampu terang benderang.
“Hai, kok melongo???? “
Aku jadi gelagapan dan bilang “iya- yia mbak, aku nggak akan bilang-bilang” kataku.
Tiba-tiba dia rebahan di ranjangku dengan tertelungkup sambil membaca novel. Aku memandanginya dari belakang membuat kontolku ngaceng karena pantat kakakku seolah-olah menantang kontolku. Berkali-kali aku menelan ludah. Dan pelan-pelan aku meraba kontolku yang tegang. Sampai kira-kira lima menit, dia menoleh ke arahku, aku langsung melepas tanganku dari kontolku dan berpura-pura belajar. Kakakku mengajakku lari pagi esok hari dan dia memintaku menbangunkannya jam 5 pagi. Aku mengiakannya. Ketika dia keluar kamarku, aku melihat goyangan pinggulnya sangat sexy, dan begitu dia menutup pintu, aku langsung mengeluarkan kontolku dan mengocoknya. Tapi sialnya, tiba-tiba kakakku balik lagi dan kali ini da melihatku mengocok kontolku.
Dia pura-pura tidak melihat dan berkata “Jangan lupa bangunin mbak jam 5 pagi “.
Lagi-lagi aku gelagapan “iya- iya – iya” kataku.
Kakakku langsung pergi lagi sambil ngelirik ke arah kontolku dan tersenyum. Malam itu aku ngga jadi beronani karena malu dipergoki kakakku.
Pagi harinya jam 5 pagi aku ke kamarnya dan kudapati dia sedang tidur mengakang.  Lagi-lagi aku melotot melihat pemandangan itu dan aku mulai meraba-raba pahanya, sampai kira-kira 2 menit dan ku-remas paha montoknya dia terbangun dan aku buru-buru melepaskan tanganku dari pahanya.
Singkat cerita kami lari pagi, dia mengenakan jilbab dan training yang agak ketat sehingga setiap lekuk pinggul dan pantatnya terlihat sexy sekali. Tiap laki-laki yang berpapasan selalu melirik pantat itu. Begitu selesai lari pagi, kita pulang naik angkutan bus dan kebetulan penuh sesak, akibatnya kita berdesak-desakan. Entah keberuntungan atau bukan, kakaku berada di depanku sehingga pantat montoknya tepat didepan kontolku . Perlahan-lahan kontolku berdiri dan aku yakin kakakku merasakannya. Ketika bus semakin sesak, kontolku makin mendesak pantatnya dan aku pura-pura menoleh ke-arah lain. Tiba-tiba kakakku mengoyangkan pantatnya, karuan aku kenikmatan.
“Dik, kamu kemarin ngapain waktu mbak ke kamar kamu?” katanya “kamu onani yah???” katanya lagi.
Aku diam seribu basa karena malu. “makanya buru-buru cari pacar” katanya.
“Emang kalo ada pacar bisa digini yah?” kataku nekat sabil menonjokkan kontolku dipantatnya.
“Setidaknya ada pelampiasan” timpal kakakku.
“Wah enak dong mbak ada pelampiasan?”tanyaku.
“Tapi ngga sampe gini” kata kakakku lagi sambil menggoyangkan lagi pantatnya.
“Kenapa?” tanyaku.
Sebelum dia menjawab kami sudah sampai tempat tujuan. 
Pada sore hari itu, ketika aku pulang sekolah, kudapat rumah sepi sekali dan perlahan-lahan aku masuk rumah dan ternyata kakakku dan pacarnya sedang diruang tamu saling cium dan saling raba. Aku terus mengintip dari balik pintu, selembar demi selembar pakaian pacar kakakku terlepas sedangkan kakakku masih memakai jilbab dan gamisnya tetapi sudah tersingkap sampai sebatas perut, sehingga terlihat celana dalam hitamnya yang mini dan sexy. Pacarnya sudah tinggal memakai celana dalam saja. Kulihat tangan kakakku menelusup ke dalam celana dalam pacarnya dan meremas serta mengocok kontol pacarnya yang tegang.
Pelan-pelan tangan pacarnya membuka celana dalam kakakku dan terbukalah pantat bahenol nan montok milik kakakku. Pacarnya meremas-remas sambil meringis karena kocokan kakakku pada kontolnya.
“Oh, aku udah ngga tahan” kata pacarnya
“Aku pengen masukin ke memekmu” katanya sambil mendorong kakakku sehingga tertelungkup di sofa.
Ku lihat dia semakin mengangkat baju kakakku tetapi jilbabnya tetap terpasang walau sudah agak kusut dan menindihinya dari belakang. Ia berusaha menyodokan kontolnya ke memek kakakku dari arah belakang. Tapi begitu nempel di pantatnya, kuliha air maninya tumpah ke pantat kakakku.
“Ohhh” dia melenguh dan kakakku menoleh kebelakang
”Kok udah” tanyanya Pacarnya bilang
“Maaf aku ngga tahan” katanya .
Tiba-tiba lampu padam dan telepon HP sang pacar bordering. Di balik pintu aku sedang beronani ria sambil melihat kemontokan tubuh kakakku. Setelah menerima HP, sang pacar menyalakan sebatang lilin kecil diatas lemari dan dia berpakaian dan buru-buru pamit.
“Aku ngga anterin ke depan pintu yah “ kata kakakku sambil tetap tertelungkup di sofa.  Begitu sang pacar hilang , nafsuku sudah ke ubun-ubun, di kegelapan remang-remang aku mendekati kakakku dan setelah dekat, dari jarak kira-kira satu meter aku memandangi bagian belakang tubuh telanjang kakakku, berkali-kali menelan ludah melihat pantat bahenol kakakku.
Karena udah nggak tahan, aku pelan-pelan membuka celanaku sampai copot dan kulihat kontolku yang besar dan panjang berdenyut-denyut minta pelampiasan. Aku langsung menindihnya dari belakang.  Untungnya kakakku mengira sang pacar belum pulang dan masih ingin ngentot dia.
“Aw…., dra kok nggak jadi pulang” tanyanya.
Karena kondisi ruangan sangat gelap sehingga dia tidak menyadari bahwa adiknya sedang berusaha menempelkan kontolnya ke memeknya.
“Aw dra jangan dimasukin aku masih perawan” katanya “Ditempelin aja dra aku masih perawan’ katanya memohon.
Karena aku udah tahan, maka pelan-pelan ku bimbing tangannya untuk menggengam kontolku untuk ditutun ke memeknya.
Begitu dia megang “Dra, kok gede amat sih” katanya heran sambil membimbing kontolku dan menempelkan ke memeknya.
“Gosok pelan-pelan dra”, aku menekan dan gila bener-bener nikmat.
Setelah kira kira dua menit aku menggosokkan kontolku ke memek kakakku akhirnya aku mencapai klimaksnya dan crot…crot..crot… spermaku menyembur ke pantat kakakku.   Aku tetap memeluk tubuh kakakku dan pelan-pelan aku meninggalkannya.
“Dra, mau kemana?” teriaknya.
Aku buru-buru memungut celana dan memasuki kamarku. Celana dalam ku belum kupakai waktu aku rebahan di ranjangku.  Sambil kututupi dengan selimut tipis membayangkan kenikmatan yang barusan terjadi.  Tiba-tiba telepon berdering dan lampu menyala. Kudengar kakaku menerima telepon itu. Dia heran setengah mati karena yang menelepon adalah pacarnya si henra.
“Dra, kok kamu udah ada di rumah lagi jangan main-main yah kamu dimana, udah enak langsung lari”
Beberapa saat kemudian kudengar bunyi telpon dibanting. Dan dikamarku, aku cepat-cepat mematikan lampu dan pura-pura tidur. Semenit kemudian kakakku masuk ke kamarku dan melihat aku tidur berselimut dia menghampriku dan duduk di tepi ranjangku. Di kegelapan kamarku kuintip kakakku masih memakai jilbab yang tadi dia pakai.  Dia ngga berani membagunkanku malahan rebahan disampingku. Kesunyian sekitar 15 menit, kemudian kuintip ternyata kakakku tertidur. Akupun tertidur sampai keesokan harinya.
Setelah kejadian hari itu aku selalu membayangkan betapa enaknya tubuh kakakku meskipun hanya menempelkan dan menggosokan kontolku pada memeknya saja. Pada suatu siang, aku ingin meminjam kaset lagunya. Karena sudah biasa, aku pun masuk tanpa mengetuk pintunya. Dan betapa terkejutnya aku ketika kulihat mbak Desi kakakku sedang tidur-tiduran sambil memejamkan matanya. Tangannya masuk ke dalam celana dalam nya sedangkan jilbab dan bajunya masih terpasang. Bajunya sudah tersingkap sebatas perut. Spontan, ia terkejut ketika melihatku. Aku segera keluar.
Tak sampai satu menit, mbak Desi keluar. Ia memintaku agar merahasiakan hal itu dari ayah ibuku.
Lalu kujawab, “Aku janji ga bakal bilangin hal ini ke ayah ibu koq.”
“Thank’s ya dik.”
“Eh, emangnya onani itu dosa ya?”
Bukan jawaban yang kudapatkan, malah tatapan kakaku yang lain dari biasanya. Bagai disihir, aku diam saja saat dia menempelkan bibirnya ke bibirku. Dilumatnya bibirku dengan lembut. Dikulumnya, lalu lidahnya mulai menembus masuk ke dalam mulutku. Aku segera menarik diri darinya, tapi ia malah memegang tanganku lalu mengarahkannya ke tetekya dan kurasakan betapa empuknya tetek kakakku. Refleks aku berontak karena aku malu.
Tetapi kakakku bilang, "Lakukanlah dik seperti yang kau lakukan tempo hari padaku".
Aku kaget "Ja..jadi mbak tahu apa yang kulakukan pada mbak tempo hari." jawabku gugup.
"Ya" jawab kakakku.
"Maafkan aku mbak..." ucapku
Belum selesai aku berkata, ia sudah melumat bibirku. Dan kali ini lidahnya berhasil memasuki mulutku. Kami berciuman sangat lama. Setelah puas berciuman, Ia malah menarikku ke kamarnya. Disana aku direbahkan, dan ia membuka celana dan celana dalamku. Kakakku tersenyum melihat kontolku yang sudah mengacung tegak. Ukurannya sekitar 18 cm. Lebih panjang dari punya pacar kakakku, Hendra.
Melihat kakakku tersenyum, aku mulai menarik ke atas baju kakakku. Rupanya kakakku sudah membuka BHnya sehingga akupun bisa langsung melihat teteknya yang berukuran 36B itu. Kumulai menyentuh dan meremas tetek kakakku yang lembut sementara baju dan jilbabnya masih terpasang walaupun agak kusut. Kakakku menggelinjang merasakan kenikmatan dan mendesah keenakan. Setelah aku melihat kakakku sudah terangsang, aku membuka celana dalam warna hitam kakakku sehingga kini terpangpanglah memek kakakku yang berbulu lebat tapi halus itu.
Sekarang aku memegang kontolku dan mengarahkannya ke mulutnya. Dia menutup mulutnya rapat-rapat.
"Ayo donk mbak! Isep! Kayak mbak ngelakuinnya buat pacar mbak.”
“Koq kamu tahu?”
“Ya tahu donk..kan aku sering ngintipin mbak begituan ama pacar mbak"
“Ayo mbak.” Rengekku.
Kakakku pun mulai tertantang mempraktekkan kemampuan lidahnya. Kkontolku segera diaremas-rems. Setelah itu dijilati dengan penuh gairah, seolah itu adalah lollipop yang manis. Kakakku pun mulai memasukkan kontolku ke dalam mulutnya. Tidak bisa semua, tapi setidak-tidaknya sudah setengah yamg masuk. Di gigit-gigit kecil kepala kontolku sambil memainkan buah pelirnya.  Akupun memejamkan mata keenakan.
Kakakku melepaskan kontolku dari mulutnya, tangannya mengangkat baju panjangnya dan menempelkan kontolku ke teteknya aku pun membuka mataku. Lalu kuraih kontolku, kuarahkan ke memeknya yang sedari tadi sudah basah. Kugosok-gosokan ke klitorisnya, aku jadi merinding dibuatnya. Desahan tak karuan pun keluar dari mulutku. Di satu sisi aku tahu ini salah, tapi di sisi lain, aku benar-benar menikmatinya.
Setelah puas bermain-main dingan klitorisnya, kemaluanku segera ku arahkan ke lubang memeknya.
Tetapi kakakku bilang "Jangan dimasukan, aku masih perawan. Ditempelkan dan digosokan aja seperti tempo hari"
Akupun mengangguk dan segera ku tempelkan dan kugosokan kontolku ke memek kakakku.  Setelah beberapa saat kontolku ku tekan-tekan ke lubang memek kakakku maka crot...crot.. crott spermaku menyembur di perut kakakku.  Dengan kontol masih menempel di perut kakakku, kami mulai bercumbu lagi, kujilat tetek kakaku sampai perutnya. Setelah itu kami mengambil posisi 69. Aku pun mulai menjilati memeknya yang sudah basah oleh lendir kewanitaannya. Sementara ia menjilati kontolku.   Kami saling berpelukan bugil, setelah puas bermain, kami pun menuju kamar mandi, namun belum sempat bermain di kamar mandi, kudengar suara mobil orangtuaku. Kami cepat-cepat kembali ke kamar dan berpakaian. Saat orangtua kami masuk, aku sudah berpakaian lengkap sedang kakaku pun sudah berpakaian lengkap dengan jilbabnya. Sejujurnya saat itu aku sedang tegang dan gugup. Untunglah orangtuaku tak curiga. Kami pun ternsenyum berdua dengan penuh arti. Sejak saat itu kami saling memuaskan walupun tidak sampai memasukan kontolku kedalam memeknya karena aku takut kakakku kehilangan keperawanannya. Kadang-kadang kami juga main di sofa, di lantai, dan kamar mandi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar